Jumat, 07 Maret 2025

23. Nasihat Syaikh Abul Abbas Al-Mursi

 

Nasihat Syaikh Abul Abbas Al-Mursi

Nasihat Syaikh Abul Abbas Al-Mursi tentang Keberuntungan dan Kemenangan di Bulan Ramadhan

Syaikh Abul Abbas Ahmad bin Umar Al-Ansari Al-Mursi (w. 686 H / 1287 M) adalah seorang wali besar, murid utama Syaikh Abu Hasan Asy-Syadzili, dan penerus Thariqah Syadziliyah. Beliau dikenal dengan kedalaman ilmu tasawufnya, kecintaannya kepada Rasulullah ﷺ, serta petunjuknya bagi murid-muridnya dalam mencapai kesempurnaan ruhani.

Berikut adalah beberapa nasihat Syaikh Abul Abbas Al-Mursi yang bisa menjadi bekal kemenangan dan keberuntungan sejati di bulan Ramadhan, beserta sumbernya:


1️⃣ "Puasa yang Sempurna Adalah yang Membakar Sifat Buruk dalam Diri"

Beliau berkata:

"Puasa bukan sekadar menahan makan dan minum, tetapi menahan segala sesuatu yang menjauhkanmu dari Allah. Jika puasamu tidak bisa membakar hawa nafsumu, maka engkau hanya sekadar lapar dan dahaga."

📖 Sumber: Latha'if al-Minan karya Ibnu Atha'illah as-Sakandari

Pesan:
Gunakan Ramadhan untuk membakar sifat buruk dalam diri.
Jangan hanya menahan lapar, tapi juga kendalikan hawa nafsu.


2️⃣ "Ramadhan adalah Bulan untuk Mencapai Makrifatullah"

Beliau berkata:

"Bulan Ramadhan adalah bulan ilmu bagi hati. Barang siapa yang ingin meraih makrifatullah (mengenal Allah), hendaklah ia memperbanyak tafakkur, dzikir, dan menghindari segala yang sia-sia."

📖 Sumber: Qawa’id at-Tashawwuf

Pesan:
Gunakan Ramadhan untuk memperdalam makrifat kepada Allah.
Hindari waktu yang terbuang sia-sia dengan memperbanyak dzikir dan tafakkur.


3️⃣ "Bersedekah di Bulan Ramadhan Mengundang Rahmat Allah"

Beliau berkata:

"Di antara tanda seorang hamba yang dicintai Allah adalah ia memperbanyak sedekah di bulan Ramadhan, karena dengan sedekah, Allah menghapus dosa dan menambah keberkahan dalam hidupnya."

📖 Sumber: Latha'if al-Minan

Pesan:
Sedekah di bulan Ramadhan adalah tanda kecintaan Allah kepada kita.
Jangan sia-siakan kesempatan besar ini untuk berbagi dan mendapatkan keberkahan.


4️⃣ "Keikhlasan dalam Ibadah adalah Kunci Kemenangan"

Beliau berkata:

"Siapa yang beribadah dengan ikhlas di bulan Ramadhan, Allah akan membukakan baginya pintu-pintu kemenangan yang tak terbayangkan."

📖 Sumber: Al-Hikam karya Ibnu Atha’illah as-Sakandari

Pesan:
Jangan beribadah hanya karena kebiasaan, tapi lakukan dengan ikhlas.
Ikhlaskan hati dalam setiap ibadah agar mendapatkan kemenangan hakiki.


5️⃣ "Bangun di Sepertiga Malam untuk Meraih Kemuliaan"

Beliau berkata:

"Barang siapa yang ingin mendapatkan cahaya hati, hendaklah ia bangun di sepertiga malam terakhir, menghadap Allah dengan kerendahan hati, dan memohon ampunan dengan penuh harapan."

📖 Sumber: Latha'if al-Minan

Pesan:
Jangan sia-siakan waktu sahur dan sepertiga malam terakhir.
Gunakan untuk beribadah, berdoa, dan memohon ampunan kepada Allah.


Kesimpulan: Pelajaran dari Syaikh Abul Abbas Al-Mursi untuk Ramadhan

Puasa yang sempurna adalah yang membakar sifat buruk dalam diri.
Gunakan Ramadhan untuk mendekatkan diri kepada Allah dan meraih makrifat.
Perbanyak sedekah, karena itu tanda cinta Allah kepada kita.
Keikhlasan dalam ibadah adalah kunci kemenangan sejati.
Bangun di sepertiga malam terakhir untuk meraih kemuliaan.

Semoga nasihat dari Syaikh Abul Abbas Al-Mursi ini menjadi motivasi untuk meraih kemenangan dan keberuntungan sejati di bulan Ramadhan!



Syaikh Abul Abbas Al-Mursi: Pewaris Ilmu Syaikh Abu Al-Hasan Asy-Syadzili

1. Pendahuluan

Syaikh Abul Abbas Al-Mursi (wafat 686 H / 1287 M) adalah seorang sufi besar yang menjadi penerus dan pewaris utama Thariqah Syadziliyyah, setelah gurunya Syaikh Abu Al-Hasan Asy-Syadzili.

  • Seorang wali Allah yang memiliki banyak karomah dan ilmu makrifat yang mendalam.
  • Dikenal sebagai Qutb pada zamannya, membimbing murid-murid dalam ilmu tasawuf.
  • Menyebarkan ajaran Thariqah Syadziliyyah ke berbagai penjuru dunia Islam.

2. Latar Belakang dan Pendidikan

  • Lahir pada tahun 616 H / 1219 M di Murcia, Spanyol (Andalusia).
  • Nama lengkapnya: Abu Al-Abbas Ahmad bin Umar bin Muhammad Al-Mursi.
  • Beliau berasal dari keluarga yang kaya dan terpelajar serta dididik dalam ilmu agama sejak kecil.
  • Saat masih muda, keluarganya mengungsi dari Spanyol ke Tunisia karena konflik politik dan perang di Andalusia.
  • Di Tunisia, beliau bertemu dengan Syaikh Abu Al-Hasan Asy-Syadzili dan menjadi muridnya yang paling setia.
  • Setelah gurunya wafat, beliau meneruskan kepemimpinan Thariqah Syadziliyyah.

3. Perjalanan Spiritual dan Ilmu Tasawuf

Syaikh Abul Abbas Al-Mursi mendalami tasawuf, fiqh, tafsir, dan hadis, serta memiliki pemahaman mendalam tentang makrifatullah (pengenalan kepada Allah).

  • Beliau mengajarkan pendekatan tasawuf yang tidak berlebihan dalam uzlah (menjauh dari dunia), tetapi tetap aktif di masyarakat.
  • Menanamkan keseimbangan antara syariat, tarekat, dan hakikat.
  • Menekankan dzikir sebagai jalan utama menuju Allah.
  • Menyebarkan ajaran Thariqah Syadziliyyah di Mesir, Maghrib, dan wilayah sekitarnya.

4. Nasihat dan Ajaran Tasawufnya

Syaikh Abul Abbas Al-Mursi sering memberikan nasihat bijak kepada murid-muridnya, di antaranya:

  1. "Jika engkau melihat seseorang diberikan keistimewaan dalam bentuk karomah, jangan tertipu. Tetapi lihatlah bagaimana ia menjaga syariatnya. Jika ia berpegang teguh pada syariat, maka itu tanda kewaliannya."
  2. "Siapa yang melihat Allah dalam segala sesuatu, berarti ia adalah seorang arif (orang yang mengenal Allah)."
  3. "Janganlah engkau mencari Allah di luar dirimu, karena Allah lebih dekat kepadamu daripada dirimu sendiri."
  4. "Jika Allah membukakan untukmu pintu makrifat, maka jangan pedulikan apa pun selain-Nya."
  5. "Kedudukan seorang hamba di sisi Allah ditentukan oleh seberapa dalam ia mengenal-Nya."

5. Karomah dan Keistimewaannya

Syaikh Abul Abbas Al-Mursi dikenal memiliki banyak karomah (kelebihan spiritual) yang luar biasa, di antaranya:

  • Dapat mengetahui isi hati murid-muridnya tanpa diberitahu.
  • Mampu merasakan peristiwa di tempat lain seolah-olah beliau ada di sana.
  • Selalu dalam keadaan melihat Rasulullah ﷺ dalam setiap waktu.
  • Doanya selalu dikabulkan, dan banyak orang yang sembuh dari penyakit setelah meminta doanya.
  • Dapat mengajarkan ilmu hakikat tanpa perlu membaca kitab, karena Allah langsung mengilhaminya.

6. Wafat dan Warisan Ilmu

  • Syaikh Abul Abbas Al-Mursi wafat pada tahun 686 H / 1287 M di Alexandria, Mesir.
  • Makamnya di Alexandria menjadi tempat ziarah dan sumber keberkahan bagi umat Islam.
  • Muridnya yang terkenal, Syaikh Ibnu Atha’illah As-Sakandari, menulis banyak kitab tentang ajarannya.
  • Ajaran Thariqah Syadziliyyah tetap hidup dan berkembang hingga saat ini.

7. Kesimpulan: Warisan Besar Syaikh Abul Abbas Al-Mursi

Seorang wali besar dan Qutb pada zamannya.
Penerus utama Syaikh Abu Al-Hasan Asy-Syadzili dalam Thariqah Syadziliyyah.
Menanamkan keseimbangan antara syariat, tarekat, dan hakikat.
Memiliki banyak karomah dan ilmu makrifat yang mendalam.
Murid-muridnya menyebarkan tasawuf yang tetap hidup hingga kini.

Semoga Allah merahmati Syaikh Abul Abbas Al-Mursi dan memberi kita manfaat dari ilmunya.


0 komentar:

Posting Komentar