Nasihat Syaikh Abul Abbas Al-Mursi tentang Keberuntungan dan Kemenangan di Bulan Ramadhan
Syaikh Abul Abbas Ahmad bin Umar Al-Ansari Al-Mursi (w. 686 H / 1287 M) adalah seorang wali besar, murid utama Syaikh Abu Hasan Asy-Syadzili, dan penerus Thariqah Syadziliyah. Beliau dikenal dengan kedalaman ilmu tasawufnya, kecintaannya kepada Rasulullah ﷺ, serta petunjuknya bagi murid-muridnya dalam mencapai kesempurnaan ruhani.
Berikut adalah beberapa nasihat Syaikh Abul Abbas Al-Mursi yang bisa menjadi bekal kemenangan dan keberuntungan sejati di bulan Ramadhan, beserta sumbernya:
1️⃣ "Puasa yang Sempurna Adalah yang Membakar Sifat Buruk dalam Diri"
Beliau berkata:
"Puasa bukan sekadar menahan makan dan minum, tetapi menahan segala sesuatu yang menjauhkanmu dari Allah. Jika puasamu tidak bisa membakar hawa nafsumu, maka engkau hanya sekadar lapar dan dahaga."
📖 Sumber: Latha'if al-Minan karya Ibnu Atha'illah as-Sakandari
✨ Pesan:
✅ Gunakan Ramadhan untuk membakar sifat buruk dalam diri.
✅ Jangan hanya menahan lapar, tapi juga kendalikan hawa nafsu.
2️⃣ "Ramadhan adalah Bulan untuk Mencapai Makrifatullah"
Beliau berkata:
"Bulan Ramadhan adalah bulan ilmu bagi hati. Barang siapa yang ingin meraih makrifatullah (mengenal Allah), hendaklah ia memperbanyak tafakkur, dzikir, dan menghindari segala yang sia-sia."
📖 Sumber: Qawa’id at-Tashawwuf
✨ Pesan:
✅ Gunakan Ramadhan untuk memperdalam makrifat kepada Allah.
✅ Hindari waktu yang terbuang sia-sia dengan memperbanyak dzikir dan tafakkur.
3️⃣ "Bersedekah di Bulan Ramadhan Mengundang Rahmat Allah"
Beliau berkata:
"Di antara tanda seorang hamba yang dicintai Allah adalah ia memperbanyak sedekah di bulan Ramadhan, karena dengan sedekah, Allah menghapus dosa dan menambah keberkahan dalam hidupnya."
📖 Sumber: Latha'if al-Minan
✨ Pesan:
✅ Sedekah di bulan Ramadhan adalah tanda kecintaan Allah kepada kita.
✅ Jangan sia-siakan kesempatan besar ini untuk berbagi dan mendapatkan keberkahan.
4️⃣ "Keikhlasan dalam Ibadah adalah Kunci Kemenangan"
Beliau berkata:
"Siapa yang beribadah dengan ikhlas di bulan Ramadhan, Allah akan membukakan baginya pintu-pintu kemenangan yang tak terbayangkan."
📖 Sumber: Al-Hikam karya Ibnu Atha’illah as-Sakandari
✨ Pesan:
✅ Jangan beribadah hanya karena kebiasaan, tapi lakukan dengan ikhlas.
✅ Ikhlaskan hati dalam setiap ibadah agar mendapatkan kemenangan hakiki.
5️⃣ "Bangun di Sepertiga Malam untuk Meraih Kemuliaan"
Beliau berkata:
"Barang siapa yang ingin mendapatkan cahaya hati, hendaklah ia bangun di sepertiga malam terakhir, menghadap Allah dengan kerendahan hati, dan memohon ampunan dengan penuh harapan."
📖 Sumber: Latha'if al-Minan
✨ Pesan:
✅ Jangan sia-siakan waktu sahur dan sepertiga malam terakhir.
✅ Gunakan untuk beribadah, berdoa, dan memohon ampunan kepada Allah.
Kesimpulan: Pelajaran dari Syaikh Abul Abbas Al-Mursi untuk Ramadhan
✅ Puasa yang sempurna adalah yang membakar sifat buruk dalam diri.
✅ Gunakan Ramadhan untuk mendekatkan diri kepada Allah dan meraih makrifat.
✅ Perbanyak sedekah, karena itu tanda cinta Allah kepada kita.
✅ Keikhlasan dalam ibadah adalah kunci kemenangan sejati.
✅ Bangun di sepertiga malam terakhir untuk meraih kemuliaan.
Semoga nasihat dari Syaikh Abul Abbas Al-Mursi ini menjadi motivasi untuk meraih kemenangan dan keberuntungan sejati di bulan Ramadhan!
Syaikh Abul Abbas Al-Mursi: Pewaris Ilmu Syaikh Abu Al-Hasan Asy-Syadzili
1. Pendahuluan
Syaikh Abul Abbas Al-Mursi (wafat 686 H / 1287 M) adalah seorang sufi besar yang menjadi penerus dan pewaris utama Thariqah Syadziliyyah, setelah gurunya Syaikh Abu Al-Hasan Asy-Syadzili.
- Seorang wali Allah yang memiliki banyak karomah dan ilmu makrifat yang mendalam.
- Dikenal sebagai Qutb pada zamannya, membimbing murid-murid dalam ilmu tasawuf.
- Menyebarkan ajaran Thariqah Syadziliyyah ke berbagai penjuru dunia Islam.
2. Latar Belakang dan Pendidikan
- Lahir pada tahun 616 H / 1219 M di Murcia, Spanyol (Andalusia).
- Nama lengkapnya: Abu Al-Abbas Ahmad bin Umar bin Muhammad Al-Mursi.
- Beliau berasal dari keluarga yang kaya dan terpelajar serta dididik dalam ilmu agama sejak kecil.
- Saat masih muda, keluarganya mengungsi dari Spanyol ke Tunisia karena konflik politik dan perang di Andalusia.
- Di Tunisia, beliau bertemu dengan Syaikh Abu Al-Hasan Asy-Syadzili dan menjadi muridnya yang paling setia.
- Setelah gurunya wafat, beliau meneruskan kepemimpinan Thariqah Syadziliyyah.
3. Perjalanan Spiritual dan Ilmu Tasawuf
Syaikh Abul Abbas Al-Mursi mendalami tasawuf, fiqh, tafsir, dan hadis, serta memiliki pemahaman mendalam tentang makrifatullah (pengenalan kepada Allah).
- Beliau mengajarkan pendekatan tasawuf yang tidak berlebihan dalam uzlah (menjauh dari dunia), tetapi tetap aktif di masyarakat.
- Menanamkan keseimbangan antara syariat, tarekat, dan hakikat.
- Menekankan dzikir sebagai jalan utama menuju Allah.
- Menyebarkan ajaran Thariqah Syadziliyyah di Mesir, Maghrib, dan wilayah sekitarnya.
4. Nasihat dan Ajaran Tasawufnya
Syaikh Abul Abbas Al-Mursi sering memberikan nasihat bijak kepada murid-muridnya, di antaranya:
- "Jika engkau melihat seseorang diberikan keistimewaan dalam bentuk karomah, jangan tertipu. Tetapi lihatlah bagaimana ia menjaga syariatnya. Jika ia berpegang teguh pada syariat, maka itu tanda kewaliannya."
- "Siapa yang melihat Allah dalam segala sesuatu, berarti ia adalah seorang arif (orang yang mengenal Allah)."
- "Janganlah engkau mencari Allah di luar dirimu, karena Allah lebih dekat kepadamu daripada dirimu sendiri."
- "Jika Allah membukakan untukmu pintu makrifat, maka jangan pedulikan apa pun selain-Nya."
- "Kedudukan seorang hamba di sisi Allah ditentukan oleh seberapa dalam ia mengenal-Nya."
5. Karomah dan Keistimewaannya
Syaikh Abul Abbas Al-Mursi dikenal memiliki banyak karomah (kelebihan spiritual) yang luar biasa, di antaranya:
- Dapat mengetahui isi hati murid-muridnya tanpa diberitahu.
- Mampu merasakan peristiwa di tempat lain seolah-olah beliau ada di sana.
- Selalu dalam keadaan melihat Rasulullah ﷺ dalam setiap waktu.
- Doanya selalu dikabulkan, dan banyak orang yang sembuh dari penyakit setelah meminta doanya.
- Dapat mengajarkan ilmu hakikat tanpa perlu membaca kitab, karena Allah langsung mengilhaminya.
6. Wafat dan Warisan Ilmu
- Syaikh Abul Abbas Al-Mursi wafat pada tahun 686 H / 1287 M di Alexandria, Mesir.
- Makamnya di Alexandria menjadi tempat ziarah dan sumber keberkahan bagi umat Islam.
- Muridnya yang terkenal, Syaikh Ibnu Atha’illah As-Sakandari, menulis banyak kitab tentang ajarannya.
- Ajaran Thariqah Syadziliyyah tetap hidup dan berkembang hingga saat ini.
7. Kesimpulan: Warisan Besar Syaikh Abul Abbas Al-Mursi
✅ Seorang wali besar dan Qutb pada zamannya.
✅ Penerus utama Syaikh Abu Al-Hasan Asy-Syadzili dalam Thariqah Syadziliyyah.
✅ Menanamkan keseimbangan antara syariat, tarekat, dan hakikat.
✅ Memiliki banyak karomah dan ilmu makrifat yang mendalam.
✅ Murid-muridnya menyebarkan tasawuf yang tetap hidup hingga kini.
Semoga Allah merahmati Syaikh Abul Abbas Al-Mursi dan memberi kita manfaat dari ilmunya.
0 komentar:
Posting Komentar