Nasihat dari Syaikh Tajuddin bin Atho’illah As-Sakandari tentang Keberuntungan dan Kemenangan di Bulan Ramadhan
Syaikh Tajuddin Ahmad bin Muhammad bin Abdul Karim bin Atho'illah As-Sakandari adalah seorang sufi besar dan ulama Ahlus Sunnah wal Jama’ah yang terkenal dengan kitab-kitab hikmah dan tasawufnya. Beliau adalah pembesar tarekat Syadziliyah dan dikenal sebagai penulis kitab Al-Hikam, yang berisi nasihat-nasihat spiritual mendalam.
Berikut adalah nasihat beliau tentang bagaimana meraih keberuntungan dan kemenangan di bulan Ramadhan, beserta sumbernya:
1️⃣ "Jangan Bergantung pada Amal, tetapi Bergantunglah pada Allah"
Syaikh Ibn Atho’illah berkata dalam Al-Hikam:
"Janganlah merasa tenang dengan amal yang telah engkau lakukan, tetapi merasa tenanglah dengan karunia Allah kepadamu dalam dapat beramal."
📖 Sumber: Al-Hikam, Hikmah No. 3
✨ Pesan:
✅ Jangan merasa cukup hanya dengan ibadah, tetapi sandarkan hati kepada Allah.
✅ Ibadah di bulan Ramadhan bukan karena kehebatan kita, tetapi karena Allah yang memberi taufik.
2️⃣ "Lupakan Amalmu, tetapi Jangan Lupakan Allah"
Beliau juga berkata:
"Di antara tanda seseorang bergantung kepada amalnya adalah berkurangnya harapan kepada Allah saat melakukan kesalahan."
📖 Sumber: Al-Hikam, Hikmah No. 5
✨ Pesan:
✅ Jangan merasa putus asa jika gagal dalam ibadah Ramadhan.
✅ Allah Maha Pengampun, yang penting adalah terus kembali kepada-Nya.
3️⃣ "Jangan Sibuk Menghitung Amal, tetapi Sibukkanlah Diri dengan Rasa Syukur"
Syaikh Ibn Atho’illah berkata:
"Barang siapa yang menyangka bahwa karunia Allah itu karena amalnya, maka ia telah merendahkan keluasan rahmat Allah."
📖 Sumber: Al-Hikam, Hikmah No. 10
✨ Pesan:
✅ Keberuntungan di bulan Ramadhan bukan semata-mata dari banyaknya ibadah, tetapi karena rahmat Allah.
✅ Jangan sombong dengan amal, tetapi perbanyak syukur kepada Allah.
4️⃣ "Tanda Keberuntungan adalah Makin Dekat dengan Allah"
Dalam Al-Hikam, beliau berkata:
"Jika engkau ingin mengetahui kedudukanmu di sisi Allah, maka lihatlah di mana Allah menempatkanmu saat ini."
📖 Sumber: Al-Hikam, Hikmah No. 15
✨ Pesan:
✅ Keberuntungan bukan hanya soal pahala, tetapi sejauh mana kita lebih dekat dengan Allah di bulan Ramadhan.
✅ Gunakan Ramadhan sebagai kesempatan untuk mendekat kepada Allah, bukan hanya mengumpulkan pahala.
5️⃣ "Hawa Nafsu adalah Penghalang Keberuntungan Sejati"
Beliau berkata:
"Engkau tidak bisa keluar dari belenggu nafsumu kecuali dengan melihat kelemahannya dan kekuatan Allah yang mengaturnya."
📖 Sumber: Al-Hikam, Hikmah No. 22
✨ Pesan:
✅ Hawa nafsu adalah musuh terbesar di bulan Ramadhan.
✅ Sadari kelemahan diri dan bergantung sepenuhnya kepada Allah.
6️⃣ "Allah yang Menjadikanmu Bisa Beribadah"
Dalam Al-Hikam, beliau menulis:
"Jika engkau melihat Allah membukakan pintu ibadah untukmu, maka ketahuilah itu adalah tanda bahwa Allah ingin membukakan pintu penerimaan untukmu."
📖 Sumber: Al-Hikam, Hikmah No. 25
✨ Pesan:
✅ Jika kita rajin beribadah di bulan Ramadhan, itu bukan karena kehebatan kita, tetapi karena Allah yang memberi taufik.
✅ Jangan sia-siakan kesempatan ini untuk semakin mendekat kepada Allah.
Kesimpulan: Pelajaran dari Syaikh Ibn Atho’illah As-Sakandari untuk Ramadhan
✅ Jangan bangga dengan amal, tetapi banggalah dengan Allah yang memberi taufik untuk beramal.
✅ Keberuntungan sejati adalah makin dekat dengan Allah, bukan sekadar banyaknya ibadah.
✅ Jangan merasa putus asa jika melakukan kesalahan, yang penting adalah terus kembali kepada Allah.
✅ Puasa bukan hanya menahan lapar, tetapi juga menundukkan hawa nafsu.
✅ Bersyukur atas setiap kesempatan beribadah, karena itu adalah tanda Allah ingin menerimamu.
Semoga nasihat dari Syaikh Tajuddin bin Atho’illah As-Sakandari ini semakin memotivasi kita untuk meraih kemenangan dan keberuntungan sejati di bulan Ramadhan!
Biografi Lengkap Syaikh Tajuddin bin Atho’illah As-Sakandari
1. Pendahuluan
Syaikh Tajuddin Abu Al-Fadl Ahmad bin Muhammad bin Abdul Karim bin Atho’illah As-Sakandari (w. 709 H / 1309 M) adalah seorang ulama besar dalam ilmu tasawuf, fiqh, dan hadis.
- Beliau adalah seorang sufi terkemuka dari tarekat Syadziliyah dan dikenal luas karena kitab-kitabnya yang mendalam tentang makna spiritual dan akhlak.
- Kitabnya yang paling terkenal, Al-Hikam, menjadi rujukan utama dalam dunia tasawuf.
2. Latar Belakang dan Masa Muda
- Lahir di Iskandariyah (Alexandria), Mesir, sekitar pertengahan abad ke-7 H.
- Berasal dari keluarga ahli ilmu yang awalnya cenderung skeptis terhadap tasawuf.
- Sejak kecil, beliau belajar ilmu syariat, termasuk fiqh Mazhab Maliki dan ilmu hadis.
- Awalnya lebih condong ke ilmu fiqh murni sebelum kemudian mendalami tasawuf.
3. Guru dan Perjalanan Spiritualnya
- Bertemu dengan Syaikh Abul Abbas Al-Mursi, seorang murid dari pendiri tarekat Syadziliyah, Syaikh Abu Al-Hasan Asy-Syadzili.
- Awalnya menolak ajaran tasawuf, tetapi setelah diskusi panjang dengan Syaikh Al-Mursi, beliau menerima dan menjadi murid setia dalam tarekat Syadziliyah.
- Setelah wafatnya Syaikh Abul Abbas Al-Mursi, beliau menjadi penerus ajaran tarekat Syadziliyah.
4. Karya-Karya Pentingnya
Syaikh Ibnu Atho’illah meninggalkan banyak kitab yang menjadi warisan spiritual bagi umat Islam.
A. Kitab-Kitab dalam Tasawuf
1️⃣ Al-Hikam (Kitab Hikmah)
- Karya paling terkenal yang berisi mutiara hikmah dalam perjalanan menuju Allah.
- Menjelaskan hubungan antara usaha (kasab) dan ketergantungan penuh kepada Allah (tawakkul).
- Sangat populer di dunia Islam dan dikaji oleh banyak ulama tasawuf.
2️⃣ Latha’if Al-Minan
- Biografi dan kisah spiritual guru-gurunya, terutama Syaikh Abu Al-Hasan Asy-Syadzili dan Syaikh Abul Abbas Al-Mursi.
- Menjelaskan prinsip-prinsip tarekat Syadziliyah.
3️⃣ Taj Al-Arus
- Kitab tentang akhlak dan perjalanan menuju Allah.
- Membahas tentang hubungan seorang hamba dengan Allah dan bagaimana menjaga hati tetap bersih.
4️⃣ Miftah Al-Falah
- Kitab tentang dzikir, adab beribadah, dan metode mendekatkan diri kepada Allah.
5. Pemikiran dan Ajaran Spiritualnya
✅ Menekankan keseimbangan antara syariat dan hakikat dalam kehidupan Muslim.
✅ Mengajarkan bahwa amal ibadah harus disertai dengan keikhlasan, bukan karena mengharap pujian manusia.
✅ Menjelaskan konsep tauhid secara mendalam, bahwa segala sesuatu bergantung pada kehendak Allah.
✅ Membimbing murid-muridnya untuk membersihkan hati dari sifat duniawi dan mendekatkan diri kepada Allah melalui dzikir dan mujahadah (usaha spiritual).
6. Wafatnya Syaikh Ibnu Atho’illah
- Wafat pada tahun 709 H / 1309 M di Kairo, Mesir.
- Makamnya berada di Kairo dan menjadi tempat ziarah kaum Muslimin.
7. Warisan dan Pengaruhnya
✅ Kitab-kitabnya terus diajarkan di pesantren dan madrasah Islam di seluruh dunia.
✅ Tasawufnya diterima luas karena tidak bertentangan dengan syariat, bahkan memperkuatnya.
✅ Memiliki pengaruh besar dalam perkembangan tarekat Syadziliyah dan tasawuf Sunni.
8. Kesimpulan
✅ Seorang sufi besar dari tarekat Syadziliyah yang awalnya ahli fiqh sebelum mendalami tasawuf.
✅ Penulis kitab Al-Hikam, salah satu kitab tasawuf paling berpengaruh dalam Islam.
✅ Menyeimbangkan antara syariat dan hakikat dalam ajarannya.
✅ Meninggalkan warisan ilmu yang masih dikaji hingga hari ini.
Semoga Allah merahmati Syaikh Ibnu Atho’illah As-Sakandari dan memberi manfaat dari ilmunya!
0 komentar:
Posting Komentar