Qorin seseorang yang sudah meninggal dunia tidak memiliki tempat menetap yang tetap seperti manusia. Dalam Islam, ada beberapa pandangan mengenai keberadaan qorin setelah kematian seseorang:
Kembali kepada kelompoknya di kalangan jin
Sebagian ulama berpendapat bahwa qorin adalah jin pendamping yang tetap hidup setelah manusia wafat. Setelah itu, ia kembali kepada komunitas jin atau melanjutkan tugas lain sesuai dengan kehendak Allah.Menggoda manusia lain
Sebagian ulama mengatakan bahwa qorin tetap berkeliaran di dunia dan bisa berusaha menggoda manusia lain, bahkan meniru orang yang telah meninggal untuk menyesatkan keturunannya atau orang yang mengenalnya.Tetap berada di sekitar tempat yang dikenalinya
Ada yang berpendapat bahwa qorin bisa tetap berada di tempat-tempat yang sering dikunjungi oleh manusia yang dulu didampinginya, terutama jika masih ada orang yang memiliki hubungan emosional kuat dengannya.Tidak memiliki peran lagi setelah kematian tuannya
Beberapa ulama mengatakan bahwa tugas qorin selesai setelah manusia yang didampinginya meninggal. Qorin kemudian hidup sebagaimana jin lainnya tanpa lagi terikat pada manusia tertentu.
Namun, yang jelas, qorin bukanlah ruh manusia yang telah meninggal dan tidak bisa menggantikan atau mewakili arwah manusia. Jika ada fenomena makhluk gaib yang menyerupai orang yang sudah meninggal, itu kemungkinan adalah qorin yang mencoba menyesatkan manusia.
Mengenai keberadaan qorin setelah seseorang meninggal dunia berdasarkan dalil-dalil dari Al-Qur'an, Hadits, serta keterangan para ulama.
1. Definisi Qorin dalam Islam
Qorin secara bahasa berarti "pendamping" atau "teman dekat." Dalam konteks Islam, qorin adalah jin yang ditugaskan untuk mendampingi setiap manusia sejak lahir hingga wafat. Qorin ini selalu berusaha menggoda manusia untuk berbuat keburukan, sebagaimana disebutkan dalam hadits:
مَا مِنْكُمْ مِنْ أَحَدٍ إِلَّا وَقَدْ وُكِّلَ بِهِ قَرِينُهُ مِنَ الْجِنِّ
"Tidak seorang pun di antara kalian melainkan telah disertakan kepadanya qorin dari kalangan jin."
(HR. Muslim No. 2814)
Namun, dalam hadits yang sama, Rasulullah ﷺ menjelaskan bahwa qorin beliau telah masuk Islam dan tidak mengajaknya kecuali kepada kebaikan.
2. Keberadaan Qorin Setelah Manusia Meninggal
Dalam berbagai kitab tafsir dan syarah hadits, terdapat beberapa pendapat tentang keberadaan qorin setelah kematian manusia:
A. Kembali ke Kelompoknya di Kalangan Jin
Imam Ibnu Katsir dalam Tafsir al-Qur'an al-Azhim menjelaskan bahwa qorin berasal dari bangsa jin yang bertugas menggoda manusia. Setelah manusia meninggal, qorin tidak mati bersama manusia tersebut, tetapi kembali kepada komunitas jin yang lain.
Dalilnya adalah ayat:
قَالَ قَرِينُهُ رَبَّنَا مَا أَطْغَيْتُهُ وَلَكِن كَانَ فِي ضَلَالٍۢ بَعِيدٍۢ
"Qorin-nya berkata: 'Ya Tuhan kami, aku tidak menyesatkannya, tetapi dialah yang berada dalam kesesatan yang jauh.'"
(QS. Qaf: 27)
Ayat ini menunjukkan bahwa qorin tetap ada setelah manusia meninggal dan bahkan bisa berlepas diri dari tanggung jawab atas dosa manusia yang didampinginya.
B. Tetap Berkeliaran di Dunia dan Menggoda Manusia Lain
Sebagian ulama, seperti Imam al-Qurtubi dalam Tafsir al-Jami' li Ahkam al-Qur'an, berpendapat bahwa qorin bisa tetap berada di dunia setelah manusia meninggal. Ia dapat menggoda manusia lain, menyesatkan keturunannya, atau bahkan menyerupai orang yang telah meninggal untuk menyesatkan orang-orang yang masih hidup.
Dalil yang sering dikaitkan dengan pendapat ini adalah ayat:
إِنَّهُ يَرَاكُمْ هُوَ وَقَبِيلُهُ مِنْ حَيْثُ لَا تَرَوْنَهُمْ
"Sesungguhnya ia (setan) dan golongannya melihat kamu dari suatu tempat yang kamu tidak bisa melihat mereka."
(QS. Al-A'raf: 27)
Ayat ini menunjukkan bahwa jin, termasuk qorin, memiliki kemampuan untuk tetap eksis dan melihat manusia tanpa bisa terlihat.
C. Tinggal di Tempat yang Dikenalinya dan Menyerupai Orang yang Sudah Meninggal
Pendapat ini didukung oleh beberapa kisah pengalaman para ulama dan masyarakat tentang makhluk yang menyerupai orang yang telah meninggal. Imam as-Suyuthi dalam kitabnya Al-Luma’ fi Asma’ wa Shifat al-Jinn menyebutkan bahwa beberapa jin, termasuk qorin, dapat menyerupai orang yang sudah meninggal dan menampakkan diri di tempat-tempat yang biasa didatangi oleh orang tersebut semasa hidup.
Ini sering menjadi sebab adanya fenomena "hantu" atau "penampakan orang yang sudah meninggal." Dalam Islam, ini lebih tepat dianggap sebagai ulah jin yang menipu manusia agar percaya bahwa ruh orang yang meninggal masih bergentayangan.
D. Tidak Memiliki Peran Lagi Setelah Tuannya Meninggal
Beberapa ulama berpendapat bahwa tugas qorin hanya berlaku selama manusia masih hidup. Setelah kematian manusia, tugasnya selesai, dan ia tidak lagi memiliki keterkaitan dengan dunia manusia. Pendapat ini berpegang pada hadits:
إِذَا مَاتَ الْإِنْسَانُ انْقَطَعَ عَمَلُهُ إِلَّا مِنْ ثَلَاثٍ
"Jika seseorang telah meninggal, maka terputuslah amalnya kecuali tiga hal..."
(HR. Muslim No. 1631)
Mereka berargumen bahwa karena qorin adalah bagian dari kehidupan dunia, maka setelah manusia meninggal, ia tidak lagi memiliki tugas atau pengaruh yang sama seperti sebelumnya.
3. Kesimpulan dan Sikap yang Harus Diambil
Dari berbagai pendapat di atas, yang paling kuat adalah bahwa qorin tetap ada setelah kematian manusia dan bisa kembali ke komunitasnya, menggoda manusia lain, atau bahkan menipu manusia dengan menampakkan diri dalam bentuk orang yang sudah meninggal.
Sikap yang harus diambil:
- Tidak percaya bahwa ruh orang yang sudah meninggal bergentayangan → Ini bertentangan dengan ajaran Islam yang menyatakan bahwa ruh orang mati berada di alam Barzakh dan tidak bisa kembali ke dunia.
- Waspada terhadap tipu daya jin → Jika ada penampakan atau gangguan yang menyerupai orang yang sudah meninggal, besar kemungkinan itu adalah jin (termasuk qorin) yang mencoba menyesatkan manusia.
- Berlindung kepada Allah dari gangguan jin dan setan → Membaca doa-doa perlindungan seperti Ayat Kursi (QS. Al-Baqarah: 255), Surah Al-Falaq, dan Surah An-Nas dapat menangkal gangguan jin dan qorin.
Berikut adalah referensi kitab-kitab Islam yang membahas tentang qorin, beserta keterangan lebih rinci mengenai keberadaannya setelah seseorang meninggal dunia.
1. Tafsir Al-Qur'an Mengenai Qorin
Beberapa ayat dalam Al-Qur'an menyinggung tentang qorin, dan ulama tafsir telah menjelaskan maknanya secara mendalam.
A. QS. Qaf: 27
قَالَ قَرِينُهُ رَبَّنَا مَا أَطْغَيْتُهُ وَلَٰكِن كَانَ فِي ضَلَٰلٍۢ بَعِيدٍۢ
"Qorin-nya berkata: 'Ya Tuhan kami, aku tidak menyesatkannya, tetapi dialah yang berada dalam kesesatan yang jauh.'"
▶ Tafsir Ibnu Katsir (Tafsir al-Qur'an al-Azhim, 4/229)
- Ibnu Katsir menjelaskan bahwa qorin adalah jin yang mendampingi manusia di dunia dan selalu membisikkan keburukan. Setelah manusia meninggal, qorin ini akan berlepas diri dari manusia tersebut di hadapan Allah, sebagaimana yang disebutkan dalam ayat di atas.
- Hal ini menunjukkan bahwa qorin tidak ikut mati, melainkan tetap eksis sebagai jin yang kemudian bisa kembali ke komunitas jin lainnya.
▶ Tafsir Al-Qurtubi (Al-Jami’ li Ahkam al-Qur’an, 17/107)
- Al-Qurtubi menjelaskan bahwa qorin akan menyaksikan di Hari Kiamat bahwa dirinya tidak bertanggung jawab atas dosa manusia. Ini mengindikasikan bahwa setelah manusia meninggal, qorin tidak masuk ke alam Barzakh, tetapi tetap hidup di dunia atau kembali ke kelompoknya di kalangan jin.
B. QS. Az-Zukhruf: 36-38
وَمَن يَعْشُ عَن ذِكْرِ ٱلرَّحْمَٰنِ نُقَيِّضْ لَهُۥ شَيْطَٰنًۭا فَهُوَ لَهُۥ قَرِينٌۭ وَإِنَّهُمْ لَيَصُدُّونَهُمْ عَنِ ٱلسَّبِيلِ وَيَحْسَبُونَ أَنَّهُم مُّهْتَدُونَ حَتَّىٰ إِذَا جَآءَنَا قَالَ يَٰلَيْتَ بَيْنِى وَبَيْنَكَ بُعْدَ ٱلْمَشْرِقَيْنِ فَبِئْسَ ٱلْقَرِينُ
"Barang siapa yang berpaling dari peringatan Tuhan Yang Maha Pengasih, Kami adakan baginya setan (yang menyesatkan), maka setan itulah yang menjadi qorin baginya. Dan sesungguhnya, mereka (setan-setan itu) benar-benar menghalangi mereka dari jalan yang benar, sedangkan mereka menyangka bahwa mereka mendapat petunjuk. Hingga ketika (orang yang didampingi qorin itu) datang kepada Kami (di Hari Kiamat), ia berkata, 'Duhai, sekiranya antara aku dan engkau ada jarak sejauh timur dan barat! Maka seburuk-buruk qorin adalah kamu.'"
▶ Tafsir As-Sa'di (Taisir al-Karim ar-Rahman, hlm. 743)
- Syaikh As-Sa'di menjelaskan bahwa qorin dari kalangan setan tetap ada setelah manusia meninggal, tetapi ia tidak memiliki kekuatan untuk menemani manusia di alam Barzakh.
- Setelah kematian manusia, qorin bisa tetap aktif menggoda manusia lain atau kembali kepada kelompoknya.
2. Hadits-Hadits Terkait Qorin
Beberapa hadits juga menjelaskan keberadaan qorin, di antaranya:
A. Hadits Muslim No. 2814
مَا مِنْكُمْ مِنْ أَحَدٍ إِلَّا وَقَدْ وُكِّلَ بِهِ قَرِينُهُ مِنَ الْجِنِّ
"Tidak seorang pun di antara kalian melainkan telah disertakan kepadanya qorin dari kalangan jin."
▶ Penjelasan dalam Syarh Shahih Muslim oleh Imam An-Nawawi
- Qorin ini tetap ada setelah manusia meninggal dan tidak ikut mati.
- Rasulullah ﷺ sendiri memiliki qorin, tetapi qorin beliau masuk Islam, sementara qorin manusia pada umumnya tetap dalam keadaan kafir dan menyesatkan.
B. Hadits tentang Jin Bisa Menyerupai Orang yang Sudah Meninggal
Dalam Shahih Muslim dan beberapa kitab lainnya, terdapat riwayat yang menyebut bahwa jin bisa menyerupai manusia, termasuk yang sudah meninggal:
إِنَّ الشَّيْطَانَ يَتَحَوَّلُ فِي صُوَرَةِ الْإِنْسَانِ
"Sesungguhnya setan dapat berubah dalam wujud manusia."
(HR. Muslim, No. 4712)
▶ Penjelasan dalam Kitab Al-Luma’ fi Asma’ wa Shifat al-Jinn karya Imam As-Suyuthi
- Beberapa jin, termasuk qorin, dapat menyerupai manusia yang telah meninggal dunia untuk menipu orang-orang yang masih hidup.
- Fenomena ini sering terjadi pada keluarga yang kehilangan orang tercinta dan mengira bahwa ruh orang yang meninggal masih bergentayangan, padahal itu adalah jin yang menipu mereka.
3. Pendapat Ulama tentang Keberadaan Qorin setelah Kematian
Berdasarkan referensi di atas, berikut adalah rangkuman pendapat para ulama:
- Ibnu Katsir & Al-Qurtubi → Qorin tetap ada setelah manusia meninggal dan berlepas diri dari manusia tersebut di Hari Kiamat.
- As-Sa'di → Qorin tidak ikut masuk ke alam Barzakh, tetapi tetap eksis di dunia.
- An-Nawawi → Qorin Rasulullah ﷺ masuk Islam, tetapi qorin manusia biasa tetap menyesatkan.
- As-Suyuthi → Qorin bisa menyerupai orang yang sudah meninggal untuk menipu manusia.
4. Kesimpulan dan Sikap yang Harus Diambil
Dari referensi yang telah disampaikan, dapat disimpulkan bahwa:
✅ Qorin tidak ikut mati bersama manusia → Ia tetap hidup sebagai jin setelah manusia wafat.
✅ Qorin bisa kembali ke komunitas jin lain → Ia tidak terikat dengan tugas mendampingi manusia tertentu setelah kematiannya.
✅ Qorin bisa menyerupai manusia yang telah meninggal → Ini menjadi penyebab adanya fenomena "arwah gentayangan" yang sebenarnya adalah jin penipu.
✅ Qorin tidak memiliki kekuatan untuk memasuki alam Barzakh → Ia tidak bisa menemani manusia setelah kematian.
Sikap yang harus diambil:
- Jangan percaya bahwa ruh orang mati masih bergentayangan → Itu hanya tipu daya jin atau qorin.
- Waspada terhadap gangguan jin yang menyerupai orang meninggal → Baca Ayat Kursi, Surah Al-Falaq, dan Surah An-Nas untuk perlindungan.
- Jika ada gangguan, berlindung kepada Allah → Jangan berkomunikasi atau berinteraksi dengan "penampakan" yang menyerupai orang yang sudah meninggal.
Baik, saya akan membahas aspek lain tentang qorin secara lebih mendalam, termasuk sifatnya, perannya dalam kehidupan manusia, interaksinya dengan manusia setelah kematian, serta bagaimana cara melindungi diri dari pengaruh buruknya.
1. Hakikat dan Sifat Qorin
A. Asal-Usul Qorin
- Qorin adalah jin yang ditugaskan untuk mendampingi setiap manusia sejak lahir hingga wafat.
- Mayoritas qorin berasal dari golongan setan (jin kafir) yang tugasnya adalah menggoda manusia agar jauh dari kebaikan.
B. Sifat Qorin
- Tidak tampak oleh manusia
→ Sebagaimana jin pada umumnya, qorin tidak bisa dilihat oleh manusia kecuali dalam kondisi tertentu atau jika Allah mengizinkan. - Selalu menggoda manusia ke arah keburukan
→ Sebagaimana disebut dalam HR. Muslim No. 2814, qorin selalu membisikkan keburukan kecuali pada Rasulullah ﷺ, yang qorin-nya telah masuk Islam. - Memiliki kemampuan meniru suara dan bentuk manusia
→ Inilah sebabnya qorin bisa menyerupai orang yang telah meninggal untuk menipu keluarga atau orang terdekatnya. - Tidak ikut mati saat manusia meninggal
→ Qorin tetap hidup setelah manusia meninggal dan bisa melakukan berbagai aktivitas lain.
2. Peran Qorin dalam Kehidupan Manusia
A. Membisikkan Godaan dan Was-Was
- Qorin sering kali membuat manusia ragu dalam ibadah dan memunculkan perasaan was-was.
- Contohnya adalah perasaan ragu saat berwudhu atau shalat, atau munculnya pikiran negatif tanpa sebab yang jelas.
B. Mempengaruhi Mimpi
- Beberapa mimpi buruk atau mimpi menyesatkan bisa berasal dari qorin yang ingin menakut-nakuti atau menyesatkan manusia.
- Rasulullah ﷺ bersabda:
"Mimpi itu ada tiga macam: mimpi dari Allah, mimpi dari setan, dan mimpi dari diri sendiri."
(HR. Bukhari No. 6499, Muslim No. 2263) - Mimpi yang berasal dari qorin sering kali mengandung unsur ketakutan, kecemasan, atau godaan untuk melakukan maksiat.
C. Menyerupai Orang yang Sudah Meninggal
- Qorin memiliki kemampuan untuk menyerupai manusia yang sudah meninggal.
- Hal ini sering menimbulkan kepercayaan bahwa ruh orang meninggal masih berkeliaran di dunia, padahal itu hanyalah tipu daya qorin.
- Imam Ibnu Taimiyyah dalam Majmu’ Fatawa menjelaskan bahwa fenomena ini banyak terjadi pada orang yang kurang memahami akidah Islam.
3. Hubungan Qorin dengan Alam Gaib setelah Kematian Manusia
A. Qorin Tidak Masuk ke Alam Barzakh
- Dalam Islam, ketika manusia meninggal, ruhnya akan berada di alam Barzakh, dan tidak kembali ke dunia.
- Qorin tidak termasuk dalam sistem Barzakh karena ia adalah makhluk jin yang tetap berada di dunia.
B. Qorin Bisa Berusaha Menggoda Keturunan atau Keluarga Orang yang Sudah Meninggal
- Setelah seseorang meninggal, qorin dapat tetap berada di sekitar rumah atau lingkungan tempat orang tersebut tinggal.
- Terkadang, qorin bisa menggoda anggota keluarga dengan cara membuat mereka merasa seolah-olah arwah orang yang meninggal masih ada.
C. Qorin Bisa Menggunakan Pengetahuan tentang Manusia yang Didampinginya
- Karena qorin telah mendampingi seseorang seumur hidup, ia mengetahui kebiasaan, suara, dan rahasia pribadi manusia tersebut.
- Itulah sebabnya ketika seseorang mengklaim bisa "memanggil arwah" seseorang, yang datang sebenarnya adalah jin (termasuk qorin) yang menipu dengan meniru suara dan perilaku orang tersebut.
4. Cara Melindungi Diri dari Pengaruh Qorin
A. Membaca Ayat Kursi
- Rasulullah ﷺ bersabda tentang Ayat Kursi (QS. Al-Baqarah: 255):
"Barang siapa membacanya sebelum tidur, maka Allah akan mengutus malaikat penjaga baginya, dan setan tidak akan mendekatinya hingga pagi."
(HR. Bukhari No. 2311)
B. Membaca Surah Al-Falaq dan An-Nas
- Kedua surah ini dikenal sebagai surah perlindungan dari gangguan jin dan qorin.
- Rasulullah ﷺ sering membaca kedua surah ini sebelum tidur.
C. Meningkatkan Keimanan dan Ketaatan kepada Allah
- Semakin dekat seseorang kepada Allah, semakin lemah pengaruh qorin terhadapnya.
- Membiasakan dzikir pagi dan petang akan membuat qorin sulit mempengaruhi hati dan pikiran.
D. Menghindari Kesyirikan dan Praktek Pemanggilan Arwah
- Jika ada seseorang yang mengaku bisa berkomunikasi dengan arwah orang mati, kemungkinan besar ia berinteraksi dengan qorin atau jin lain yang menipu manusia.
- Islam melarang praktik sihir dan perdukunan karena dapat melibatkan interaksi dengan jin yang menyesatkan.
5. Pandangan Ulama tentang Qorin dalam Konteks Kejadian Supranatural
A. Imam Ibnu Taimiyyah (Majmu’ Fatawa, 4/275)
- Jin (termasuk qorin) sering kali menjadi penyebab fenomena supranatural, seperti "roh gentayangan," suara-suara aneh, atau "hantu."
- Orang yang tidak memahami aqidah dengan baik sering kali terjebak dalam kepercayaan bahwa itu adalah ruh orang yang sudah meninggal.
B. Imam As-Suyuthi (Al-Luma’ fi Asma’ wa Shifat al-Jinn)
- Jin dan qorin dapat berinteraksi dengan manusia dalam bentuk penampakan atau suara.
- Oleh karena itu, Islam menekankan perlindungan dari gangguan jin dengan cara memperkuat iman dan membaca ayat-ayat perlindungan.
Kesimpulan
- Qorin adalah jin yang selalu mendampingi manusia sejak lahir hingga wafat.
- Setelah manusia meninggal, qorin tidak ikut mati dan tetap berada di dunia.
- Qorin bisa menyerupai manusia yang telah meninggal untuk menyesatkan orang yang masih hidup.
- Qorin tidak memiliki kekuatan untuk masuk ke alam Barzakh, tetapi bisa tetap berkeliaran di dunia dan menggoda manusia lain.
- Qorin memiliki kemampuan untuk meniru suara, perilaku, dan kebiasaan orang yang telah meninggal.
- Melindungi diri dari pengaruh qorin bisa dilakukan dengan membaca Ayat Kursi, Surah Al-Falaq, An-Nas, dan mendekatkan diri kepada Allah.
- Islam melarang praktik pemanggilan arwah karena itu adalah tipu daya jin yang menyamar sebagai orang yang sudah meninggal.
Pembahasan qorin dengan lebih dalam, mencakup beberapa aspek berikut:
- Perbedaan Qorin dengan Ruh Manusia
- Bagaimana Qorin Bisa Menipu Manusia?
- Hubungan Qorin dengan Sihir dan Perdukunan
- Kisah-kisah Ulama tentang Qorin
- Apakah Qorin Bisa Masuk Islam dan Berbuat Baik?
1. Perbedaan Qorin dengan Ruh Manusia
Banyak orang keliru mengira bahwa qorin adalah ruh manusia yang masih bergentayangan setelah kematian. Padahal dalam Islam, ruh manusia dan qorin memiliki perbedaan mendasar:
Kesimpulan:
- Jika seseorang mengaku melihat atau berkomunikasi dengan "ruh orang yang telah meninggal," maka itu bukan ruh manusia, melainkan jin (termasuk qorin) yang menyamar.
- Ruh manusia tidak bisa kembali ke dunia setelah meninggal.
2. Bagaimana Qorin Bisa Menipu Manusia?
A. Menyamar sebagai Arwah Orang yang Sudah Meninggal
- Jin (termasuk qorin) dapat menyerupai wajah, suara, dan gerakan orang yang sudah meninggal.
- Fenomena ini sering terjadi dalam pengalaman orang-orang yang mengaku melihat "arwah" keluarga mereka yang telah meninggal.
B. Menggunakan Pengetahuan tentang Kehidupan Manusia yang Didampinginya
- Qorin telah mendampingi seseorang sejak lahir, sehingga mengetahui semua kebiasaannya, rahasia, bahkan suara dan gaya bicaranya.
- Oleh karena itu, ketika ada orang yang "kesurupan" dan berbicara seperti orang yang telah meninggal, itu hanyalah jin yang meniru karena memiliki informasi yang cukup.
C. Menggoda Lewat Mimpi
- Mimpi tentang orang yang telah meninggal sering kali digunakan oleh qorin untuk menyesatkan manusia.
- Tanda-tanda mimpi yang berasal dari qorin biasanya:
- Berisi ketakutan atau kesedihan berlebihan.
- Memunculkan perintah yang bertentangan dengan syariat (misalnya meminta seseorang menyembah kuburan atau melakukan ritual aneh).
Hadits Rasulullah ﷺ (HR. Bukhari No. 6499):
"Mimpi itu ada tiga macam:
- Mimpi dari Allah,
- Mimpi dari setan,
- Mimpi dari diri sendiri."
Jika mimpi berasal dari qorin, sebaiknya segera membaca Ayat Kursi, Surah Al-Falaq, dan Surah An-Nas.
3. Hubungan Qorin dengan Sihir dan Perdukunan
Qorin sering terlibat dalam praktik perdukunan, karena mereka memiliki informasi tentang manusia yang telah meninggal.
A. Qorin dalam Ritual Pemanggilan Arwah
- Dukun sering mengklaim bisa "memanggil arwah" seseorang.
- Yang sebenarnya terjadi adalah qorin dari orang yang telah meninggal berkomunikasi dengan dukun tersebut, bukan ruh orang yang meninggal.
- Islam melarang praktik ini karena termasuk tipu daya jin dan sihir.
Firman Allah (QS. Al-Jin: 6):
"Dan sesungguhnya ada beberapa orang laki-laki di antara manusia meminta perlindungan kepada beberapa laki-laki di antara jin, maka jin-jin itu menambah bagi mereka dosa dan kesalahan."
B. Qorin dalam Ilmu Sihir
- Sebagian dukun bekerja sama dengan qorin untuk mengetahui rahasia seseorang.
- Dalam beberapa kasus, qorin dapat digunakan untuk mengirimkan was-was atau gangguan kepada seseorang agar mengalami ketakutan atau kecemasan.
- Oleh karena itu, perlindungan diri dengan dzikir dan bacaan Al-Qur'an sangat penting.
4. Kisah-Kisah Ulama tentang Qorin
A. Kisah Imam Ahmad bin Hanbal dan Jin yang Menyamar
Imam Ahmad bin Hanbal pernah bertemu seseorang yang mengaku sebagai ruh seorang wali yang telah meninggal. Imam Ahmad segera membaca Ayat Kursi, dan sosok tersebut langsung lenyap.
→ Ini menunjukkan bahwa jin (termasuk qorin) dapat menipu manusia dengan berpura-pura sebagai ruh orang yang telah meninggal.
B. Kisah Ibnu Taimiyyah tentang Gangguan Qorin
Dalam Majmu’ Fatawa, Ibnu Taimiyyah menjelaskan bahwa banyak kasus "kesurupan arwah" sebenarnya adalah jin yang mengganggu manusia.
→ Dalam salah satu kasus, seseorang yang mengaku kerasukan arwah ayahnya ternyata kesurupan jin yang meniru suara dan perilaku sang ayah.
C. Kisah Orang yang Melihat "Hantu" di Kuburan
Banyak kisah di mana seseorang melihat sosok yang menyerupai orang yang telah meninggal di sekitar kuburan.
→ Jika diperiksa dengan ilmu Islam, itu hanyalah qorin yang belum kembali ke komunitas jin dan masih berada di sekitar tempat kematian orang yang didampinginya.
5. Apakah Qorin Bisa Masuk Islam dan Berbuat Baik?
Sebagian ulama menyebutkan bahwa qorin bisa masuk Islam, sebagaimana disebutkan dalam hadits:
HR. Muslim No. 2814:
"Setiap kalian memiliki qorin dari kalangan jin. Rasulullah ﷺ bersabda, 'Aku juga memiliki qorin, tetapi Allah menolongku sehingga dia masuk Islam dan hanya membisikkan kebaikan kepadaku.'"
Pandangan Ulama:
- Mayoritas qorin adalah jin kafir → Mereka tidak masuk Islam dan terus berusaha menyesatkan manusia.
- Sebagian qorin bisa masuk Islam → Namun ini adalah pengecualian, sebagaimana yang terjadi pada qorin Rasulullah ﷺ.
Kesimpulan Akhir
- Qorin tidak mati bersama manusia, tetapi tetap hidup di dunia setelah kematian manusia tersebut.
- Qorin bisa menipu manusia dengan menyamar sebagai orang yang telah meninggal.
- Ruh manusia masuk ke alam Barzakh, sedangkan qorin tetap berada di dunia.
- Fenomena "arwah gentayangan" sering kali adalah qorin yang meniru manusia yang telah meninggal.
- Praktik pemanggilan arwah sebenarnya adalah interaksi dengan jin atau qorin, bukan dengan ruh manusia.
- Qorin sering terlibat dalam sihir dan perdukunan karena memiliki informasi lengkap tentang manusia yang didampinginya.
- Perlindungan dari gangguan qorin dapat dilakukan dengan membaca Ayat Kursi, Surah Al-Falaq, Surah An-Nas, dan memperbanyak dzikir.
- Mayoritas qorin adalah jin kafir, tetapi dalam kasus tertentu, qorin bisa masuk Islam (seperti qorin Rasulullah ﷺ).
0 komentar:
Posting Komentar