Nasihat Hikmah Ramadan dari Syaikh Abu Shalih Hamdun Al-Qashshar An-Naysaburi
Syaikh Abu Shalih Hamdun Al-Qashshar An-Naysaburi adalah seorang ulama sufi yang dikenal dengan kezuhudan dan kebijaksanaannya dalam mendidik hati manusia. Beliau banyak memberikan nasihat tentang keikhlasan, amal tersembunyi, dan pentingnya menjaga hati dalam beribadah.
Berikut nasihat beliau tentang Ramadan, beserta sumbernya:
1️⃣ Keutamaan Menyembunyikan Amal di Bulan Ramadan
Beliau berkata:
"Dasar dari kebaikan adalah menyembunyikan amal kebajikan, dan dasar dari kebinasaan adalah menyukai pujian manusia."
📖 Sumber: Hilyat al-Awliya' karya Abu Nu’aim al-Asbahani
✨ Pesan:
✅ Ramadan adalah waktu untuk meningkatkan ibadah secara tulus, tanpa mengharapkan pujian orang lain.
✅ Amal yang tersembunyi lebih berharga di sisi Allah dibandingkan amal yang dipamerkan.
2️⃣ Hanya Orang yang Ikhlas yang Akan Mendapatkan Cahaya Ramadan
Beliau berkata:
"Barang siapa yang memperbaiki kesunyiannya bersama Allah, maka Allah akan memperbaiki lahiriyahnya di hadapan manusia."
📖 Sumber: Shifat ash-Shafwah karya Ibnu al-Jawzi
✨ Pesan:
✅ Ramadan adalah waktu untuk introspeksi diri dan memperbaiki hubungan dengan Allah.
✅ Keikhlasan dalam ibadah akan berdampak pada kehidupan dunia dan akhirat.
3️⃣ Kesabaran dalam Puasa Membawa Kemuliaan
Beliau berkata:
"Tidaklah seseorang mencapai derajat tinggi di sisi Allah kecuali dengan kesabaran terhadap hawa nafsunya."
📖 Sumber: Hilyat al-Awliya’ karya Abu Nu’aim al-Asbahani
✨ Pesan:
✅ Ramadan adalah ujian kesabaran, baik dalam menahan lapar maupun dalam menjaga akhlak.
✅ Orang yang bersabar dalam menjalani ibadah akan mendapatkan kemuliaan di sisi Allah.
4️⃣ Keutamaan Menahan Amarah di Bulan Ramadan
Beliau berkata:
"Kemarahan adalah api yang membakar hati, dan hanya orang yang memadamkannya yang akan mendapatkan cahaya di hari kiamat."
📖 Sumber: Kitab at-Tazkiyah karya Abu Thalib al-Makki
✨ Pesan:
✅ Ramadan adalah momen untuk mengendalikan emosi dan memperbaiki akhlak.
✅ Menahan amarah di bulan Ramadan akan mendatangkan ketenangan dan keberkahan.
5️⃣ Keberkahan Ramadan Ada dalam Sedekah yang Tulus
Beliau berkata:
"Orang yang paling bahagia adalah dia yang memberi tanpa mengharap balasan, karena sedekahnya diterima Allah sebelum sampai ke tangan penerimanya."
📖 Sumber: Shifat ash-Shafwah karya Ibnu al-Jawzi
✨ Pesan:
✅ Ramadan adalah bulan sedekah, tetapi sedekah yang paling utama adalah yang dilakukan dengan ikhlas.
✅ Keberkahan sedekah akan terasa baik di dunia maupun di akhirat.
Kesimpulan: Pelajaran dari Syaikh Hamdun Al-Qashshar untuk Ramadan
✅ Lakukan ibadah dengan ikhlas, tanpa mengharap pujian manusia.
✅ Jadikan Ramadan sebagai waktu untuk memperbaiki hubungan dengan Allah.
✅ Sabar dalam puasa dan menahan hawa nafsu akan mengangkat derajat di sisi Allah.
✅ Menahan amarah dan menjaga akhlak lebih berat daripada menahan lapar dan haus.
✅ Bersedekahlah dengan tulus, karena Allah menerima sedekah sebelum sampai ke penerima.
Semoga nasihat dari Syaikh Abu Shalih Hamdun Al-Qashshar An-Naysaburi ini menjadi motivasi bagi kita untuk menjalani Ramadan dengan lebih bermakna!
Syaikh Abu Shalih Hamdun Al-Qashshar An-Naysaburi
1. Pendahuluan: Siapakah Syaikh Hamdun Al-Qashshar?
Syaikh Abu Shalih Hamdun bin Ahmad bin ‘Umar Al-Qashshar An-Naysaburi (wafat 271 H / 884 M) adalah seorang sufi besar dari Naysabur, Persia (Iran modern).
Beliau dikenal sebagai pelopor ajaran "Malāmah" dalam tasawuf dan merupakan salah satu sufi yang sangat berpengaruh dalam perkembangan spiritual di zamannya.
Selain itu, ia juga dikenal karena zuhud yang mendalam, ketajaman pandangan spiritual, serta hikmah dalam ucapannya.
2. Kehidupan dan Perjalanan Spiritual
A. Kelahiran dan Masa Muda
Hamdun Al-Qashshar lahir di Naysabur, Persia pada abad ke-3 Hijriyah.
Sejak kecil, beliau sudah dikenal memiliki kecerdasan luar biasa dan hati yang condong kepada dunia spiritual.
Ia banyak berguru kepada ulama besar di wilayah Khurasan, terutama dalam bidang:
- Fiqih (hukum Islam)
- Hadis (ilmu tentang riwayat Nabi ﷺ)
- Tasawuf (ilmu penyucian jiwa)
Semakin dewasa, hatinya semakin condong kepada jalan tasawuf yang menekankan ketulusan dan kebersihan hati.
B. Guru dan Murid-Muridnya
Hamdun Al-Qashshar belajar kepada banyak ulama dan sufi besar pada zamannya.
Beberapa guru yang berpengaruh dalam hidupnya antara lain:
- Syaikh Sahl bin Abdullah At-Tustari – Mengajarkan konsep zuhud dan makrifat.
- Para sufi di Naysabur dan Khurasan – Memperdalam konsep keikhlasan dalam ibadah.
Di sisi lain, ia juga memiliki banyak murid yang kemudian menjadi sufi besar, seperti:
- Abu Utsman Al-Hiri
- Abu Ali Ad-Daqqaq
Murid-muridnya menyebarkan ajaran ketulusan dalam ibadah dan zuhud sejati.
C. Penyebaran Ajaran di Naysabur
Sebagai seorang sufi, Hamdun Al-Qashshar banyak berdakwah di Naysabur dan wilayah Khurasan.
Beliau dikenal sebagai seorang yang sederhana, tidak suka popularitas, dan hanya ingin mengajak manusia kepada Allah tanpa mencari pengakuan.
Namun, meskipun tidak mencari ketenaran, banyak orang yang datang kepadanya untuk mengambil ilmu dan hikmah.
3. Ajaran dan Konsep Spiritual
A. Malāmah: Jalan Sufi yang Tersembunyi
Hamdun Al-Qashshar adalah pelopor konsep "Malāmah" dalam tasawuf.
Apa itu Malāmah?
- Malāmah berasal dari kata "malām" (celaan).
- Konsep ini mengajarkan untuk tidak mencari pujian dalam amal dan tidak takut celaan manusia.
Menurut Hamdun, seorang sufi sejati tidak peduli apakah ia dipuji atau dicela, karena tujuannya hanya Allah.
Beliau berkata:
"Orang yang mencintai Allah tidak akan sibuk dengan pujian atau celaan manusia."
Ajaran ini bertentangan dengan kecenderungan manusia yang ingin dihormati dan dipuji.
B. Keikhlasan dalam Ibadah
Hamdun Al-Qashshar sangat menekankan pentingnya keikhlasan dalam ibadah.
Beliau berkata:
"Orang yang ikhlas adalah orang yang tidak melihat amalnya sendiri."
Baginya, amal yang dilakukan karena ingin dilihat atau dipuji manusia tidak ada nilainya di sisi Allah.
C. Zuhud dan Wara’
Hamdun sangat keras terhadap dirinya sendiri dalam masalah zuhud (meninggalkan dunia) dan wara’ (hati-hati dalam agama).
Ia menolak kehidupan mewah dan berkata:
"Dunia ini adalah ujian, bukan tempat bersenang-senang."
Baginya, seorang sufi sejati tidak boleh terikat dengan cinta dunia, tetapi harus selalu menjaga hatinya hanya untuk Allah.
D. Tawakal kepada Allah
Hamdun mengajarkan bahwa seorang mukmin harus memiliki tawakal yang kuat kepada Allah.
Beliau berkata:
"Tawakal bukan berarti meninggalkan usaha, tetapi menyerahkan hasilnya sepenuhnya kepada Allah."
Baginya, usaha adalah kewajiban, tetapi hati harus tetap bersandar kepada Allah.
4. Kata-Kata Mutiara Hamdun Al-Qashshar
A. Tentang Keikhlasan
- "Ikhlas adalah ketika engkau tidak merasa telah berbuat baik."
- "Jangan biarkan amalmu menjadi hijab antara dirimu dan Allah."
- "Seorang sufi sejati adalah yang beribadah hanya karena Allah, bukan karena ingin surga atau takut neraka."
B. Tentang Malāmah
- "Jangan mencari pujian manusia dalam ibadahmu, karena itu hanya akan merusak hatimu."
- "Sufi yang sejati adalah yang tidak peduli dengan pujian atau celaan manusia."
- "Jangan takut dicela karena kebenaran, dan jangan gembira karena dipuji manusia."
C. Tentang Zuhud
- "Orang yang cinta dunia tidak akan pernah merasa puas."
- "Dunia adalah bayangan yang akan hilang, jangan biarkan hatimu terikat padanya."
- "Seorang sufi bukanlah yang tidak memiliki dunia, tetapi yang dunia tidak memiliki hatinya."
D. Tentang Tawakal
- "Jangan takut miskin jika hatimu bergantung kepada Allah."
- "Tawakal bukan berarti malas, tetapi berusaha dengan keyakinan penuh kepada Allah."
- "Orang yang bertawakal tidak akan pernah kecewa dengan ketentuan Allah."
5. Wafat dan Warisan Spiritual
A. Wafatnya Hamdun Al-Qashshar
Syaikh Hamdun Al-Qashshar wafat pada 271 H (884 M).
Beliau meninggal dalam keadaan sederhana, tanpa meninggalkan harta dunia, tetapi mewariskan lautan hikmah yang terus dikenang hingga hari ini.
B. Pengaruh di Kalangan Sufi
Ajarannya menjadi dasar bagi banyak sufi setelahnya, terutama dalam konsep:
- Keikhlasan yang murni dalam ibadah.
- Menjauhi pencitraan dan popularitas dalam agama.
- Menjadikan pujian dan celaan manusia sebagai sesuatu yang tidak penting.
Di antara sufi yang terpengaruh oleh ajarannya adalah:
- Junaid Al-Baghdadi
- Bishr Al-Hafi
- Abu Hafs Al-Haddad
C. Pengaruh dalam Dunia Tasawuf
Ajaran Malāmah yang ia pelopori kemudian berkembang dalam berbagai tarekat sufi, terutama yang menekankan zuhud, keikhlasan, dan tawakal.
Banyak ulama dan sufi mengutip kata-kata hikmahnya sebagai inspirasi bagi mereka yang ingin mencapai makrifat yang sejati.
Kesimpulan: Mengapa Hamdun Al-Qashshar Begitu Istimewa?
- Pelopor ajaran Malāmah dalam tasawuf.
- Mengajarkan keikhlasan murni tanpa mencari pengakuan.
- Menekankan pentingnya zuhud dan tidak terikat pada dunia.
- Menjaga hatinya hanya untuk Allah, tanpa peduli dengan pujian atau celaan manusia.
Syaikh Hamdun Al-Qashshar adalah teladan bagi siapa saja yang ingin mencapai ketulusan sejati dalam ibadah.
0 komentar:
Posting Komentar