Nasihat dari Syaikh Abul Hasan Sari As-Saqathi tentang Keberuntungan dan Kemenangan di Bulan Ramadhan
Syaikh Abul Hasan Sari As-Saqathi (رضي الله عنه) adalah seorang wali besar, sufi terkemuka, dan ulama Ahlus Sunnah wal Jama’ah yang merupakan guru dari Syaikh Junaid Al-Baghdadi. Beliau dikenal dengan kezuhudannya yang luar biasa serta kedalaman makrifatnya kepada Allah.
Berikut nasihat beliau tentang keberuntungan dan kemenangan di bulan Ramadhan, beserta sumbernya:
1️⃣ Keberuntungan dengan Keikhlasan dalam Ibadah
Beliau berkata:
"Barang siapa yang beribadah kepada Allah dengan keikhlasan, maka dunia akan datang kepadanya dalam keadaan hina, dan akhirat akan menyambutnya dalam keadaan mulia."
📖 Sumber: Hilyatul Auliya' (10/121)
✨ Pesan:
✅ Gunakan Ramadhan sebagai waktu untuk memperdalam keikhlasan dalam ibadah.
✅ Orang yang ikhlas akan diberikan keberuntungan sejati, baik di dunia maupun di akhirat.
2️⃣ Kemenangan dengan Meninggalkan Kesombongan
Beliau berkata:
"Barang siapa yang hatinya masih terdapat sedikit saja kesombongan, maka ia belum benar-benar mengenal Allah."
📖 Sumber: Risalah Al-Qusyairiyyah
✨ Pesan:
✅ Jadikan Ramadhan sebagai waktu untuk membersihkan hati dari kesombongan.
✅ Kemenangan sejati adalah ketika seseorang bisa merendahkan diri di hadapan Allah.
3️⃣ Keberuntungan dengan Menjaga Hati dari Syahwat Dunia
Beliau berkata:
"Hati yang terikat pada dunia tidak akan pernah merasakan manisnya hubungan dengan Allah."
📖 Sumber: Tabaqat As-Sufiyyah
✨ Pesan:
✅ Kurangi kecintaan kepada dunia di bulan Ramadhan agar hati lebih bersih dalam mendekat kepada Allah.
✅ Orang yang hatinya penuh dengan Allah akan meraih keberuntungan sejati.
4️⃣ Kemenangan dengan Bersedekah
Beliau berkata:
"Jika kau ingin melihat keberuntungan seseorang, lihatlah seberapa banyak ia memberi kepada sesama."
📖 Sumber: Hilyatul Auliya' (10/122)
✨ Pesan:
✅ Perbanyak sedekah di bulan Ramadhan, karena ia adalah tanda keberuntungan dan kemenangan.
✅ Orang yang dermawan akan dimudahkan jalannya menuju Allah.
Kesimpulan dari Syaikh Abul Hasan Sari As-Saqathi tentang Ramadhan
✅ Keikhlasan adalah kunci kebahagiaan sejati.
✅ Meninggalkan kesombongan adalah tanda kemenangan hati.
✅ Hati yang lepas dari dunia akan merasakan kenikmatan makrifat kepada Allah.
✅ Sedekah adalah bukti nyata keberuntungan seseorang.
Semoga nasihat dari Syaikh Abul Hasan Sari As-Saqathi (رضي الله عنه) ini memotivasi kita untuk meraih kemenangan dan keberuntungan sejati di bulan Ramadhan!
Biografi Syaikh Abul Hasan Sari As-Saqathi
1. Pendahuluan
Syaikh Abul Hasan Sari bin al-Mugallis as-Saqathi (wafat 253 H / 867 M) adalah seorang sufi besar dari Baghdad yang memiliki peran penting dalam perkembangan tasawuf. Beliau adalah murid langsung dari Ma’ruf al-Karkhi dan paman serta guru dari Imam Junaid al-Baghdadi, yang kemudian dikenal sebagai "Imam Kaum Sufi".
✅ Salah satu sufi terkemuka dari generasi awal.
✅ Murid dari Ma’ruf al-Karkhi dan guru Imam Junaid al-Baghdadi.
✅ Dikenal karena kezuhudan, keikhlasan, dan kedalaman makrifatnya.
✅ Memiliki pengaruh besar dalam perkembangan ilmu tasawuf di Baghdad.
2. Asal Usul dan Kelahiran
📌 Nama lengkap: Abul Hasan Sari bin al-Mugallis as-Saqathi
📌 Dilahirkan di Baghdad pada awal abad ke-3 Hijriyah.
📌 Dari keluarga yang dikenal sebagai pedagang, namun lebih memilih jalan tasawuf.
✅ Dibesarkan dalam lingkungan yang mendukung pencarian ilmu.
✅ Sejak kecil sudah menunjukkan kecenderungan kepada ilmu agama dan zuhud.
✅ Memilih hidup dalam kesederhanaan dan pengabdian kepada Allah.
3. Perjalanan Ilmu dan Tasawuf
📌 Menjadi murid Syaikh Ma’ruf al-Karkhi, seorang wali besar Baghdad.
📌 Mendalami ilmu tasawuf, fiqih, dan hadits dari para ulama Baghdad.
📌 Mengajarkan zuhud dan makrifat kepada murid-muridnya.
✅ Mengembangkan konsep wara’ (menjaga diri dari syubhat dan maksiat).
✅ Menjadi pelopor dalam membentuk pemikiran tasawuf yang lebih sistematis.
✅ Memberikan bimbingan kepada Imam Junaid al-Baghdadi, yang kemudian menjadi tokoh besar dalam dunia tasawuf.
4. Hubungan dengan Imam Junaid al-Baghdadi
📌 Sebagai paman sekaligus guru dari Imam Junaid.
📌 Memberikan dasar-dasar ilmu tasawuf kepada Junaid.
📌 Dikenal sebagai guru yang penuh kelembutan dan hikmah.
✅ Membentuk karakter Imam Junaid yang kemudian menjadi Imam Besar dalam tasawuf.
✅ Menanamkan pentingnya keseimbangan antara syariat dan hakikat dalam tasawuf.
✅ Menjaga murid-muridnya agar tidak terjerumus dalam pemahaman yang menyimpang.
5. Ajaran dan Pemikiran Tasawufnya
📜 Menekankan pentingnya wara’ dan ketakwaan dalam kehidupan seorang sufi.
📜 Mengajarkan bahwa makrifat kepada Allah hanya bisa dicapai dengan hati yang bersih.
📜 Mengecam para sufi yang hanya berorientasi pada maqam dan karomah.
📜 Mengajarkan keseimbangan antara syariat dan hakikat dalam kehidupan sufi.
✅ Menolak tasawuf yang hanya sekadar klaim tanpa amal nyata.
✅ Menjadikan ilmu sebagai dasar dalam perjalanan tasawuf.
✅ Mengingatkan bahwa seorang sufi harus tetap berpegang teguh pada syariat.
6. Keistimewaan dan Karomahnya
📌 Dikenal sebagai seorang sufi yang sangat menjaga keikhlasan.
📌 Memiliki doa yang mustajab dan sering dikabulkan oleh Allah.
📌 Dikenal dengan kata-kata hikmahnya yang mendalam.
✅ Hidup dalam kezuhudan yang tinggi dan tidak terpengaruh oleh dunia.
✅ Memiliki banyak murid yang menjadi sufi besar di zamannya.
✅ Mendapatkan banyak pujian dari ulama-ulama besar setelahnya.
7. Wafatnya
📌 Beliau wafat pada tahun 253 H (867 M) di Baghdad.
📌 Makamnya menjadi tempat ziarah para pencari ilmu dan keberkahan.
📌 Dikenang sebagai salah satu sufi besar yang memiliki pengaruh luas dalam dunia tasawuf.
✅ Meninggalkan warisan ilmu yang besar dalam tasawuf.
✅ Ajarannya tetap hidup dan diamalkan oleh banyak murid dan pengikutnya.
✅ Dihormati oleh ulama-ulama setelahnya sebagai salah satu pendiri tasawuf di Baghdad.
8. Warisan dan Pengaruhnya
📌 Menjadi pelopor dalam ilmu tasawuf yang berbasis ilmu dan akhlak.
📌 Mempersiapkan generasi sufi berikutnya, terutama Imam Junaid al-Baghdadi.
📌 Menanamkan nilai-nilai keikhlasan, ketakwaan, dan wara’ dalam tasawuf.
✅ Menjadi inspirasi bagi banyak wali dan ulama besar setelahnya.
✅ Ajarannya tentang wara’ dan keikhlasan masih menjadi pedoman dalam tasawuf.
✅ Dzikir dan wirid yang diajarkan masih diamalkan oleh banyak kaum sufi.
9. Kata-Kata Mutiara Syaikh Sari As-Saqathi
📌 "Tanda diterimanya amal adalah ketika engkau tidak melihat dirimu lebih baik dari orang lain."
📌 "Barang siapa yang ingin bersih hatinya, maka hendaklah ia meninggalkan keburukan dunia."
📌 "Cinta kepada Allah tidak bisa dicapai kecuali dengan meninggalkan hawa nafsu."
📌 "Seorang sufi sejati adalah yang tetap berpegang pada syariat, bukan hanya pada maqam dan karomah."
10. Kesimpulan
✅ Syaikh Sari As-Saqathi adalah seorang sufi besar dari Baghdad yang memiliki pengaruh luas dalam tasawuf.
✅ Beliau adalah murid dari Ma’ruf al-Karkhi dan guru dari Imam Junaid al-Baghdadi.
✅ Dikenal karena kezuhudan, keikhlasan, dan keteguhan dalam syariat.
✅ Mengajarkan bahwa tasawuf harus berlandaskan ilmu dan tidak boleh menyimpang dari syariat.
✅ Makamnya menjadi tempat ziarah dan sumber inspirasi bagi banyak orang.
Semoga Allah merahmati Syaikh Sari As-Saqathi dan memberikan manfaat dari ilmunya bagi kita semua!
0 komentar:
Posting Komentar