Jumat, 07 Maret 2025

17. Nasihat dari Al-Imam Muhammad Idris Asy-Syafi’i

 

Nasihat dari Al-Imam Muhammad Idris Asy-Syafi’i

Nasihat dari Al-Imam Muhammad Idris Asy-Syafi’i tentang Keberuntungan dan Kemenangan di Bulan Ramadhan

Imam Asy-Syafi’i (150-204 H) adalah pendiri Mazhab Syafi’i, salah satu mazhab terbesar dalam Ahlus Sunnah wal Jama’ah. Selain sebagai faqih, beliau juga seorang ahli hadis dan penyair yang memiliki hikmah mendalam dalam kehidupan dan ibadah.

Berikut nasihat beliau tentang meraih keberuntungan dan kemenangan, terutama dalam konteks bulan Ramadhan, beserta sumbernya:


1️⃣ Keutamaan Ilmu dalam Ibadah

Imam Asy-Syafi’i berkata:

"Barang siapa yang ingin kebaikan dunia, maka hendaklah ia berilmu. Dan barang siapa yang ingin kebaikan akhirat, maka hendaklah ia berilmu. Dan barang siapa yang ingin kebaikan keduanya, maka hendaklah ia berilmu."

📖 Sumber: Manaqib Asy-Syafi’i oleh Imam Al-Baihaqi

Pesan:
Ramadhan bukan hanya waktu untuk beribadah, tetapi juga waktu untuk menuntut ilmu agama.
Ilmu yang benar akan membawa amal yang benar, sehingga Ramadhan lebih bermakna.


2️⃣ Keberuntungan Sejati adalah Meninggalkan Maksiat

Beliau berkata:

"Aku mengadu kepada Waki' tentang buruknya hafalanku, maka ia membimbingku untuk meninggalkan maksiat. Ia berkata: 'Ketahuilah bahwa ilmu itu cahaya, dan cahaya Allah tidak diberikan kepada pelaku maksiat.'"

📖 Sumber: Diwan Asy-Syafi’i

Pesan:
Ramadhan adalah waktu terbaik untuk meninggalkan maksiat dan mendapatkan cahaya ilmu.
Keberuntungan bukan hanya dari ibadah, tetapi juga dari menjauhi dosa dan maksiat.


3️⃣ Keutamaan Bersyukur dan Sabar

Beliau berkata:

"Jadilah seperti singa di waktu sabar, dan seperti anak kecil di waktu syukur."

📖 Sumber: Diwan Asy-Syafi’i

Pesan:
Ramadhan mengajarkan dua hal penting: kesabaran dalam puasa dan syukur atas nikmat Allah.
Orang yang bersabar dalam ketaatan dan bersyukur atas rezeki adalah orang yang beruntung.


4️⃣ Amalan yang Paling Berat di Akhirat

Imam Asy-Syafi’i berkata:

"Amalan yang paling berat di timbangan di hari kiamat adalah menahan amarah dan berbuat baik kepada sesama manusia."

📖 Sumber: Manaqib Asy-Syafi’i oleh Imam Al-Baihaqi

Pesan:
Ramadhan adalah saat terbaik untuk menahan amarah dan memperbanyak kebaikan kepada sesama.
Keberuntungan sejati bukan hanya dari ibadah pribadi, tetapi juga dari akhlak yang baik kepada orang lain.


5️⃣ Keutamaan Bersedekah

Beliau berkata:

"Jika engkau ingin Allah membukakan bagimu pintu rezeki, maka bukakanlah pintu sedekah kepada orang lain."

📖 Sumber: Manaqib Asy-Syafi’i oleh Imam Fakhruddin Ar-Razi

Pesan:
Sedekah di bulan Ramadhan adalah kunci keberuntungan dunia dan akhirat.
Semakin kita memberi, semakin Allah melipatgandakan rezeki kita.


6️⃣ Jangan Remehkan Doa di Waktu Mustajab

Beliau berkata:

"Jangan sekali-kali engkau meremehkan doa, karena engkau tidak tahu kapan doa itu akan dikabulkan."

📖 Sumber: Diwan Asy-Syafi’i

Pesan:
Ramadhan adalah bulan penuh doa yang mustajab, terutama saat sahur, berbuka, dan di sepertiga malam.
Keberuntungan besar adalah ketika Allah mengabulkan doa-doa kita.


Kesimpulan: Pelajaran dari Imam Asy-Syafi’i untuk Ramadhan

Gunakan Ramadhan untuk memperdalam ilmu agama, karena ilmu adalah kunci keberuntungan.
Tinggalkan maksiat agar hati bersih dan ibadah lebih bermakna.
Sabar dan syukur adalah dua kunci utama keberuntungan di dunia dan akhirat.
Jangan sia-siakan kesempatan sedekah, karena ia membuka pintu rezeki dan keberuntungan.
Doa di bulan Ramadhan sangat mustajab, jangan remehkan setiap doa yang kita panjatkan.

Semoga nasihat dari Imam Muhammad Idris Asy-Syafi’i ini semakin memotivasi kita untuk meraih kemenangan dan keberuntungan sejati di bulan Ramadhan.

Biografi Lengkap Imam Muhammad bin Idris Asy-Syafi'i (150-204 H / 767-820 M)

1. Pendahuluan

Imam Muhammad bin Idris Asy-Syafi’i adalah pendiri Mazhab Syafi’i, salah satu dari empat mazhab utama dalam fiqh Islam.

  • Beliau dikenal sebagai "Mujaddid" (pembaharu) abad ke-2 Hijriyah.
  • Menggabungkan metode fiqh Ahli Hadis (Hijaz) dan Ahli Ra’yi (Irak), menciptakan sistem ushul fiqh yang kokoh.
  • Menulis kitab-kitab penting, terutama Ar-Risalah, yang menjadi dasar ilmu ushul fiqh.

2. Nasab dan Kelahiran

  • Nama lengkap: Abu Abdillah Muhammad bin Idris bin Al-Abbas bin Utsman bin Syafi' bin As-Sa'ib bin Ubaid bin Abdi Yazid bin Hasyim bin Al-Muththalib bin Abdi Manaf.
  • Lahir pada tahun 150 H (767 M) di Gaza, Palestina.
  • Keturunan dari Bani Muththalib, keluarga dekat Bani Hasyim (kerabat Rasulullah ﷺ).
  • Dibesarkan di Makkah setelah ibunya membawanya ke sana sejak kecil.

3. Pendidikan dan Guru-Gurunya

Hafal Al-Qur’an pada usia 7 tahun dan hafal kitab Al-Muwaththa’ karya Imam Malik pada usia 10 tahun.
Menuntut ilmu di Makkah, Madinah, Yaman, Irak, dan Mesir, mempelajari berbagai disiplin ilmu Islam.

🔹 Guru-gurunya:

  1. Imam Malik bin Anas – mempelajari fiqh Madinah dan kitab Al-Muwaththa’.
  2. Muslim bin Khalid Az-Zanji – mufti Makkah yang pertama kali memberi fatwa kepada Asy-Syafi’i.
  3. Sufyan bin Uyainah – ahli hadis terkenal di Makkah.
  4. Muhammad bin Al-Hasan Asy-Syaibani – murid Imam Abu Hanifah, mengenalkan fiqh Irak kepadanya.
  5. Imam Al-Laits bin Sa‘d – ahli fiqh Mesir yang memberikan pengaruh dalam pemikiran Asy-Syafi’i.

4. Perjalanan Ilmiah dan Pembentukan Mazhab Syafi'i

🔹 Di Makkah dan Madinah

  • Mendalami fiqh dari ulama Hijaz (Madinah dan Makkah).
  • Belajar langsung dari Imam Malik bin Anas, pendiri Mazhab Maliki.

🔹 Di Yaman

  • Ditunjuk sebagai pejabat pemerintahan, tetapi kemudian difitnah dan dipenjara.
  • Dibawa ke Baghdad dan bertemu Khalifah Harun Ar-Rasyid, lalu dibebaskan.

🔹 Di Baghdad (Irak) – 195 H

  • Belajar dari Muhammad bin Al-Hasan Asy-Syaibani, murid Imam Abu Hanifah.
  • Memadukan metode fiqh Ahli Hadis (Hijaz) dan Ahli Ra’yi (Irak), membentuk pemikiran ushul fiqh yang baru.
  • Menulis Ar-Risalah, kitab pertama dalam ilmu ushul fiqh.

🔹 Di Mesir – 199 H

  • Mempelajari fiqh Imam Al-Laits bin Sa‘d.
  • Menulis kitab-kitab baru dan menyempurnakan metode fiqhnya, dikenal sebagai "qaul jadid" (pendapat baru).
  • Di sinilah Mazhab Syafi’i berkembang pesat.

5. Kitab-Kitab Karya Imam Asy-Syafi’i

📚 Karya utama Imam Asy-Syafi’i yang menjadi rujukan utama dalam fiqh Islam:

1️⃣ Ar-Risalah

  • Kitab pertama yang membahas ushul fiqh secara sistematis.
  • Menjelaskan metode ijtihad, qiyas, dan hubungan antara Al-Qur’an, Sunnah, Ijma’, dan Qiyas.

2️⃣ Al-Umm

  • Kitab utama dalam fiqh Mazhab Syafi’i.
  • Berisi hukum-hukum fiqh berdasarkan dalil Al-Qur’an dan Hadis.

3️⃣ Ikhtilaf Al-Hadits

  • Menjelaskan cara menyelesaikan perbedaan dalam hadis.

4️⃣ Jima’ Al-‘Ilm

  • Membahas pentingnya mengikuti sunnah Nabi Muhammad ﷺ.

5️⃣ As-Sunan Al-Ma’tsurah

  • Kumpulan hadis-hadis yang menjadi dasar hukum Mazhab Syafi’i.

6. Karakteristik Mazhab Syafi'i

Menggabungkan fiqh Ahli Hadis (Hijaz) dan Ahli Ra’yi (Irak).
Sistematis dalam menyusun dalil-dalil hukum.
Menekankan pentingnya Al-Qur’an, Sunnah, Ijma’, dan Qiyas dalam pengambilan hukum.
Membuka ruang ijtihad dalam fiqh sesuai perkembangan zaman.


7. Murid-Murid Imam Asy-Syafi’i

Imam Asy-Syafi’i memiliki banyak murid yang menyebarkan mazhabnya ke berbagai wilayah:

1️⃣ Imam Al-Muzani – Murid utama dan perawi kitab Al-Umm.
2️⃣ Imam Ar-Rabi’ bin Sulaiman – Perawi kitab Ar-Risalah.
3️⃣ Imam Al-Buwaithi – Penerus mazhab Syafi’i di Mesir.
4️⃣ Imam Ahmad bin Hanbal – Pendiri Mazhab Hanbali, banyak mengambil ilmu dari Imam Asy-Syafi’i.


8. Wafatnya Imam Asy-Syafi’i

  • Wafat pada malam Jumat, 30 Rajab 204 H (20 Januari 820 M) di Mesir.
  • Dimakamkan di Kairo, Mesir, dan makamnya menjadi tempat ziarah kaum Muslimin.

9. Warisan dan Pengaruh Imam Asy-Syafi’i

Mazhab Syafi’i menjadi salah satu mazhab terbesar dalam Islam.
Diajarkan di berbagai negara, termasuk Mesir, Yaman, Suriah, Irak, dan Asia Tenggara (Indonesia, Malaysia, Brunei).
Kitab-kitabnya menjadi dasar ilmu fiqh dan ushul fiqh.
Menjadi panutan dalam keilmuan Islam, baik dalam fiqh, hadis, maupun akhlak.


10. Kata-Kata Mutiara Imam Asy-Syafi’i

📌 “Barang siapa menghendaki kebahagiaan di dunia, maka hendaklah ia mencari ilmu. Barang siapa menghendaki kebahagiaan di akhirat, maka hendaklah ia mencari ilmu. Dan barang siapa menghendaki keduanya, maka hendaklah ia mencari ilmu.”

📌 “Aku mencintai orang-orang shalih, meskipun aku bukan bagian dari mereka. Aku membenci orang-orang fasik, meskipun aku tidak lebih baik dari mereka.”

📌 “Bersabarlah atas kerasnya sikap guru. Sebab kegagalan menuntut ilmu terjadi karena meninggalkan guru.”


11. Kesimpulan

Imam Asy-Syafi’i adalah pembaharu ilmu fiqh yang membangun sistem ushul fiqh.
Pendiri Mazhab Syafi’i yang diikuti oleh jutaan Muslim di dunia.
Menulis kitab-kitab penting seperti Ar-Risalah dan Al-Umm.
Pengaruhnya dalam dunia Islam sangat besar, baik dalam fiqh, hadis, maupun tasawuf.

Semoga Allah merahmati Imam Asy-Syafi’i dan memberi manfaat dari ilmunya!


0 komentar:

Posting Komentar