Jumat, 07 Maret 2025

7. Nasihat dari Syaikh Abul Hasan Sari As-Saqathi

 

Nasihat dari Syaikh Abul Hasan Sari As-Saqathi

Nasihat dari Syaikh Abul Hasan Sari As-Saqathi tentang Keberuntungan dan Kemenangan di Bulan Ramadhan

Syaikh Abul Hasan Sari As-Saqathi (رضي الله عنه) adalah seorang wali besar, sufi terkemuka, dan ulama Ahlus Sunnah wal Jama’ah yang merupakan guru dari Syaikh Junaid Al-Baghdadi. Beliau dikenal dengan kezuhudannya yang luar biasa serta kedalaman makrifatnya kepada Allah.

Berikut nasihat beliau tentang keberuntungan dan kemenangan di bulan Ramadhan, beserta sumbernya:


1️⃣ Keberuntungan dengan Keikhlasan dalam Ibadah

Beliau berkata:
"Barang siapa yang beribadah kepada Allah dengan keikhlasan, maka dunia akan datang kepadanya dalam keadaan hina, dan akhirat akan menyambutnya dalam keadaan mulia."

📖 Sumber: Hilyatul Auliya' (10/121)

Pesan:
Gunakan Ramadhan sebagai waktu untuk memperdalam keikhlasan dalam ibadah.
Orang yang ikhlas akan diberikan keberuntungan sejati, baik di dunia maupun di akhirat.


2️⃣ Kemenangan dengan Meninggalkan Kesombongan

Beliau berkata:
"Barang siapa yang hatinya masih terdapat sedikit saja kesombongan, maka ia belum benar-benar mengenal Allah."

📖 Sumber: Risalah Al-Qusyairiyyah

Pesan:
Jadikan Ramadhan sebagai waktu untuk membersihkan hati dari kesombongan.
Kemenangan sejati adalah ketika seseorang bisa merendahkan diri di hadapan Allah.


3️⃣ Keberuntungan dengan Menjaga Hati dari Syahwat Dunia

Beliau berkata:
"Hati yang terikat pada dunia tidak akan pernah merasakan manisnya hubungan dengan Allah."

📖 Sumber: Tabaqat As-Sufiyyah

Pesan:
Kurangi kecintaan kepada dunia di bulan Ramadhan agar hati lebih bersih dalam mendekat kepada Allah.
Orang yang hatinya penuh dengan Allah akan meraih keberuntungan sejati.


4️⃣ Kemenangan dengan Bersedekah

Beliau berkata:
"Jika kau ingin melihat keberuntungan seseorang, lihatlah seberapa banyak ia memberi kepada sesama."

📖 Sumber: Hilyatul Auliya' (10/122)

Pesan:
Perbanyak sedekah di bulan Ramadhan, karena ia adalah tanda keberuntungan dan kemenangan.
Orang yang dermawan akan dimudahkan jalannya menuju Allah.


Kesimpulan dari Syaikh Abul Hasan Sari As-Saqathi tentang Ramadhan

Keikhlasan adalah kunci kebahagiaan sejati.
Meninggalkan kesombongan adalah tanda kemenangan hati.
Hati yang lepas dari dunia akan merasakan kenikmatan makrifat kepada Allah.
Sedekah adalah bukti nyata keberuntungan seseorang.

Semoga nasihat dari Syaikh Abul Hasan Sari As-Saqathi (رضي الله عنه) ini memotivasi kita untuk meraih kemenangan dan keberuntungan sejati di bulan Ramadhan!



Biografi Syaikh Abul Hasan Sari As-Saqathi

1. Pendahuluan

Syaikh Abul Hasan Sari bin al-Mugallis as-Saqathi (wafat 253 H / 867 M) adalah seorang sufi besar dari Baghdad yang memiliki peran penting dalam perkembangan tasawuf. Beliau adalah murid langsung dari Ma’ruf al-Karkhi dan paman serta guru dari Imam Junaid al-Baghdadi, yang kemudian dikenal sebagai "Imam Kaum Sufi".

Salah satu sufi terkemuka dari generasi awal.
Murid dari Ma’ruf al-Karkhi dan guru Imam Junaid al-Baghdadi.
Dikenal karena kezuhudan, keikhlasan, dan kedalaman makrifatnya.
Memiliki pengaruh besar dalam perkembangan ilmu tasawuf di Baghdad.


2. Asal Usul dan Kelahiran

📌 Nama lengkap: Abul Hasan Sari bin al-Mugallis as-Saqathi
📌 Dilahirkan di Baghdad pada awal abad ke-3 Hijriyah.
📌 Dari keluarga yang dikenal sebagai pedagang, namun lebih memilih jalan tasawuf.

Dibesarkan dalam lingkungan yang mendukung pencarian ilmu.
Sejak kecil sudah menunjukkan kecenderungan kepada ilmu agama dan zuhud.
Memilih hidup dalam kesederhanaan dan pengabdian kepada Allah.


3. Perjalanan Ilmu dan Tasawuf

📌 Menjadi murid Syaikh Ma’ruf al-Karkhi, seorang wali besar Baghdad.
📌 Mendalami ilmu tasawuf, fiqih, dan hadits dari para ulama Baghdad.
📌 Mengajarkan zuhud dan makrifat kepada murid-muridnya.

Mengembangkan konsep wara’ (menjaga diri dari syubhat dan maksiat).
Menjadi pelopor dalam membentuk pemikiran tasawuf yang lebih sistematis.
Memberikan bimbingan kepada Imam Junaid al-Baghdadi, yang kemudian menjadi tokoh besar dalam dunia tasawuf.


4. Hubungan dengan Imam Junaid al-Baghdadi

📌 Sebagai paman sekaligus guru dari Imam Junaid.
📌 Memberikan dasar-dasar ilmu tasawuf kepada Junaid.
📌 Dikenal sebagai guru yang penuh kelembutan dan hikmah.

Membentuk karakter Imam Junaid yang kemudian menjadi Imam Besar dalam tasawuf.
Menanamkan pentingnya keseimbangan antara syariat dan hakikat dalam tasawuf.
Menjaga murid-muridnya agar tidak terjerumus dalam pemahaman yang menyimpang.


5. Ajaran dan Pemikiran Tasawufnya

📜 Menekankan pentingnya wara’ dan ketakwaan dalam kehidupan seorang sufi.
📜 Mengajarkan bahwa makrifat kepada Allah hanya bisa dicapai dengan hati yang bersih.
📜 Mengecam para sufi yang hanya berorientasi pada maqam dan karomah.
📜 Mengajarkan keseimbangan antara syariat dan hakikat dalam kehidupan sufi.

Menolak tasawuf yang hanya sekadar klaim tanpa amal nyata.
Menjadikan ilmu sebagai dasar dalam perjalanan tasawuf.
Mengingatkan bahwa seorang sufi harus tetap berpegang teguh pada syariat.


6. Keistimewaan dan Karomahnya

📌 Dikenal sebagai seorang sufi yang sangat menjaga keikhlasan.
📌 Memiliki doa yang mustajab dan sering dikabulkan oleh Allah.
📌 Dikenal dengan kata-kata hikmahnya yang mendalam.

Hidup dalam kezuhudan yang tinggi dan tidak terpengaruh oleh dunia.
Memiliki banyak murid yang menjadi sufi besar di zamannya.
Mendapatkan banyak pujian dari ulama-ulama besar setelahnya.


7. Wafatnya

📌 Beliau wafat pada tahun 253 H (867 M) di Baghdad.
📌 Makamnya menjadi tempat ziarah para pencari ilmu dan keberkahan.
📌 Dikenang sebagai salah satu sufi besar yang memiliki pengaruh luas dalam dunia tasawuf.

Meninggalkan warisan ilmu yang besar dalam tasawuf.
Ajarannya tetap hidup dan diamalkan oleh banyak murid dan pengikutnya.
Dihormati oleh ulama-ulama setelahnya sebagai salah satu pendiri tasawuf di Baghdad.


8. Warisan dan Pengaruhnya

📌 Menjadi pelopor dalam ilmu tasawuf yang berbasis ilmu dan akhlak.
📌 Mempersiapkan generasi sufi berikutnya, terutama Imam Junaid al-Baghdadi.
📌 Menanamkan nilai-nilai keikhlasan, ketakwaan, dan wara’ dalam tasawuf.

Menjadi inspirasi bagi banyak wali dan ulama besar setelahnya.
Ajarannya tentang wara’ dan keikhlasan masih menjadi pedoman dalam tasawuf.
Dzikir dan wirid yang diajarkan masih diamalkan oleh banyak kaum sufi.


9. Kata-Kata Mutiara Syaikh Sari As-Saqathi

📌 "Tanda diterimanya amal adalah ketika engkau tidak melihat dirimu lebih baik dari orang lain."
📌 "Barang siapa yang ingin bersih hatinya, maka hendaklah ia meninggalkan keburukan dunia."
📌 "Cinta kepada Allah tidak bisa dicapai kecuali dengan meninggalkan hawa nafsu."
📌 "Seorang sufi sejati adalah yang tetap berpegang pada syariat, bukan hanya pada maqam dan karomah."


10. Kesimpulan

Syaikh Sari As-Saqathi adalah seorang sufi besar dari Baghdad yang memiliki pengaruh luas dalam tasawuf.
Beliau adalah murid dari Ma’ruf al-Karkhi dan guru dari Imam Junaid al-Baghdadi.
Dikenal karena kezuhudan, keikhlasan, dan keteguhan dalam syariat.
Mengajarkan bahwa tasawuf harus berlandaskan ilmu dan tidak boleh menyimpang dari syariat.
Makamnya menjadi tempat ziarah dan sumber inspirasi bagi banyak orang.

Semoga Allah merahmati Syaikh Sari As-Saqathi dan memberikan manfaat dari ilmunya bagi kita semua!


0 komentar:

Posting Komentar