Jumat, 07 Maret 2025

4. Nasihat dari Syaikh Ahmad bin Abil Husain Ar-Rifa’i

 

Nasihat dari Syaikh Ahmad bin Abil Husain Ar-Rifa’i

Nasihat dari Syaikh Ahmad bin Abil Husain Ar-Rifa’i tentang Keberuntungan dan Kemenangan di Bulan Ramadhan

Syaikh Ahmad bin Abil Husain Ar-Rifa’i (رضي الله عنه) adalah seorang wali agung dan pendiri Tariqah Rifa’iyyah, yang terkenal dengan ketawadhuan, kezuhudan, dan kekuatan spiritualnya. Beliau adalah salah satu ulama Ahlus Sunnah wal Jama’ah yang memiliki pengaruh besar dalam dunia tasawuf.

Berikut nasihat beliau tentang keberuntungan dan kemenangan di bulan Ramadhan, beserta sumbernya:


1️⃣ Keberuntungan dengan Tawadhu’ (Kerendahan Hati)

Beliau berkata:
"Jadilah seperti tanah, diinjak tetapi tetap memberi manfaat."

📖 Sumber: Al-Burhan Al-Muayyad, Syaikh Ahmad Ar-Rifa’i

Pesan:
Gunakan Ramadhan untuk menumbuhkan sifat rendah hati dan penuh kasih sayang.
Orang yang rendah hati akan mendapatkan keberuntungan dan kemuliaan di sisi Allah.


2️⃣ Kemenangan dengan Ketulusan dalam Ibadah

Beliau berkata:
"Ibadah tanpa keikhlasan adalah seperti jasad tanpa ruh."

📖 Sumber: Qiladatul Jawahir, Imam Asy-Sya’rani

Pesan:
Ramadhan adalah waktu untuk memperbaiki niat agar semua ibadah dilakukan hanya untuk Allah.
Orang yang ikhlas akan meraih kemenangan sejati di dunia dan akhirat.


3️⃣ Keberuntungan dengan Kesabaran

Beliau berkata:
"Sabar adalah kunci dari segala keberhasilan dalam kehidupan dunia dan akhirat."

📖 Sumber: Al-Burhan Al-Muayyad, hlm. 48

Pesan:
Puasa di bulan Ramadhan mengajarkan kita arti kesabaran yang sebenarnya.
Orang yang sabar akan mendapatkan keberuntungan yang besar di sisi Allah.


4️⃣ Kemenangan dengan Meninggalkan Kesia-siaan

Beliau berkata:
"Sia-sia hidup seseorang yang menghabiskan waktunya untuk hal yang tidak bermanfaat bagi akhiratnya."

📖 Sumber: Manaqib Syaikh Ahmad Ar-Rifa’i

Pesan:
Manfaatkan Ramadhan untuk memperbanyak ibadah dan kebaikan.
Orang yang menjauhi kesia-siaan akan meraih kemenangan sejati.


5️⃣ Keberuntungan dengan Kasih Sayang kepada Sesama

Beliau berkata:
"Tangan yang memberi lebih baik daripada tangan yang menerima, dan hati yang penuh kasih lebih baik daripada hati yang penuh kebencian."

📖 Sumber: Al-Hikmah Ar-Rifa’iyyah

Pesan:
Gunakan Ramadhan sebagai momen untuk memperbanyak sedekah dan kepedulian kepada sesama.
Orang yang dermawan dan penuh kasih akan mendapatkan keberuntungan dunia dan akhirat.


Kesimpulan dari Syaikh Ahmad Ar-Rifa’i tentang Ramadhan

Tawadhu’ membawa keberuntungan dan kemuliaan.
Keikhlasan dalam ibadah adalah jalan menuju kemenangan sejati.
Kesabaran adalah kunci keberhasilan di dunia dan akhirat.
Meninggalkan kesia-siaan adalah tanda orang yang beruntung.
Kasih sayang dan kedermawanan akan membuka pintu keberkahan.

Semoga nasihat dari Syaikh Ahmad bin Abil Husain Ar-Rifa’i (رضي الله عنه) ini menjadi motivasi bagi kita semua untuk meraih kemenangan dan keberuntungan di bulan Ramadhan!



Biografi Syaikh Ahmad bin Abil Husain Ar-Rifa’i

1. Pendahuluan

Syaikh Ahmad bin Abil Husain Ar-Rifa’i (512 H / 1118 M – 578 H / 1182 M) adalah seorang sufi agung yang dikenal sebagai pendiri Tarekat Rifa’iyyah. Beliau terkenal dengan kezuhudan, kelembutan, kasih sayang kepada umat, serta banyaknya karamah yang diberikan oleh Allah.

Pendiri Tarekat Rifa’iyyah yang berkembang luas di dunia Islam.
Dikenal sebagai wali qutb dengan banyak karamah.
Mengajarkan tasawuf yang berlandaskan syariat Islam.
Dikenal karena kedermawanan dan kasih sayangnya kepada fakir miskin.


2. Asal Usul dan Kelahiran

📌 Nama lengkap: Ahmad bin Abil Husain Ar-Rifa’i
📌 Lahir di Hasan, Basrah (Irak) pada tahun 512 H / 1118 M.
📌 Keturunan Sayyidina Hasan bin Ali bin Abi Thalib (ahlul bait Rasulullah ﷺ).
📌 Ayahnya wafat ketika beliau masih bayi, sehingga dibesarkan oleh pamannya.

Sejak kecil sudah menunjukkan kecerdasan dan ketakwaan yang luar biasa.
Dididik oleh pamannya, Syaikh Manshur Ar-Rifa’i, seorang ulama besar di masanya.
Memiliki perhatian besar terhadap ilmu agama dan tasawuf sejak kecil.


3. Perjalanan Ilmu dan Spiritual

📌 Belajar ilmu agama secara mendalam, termasuk tafsir, hadits, fiqih, dan tasawuf.
📌 Berguru kepada para ulama besar pada zamannya, termasuk Syaikh Abdul Qadir Al-Jailani.
📌 Menguasai ilmu fiqih, terutama dalam mazhab Syafi’i.
📌 Memiliki pemahaman yang mendalam dalam ilmu tasawuf dan akhlak.

Banyak berpuasa, beribadah, dan berzikir siang malam.
Sering mengasingkan diri untuk bertafakkur dan mendekatkan diri kepada Allah.
Memiliki hati yang lembut dan penuh kasih sayang kepada semua makhluk.


4. Mendirikan Tarekat Rifa’iyyah

📌 Tarekat ini berlandaskan pada ketakwaan, keikhlasan, dan kasih sayang.
📌 Menekankan kesederhanaan dan menjauhi ketamakan dunia.
📌 Dzikir jahr (dengan suara keras) menjadi ciri khas tarekat ini.
📌 Menekankan kepatuhan kepada syariat Islam dan menjauhi bid’ah.

Mengajarkan pentingnya ibadah yang khusyuk dan mendalam.
Murid-muridnya berasal dari berbagai lapisan masyarakat.
Tarekat ini berkembang luas di Irak, Mesir, Turki, dan wilayah Islam lainnya.


5. Karamah dan Keistimewaannya

📜 Dapat berbicara dengan hewan dan memahami bahasa mereka.
📜 Memiliki kewibawaan yang luar biasa sehingga disegani oleh raja dan ulama.
📜 Banyak orang yang sakit disembuhkan dengan doanya.
📜 Pernah mencium tangan Rasulullah ﷺ secara langsung dalam keadaan sadar di makam beliau.

Dikenal sebagai wali qutb yang memiliki pengaruh luas.
Menjadi tempat rujukan banyak orang yang mencari solusi spiritual.
Banyak orang yang mendapat manfaat dari keberkahannya.


6. Ajaran dan Tasawufnya

📜 Menekankan tauhid yang murni dan keikhlasan dalam beribadah.
📜 Mengajarkan adab dan akhlak yang luhur dalam kehidupan sehari-hari.
📜 Mengajarkan kesabaran dan kepasrahan total kepada Allah.
📜 Melarang keras kesombongan, baik dalam ibadah maupun kehidupan sosial.

Tasawufnya tetap berlandaskan syariat Islam dan tidak menyimpang.
Menanamkan pentingnya cinta kepada Rasulullah ﷺ dan ahlul bait.
Mengajarkan murid-muridnya untuk hidup sederhana dan tidak tamak terhadap dunia.


7. Kelembutan dan Kasih Sayangnya

📌 Sangat peduli terhadap fakir miskin dan kaum tertindas.
📌 Membantu banyak orang dengan hartanya dan ilmu yang dimilikinya.
📌 Memiliki akhlak yang lembut dan sabar dalam menghadapi ujian.
📌 Murid-muridnya merasakan keberkahan dari kelembutan dan kasih sayangnya.

Tidak pernah marah kecuali dalam urusan agama.
Selalu bersikap ramah kepada siapa saja, termasuk orang yang membencinya.
Banyak orang yang masuk Islam karena melihat akhlaknya yang agung.


8. Wafatnya

📌 Beliau wafat pada tahun 578 H / 1182 M di Irak.
📌 Makamnya menjadi tempat ziarah yang sangat terkenal di dunia Islam.
📌 Dikenang sebagai wali besar yang memiliki banyak karamah.

Meninggalkan warisan ilmu dan tarekat yang masih berkembang.
Banyak ulama besar yang mengakui keutamaan dan kewaliannya.
Dihormati oleh masyarakat Muslim dari berbagai penjuru dunia.


9. Warisan dan Pengaruhnya

📌 Tarekat Rifa’iyyah tetap berkembang dan memiliki banyak pengikut.
📌 Pengaruhnya masih terasa dalam dunia tasawuf hingga saat ini.
📌 Ajarannya banyak dikaji oleh ulama tasawuf dan ahli sejarah Islam.

Tasawufnya menekankan keseimbangan antara syariat dan hakikat.
Menjadi inspirasi bagi banyak ulama dan murid-muridnya.
Dikenang sebagai salah satu wali terbesar dalam sejarah Islam.


10. Kata-Kata Mutiara Syaikh Ahmad Ar-Rifa’i

📌 "Barang siapa yang mencintai Allah, maka ia akan lebih memilih ridha-Nya daripada segala sesuatu."
📌 "Tasawuf bukan hanya tentang ilmu, tetapi juga tentang pengamalan yang ikhlas."
📌 "Jangan pernah tertipu dengan dunia, karena ia hanyalah bayangan yang akan hilang."
📌 "Orang yang paling mulia adalah yang paling banyak memberi manfaat bagi orang lain."


11. Kesimpulan

Syaikh Ahmad Ar-Rifa’i adalah wali besar yang memiliki pengaruh besar dalam dunia tasawuf.
Pendiri Tarekat Rifa’iyyah yang berkembang luas di dunia Islam.
Dikenal dengan karamahnya yang luar biasa dan ilmu tasawufnya yang mendalam.
Ajaran dan tarekatnya masih hidup dan diamalkan oleh banyak Muslim hingga kini.

Semoga Allah merahmati Syaikh Ahmad Ar-Rifa’i dan memberikan manfaat dari ilmunya bagi kita semua!


0 komentar:

Posting Komentar