Rabu, 02 Juli 2025

SILSILAH MBAK MUHAMMAD SHIDDIQ JEMBER

 

TEJOKUSUMO III (MBAH SRIMPET)

R.M. Tejokusumo atau yang lebih dikenal oleh masyarakat Lasem sebagai Mbah Srimpet adalah salah satu tokoh yang mempunyai kontribusi besar dalam perkembangan pendidikan dan dakwah Islamiyah. Membicarakan tokoh ini tak bisa lepas dari sejarah berdirinya Masjid Jami’ Lasem. 

Tejokukusumo III adalah Adipati Lasem. Raden Wingit kakak Adipati Lasem III, pernah menjadi Senopati Mataram atau dikenal Panembahan Rama atau Pangeran Kajoran, Mertua Trunojoyo.  

Mbah Srimpet lahir dari keluarga bangsawan Jawa, beliau adalah putra dari Adipati Santi Wira bin Adipati Badra bin Adipati Santi Puspa (Syekh Abu Bakar kakak sulung Raden Said atau Sunan Kalijaga) bin Santi Badra Tumenggung Wilwatikta

Mbah Srimpet diangkat menjadi Adipati Lasem oleh Sultan Hadiwijaya (Jaka Tingkir) pada tahun 1585 M. Beliau juga diambil menantu Sultan Pajang Hadiwijaya.

Adipati Tejokusumo alias Mbah Srimpet tersohor sebagai pemimpin yang bijak dan mencintai ilmu pengetahuan, beliau sangat peduli dan intens terhadap pembangunan dan pemberdayaan masyarakatnya terutama dalam bidang pendidikan dan da’wah Islamiyah. Mbah Srimpet banyak menggubah naskah – naskah kuno untuk dilestarikan nilai – nilai luhurnya dan disesuaikan dengan perkembangan jaman. Demi kecintaan dan ilmu pengetahuan serta dakwah Islamiyah tersebut, ia mendatangkan seorang ulama muda dari Tuban, yang bernama SAYYID ABDURROHMAN atau lebih dikenal dengan NAMA PANGERAN SAMBU AS-SAMARKANDI

Mbah Sambu diangkatnya sebagai Wali Negeri (semacam pejabat bidang keagamaan kala itu), yang pada akhirnya Sayyid Abdurrohman dinikahkan pula dengan salah satu dari putrinya.

MBAH SAMBU atau
Sayyid Abdurrahman Basyaiban (Pangeran Sambu) Lasem. Punya anak bernama
KH Yusuf (Raden Yusuf). KH. Yusuf makamnya di Desa Tuyuhan, kota Lasem, Desa tersebut juga merupakan kawasan pesantren kuno yang didirikan oleh Mbah Jumali bin Mbah Sambu.

Raden Yusuf punya anak bernama KH Muhammad Adzro'i (Raden Barda'i).

KH Muhammad Adzro'i memiliki anak KH Asy'ari (Raden Pangeran Asri). Raden Asri dengan gelar kebangsawanan melekat masih keluarga Raden Wingit tidak diketahui makamnya, kemungkinan gugur.

KH Asy'ari memiliki anak bernama Mbah Sholeh (Raden Tirtonadi), 

Mbah Sholeh punya anak bernama KH Abdullah, KH Abdullah wafat dikabarkan dimakamkan di Laut Merah, meninggal dunia sebab sakit sewaktu pulang haji naik kapal laut milik maskapai pelayaran Pemerintah Hindia Belanda.

KH Abdullah memiliki anak bernama MBAH SHIDDIQ (KH. Muhammad Shiddiq) Jember.

MBAH SHIDDIQ (KH Muhammad Shiddiq), tokoh penyebar agama Islam di Jember. Mbah Shiddiq memiliki 10 anak dari dua istri, yaitu 7 putra dan 3 putri. 

1. KH ACHMAD QUSYAIRI SHIDDIQ
Salah satu putra Mbah Shiddiq yang banyak mengarang kitab, seperti Inarotud Duja dan Wasilatul Hariyah. 

2. KH MANSUR SHIDDIQ
Salah satu putra Mbah Shiddiq yang memiliki anak bernama KH Ali Mansur, pencipta Syi'ir Sholawat Badar. 

3. KH MACHMUD SHIDDIQ
Salah satu putra Mbah Shiddiq yang memiliki anak bernama KH A Hamid Wijaya, pendiri dan Ketua GP Ansor pertama. 

4. NYAI HAJJAH ROICHANAH
Salah satu putri Mbah Shiddiq yang memiliki anak bernama KH Abdul Hamid, waliyullah yang dimakamkan di masjid Jamik Pasuruan. 

5. KH MAHFUDZ SHIDDIQ
Pemikir modernis NU dan Ketua Umum PBNU semasa KH Moh. Hasyim Asy'ari. 

6. KH ABDUL HALIM SHIDDIQ
Mubaligh dan Qari' pada tahun 1950-an hingga 1960-an. 

Dari KH Abdul Chalim, beliau memiliki Putra Putri:

Dari Istri yang bernama Nyai Muzayyanah lahir anak yang bernama:

1. Muhammad Ghozi
2. Aisyah
3. Muhammad Syawqi
4. Faiqotul Himmah
5. Saifur Rijal

Dari Istri yang bernama Nyai Najmul Laily, lahir anak yang bernama:

1. MUHAMMAD ALY
Muhammad Aly memiliki Putra Putri : MUSTHAFA KAMAL, Syifa Amalia, Nelly Furoidah, Muhammad Rijal, Hurin Ein, Salsabila, Ahmad Romadhon dan Muhammad Romadhon.

2. Fatimah Azzahro
3. Muhammad Mahfudz
4. Muhammad Yusuf QH
5. Muhammad Najib
6. Aisyah Khodijah
7. Abdul Barri
8. Nurussobah Ainul Izzah

7. NYAI ZAINAB
Salah satu putri Mbah Shiddiq yang memiliki anak bernama KH Farouq, Pendiri Pondok Riyadhush Sholihin di Jember. Punya berbesan KH Abdul Hamid Pasuruan.

8. KH ABDULLAH
Salah satu putra Mbah Shiddiq yang memiliki aktifitas bidang Pendidikan di Surabaya.

9. KH ACHMAD SIDDIQ
Putra bungsu Mbah Shiddiq dari Nyai Maryam. KH Achmad Siddiq merupakan mantan Rais 'Aam PBNU pada tahun 1984-1991. 

10. NYAI ZULAIKHO
Salah satu putri Mbah Shiddiq yang dikawin oleh bernama KH Zhofir Bin Abdus salam. Mengasuh Pondok Al Fattah  di Jember. 

MBAH SHIDDIQ berdomisili di Warugunung.  Selanjutnya beliau tinggal di PP Al Fachriyyah Sumbergirang Lasem, kemudian hijrah mbabat alas BERDAKWAH KE JEMBER dan wafat di sana pada tahun 1934.

KIAI MUHAMMAD SHIDDIQ adalah putra dari KH. Abdullah, yang wafat dan dimakamkan di Laut Merah saat menunaikan ibadah haji. Ayahnya adalah putra KH. Sholeh (alias Raden Pangeran Asri), bin KH. Muhammad Adzro'i (alias Raden Barda'i), bin KH.Yusuf (alias Raden Yusuf yang dimakamkan di Puladak, Lasem), bin Sayyid Abdurrahman (alias Mbah Sambu, yang dimakamkan di Masjid Jami' Lasem). Melalui garis keturunan ini, nasab Kiai Shiddiq bersambung langsung kepada Rasulullah SAW.

DARI JALUR IBUNYA, Nyai Siti Aminah, Kiai Shiddiq adalah cucu dari Abdul Karim bin Penghulu Purwodadi, bin Demang Sahid Imam (Kasruhan) bin Waliyullah Achmad (Lasem), bin KH. Ahmad Sholeh (Pati), bin Sayyid Abdurrahman alias Mbah Sambu Lasem (alias Adipati Tejokusumo II) Dengan demikian, Kiai Shiddiq memiliki nasab mulia ke MBAH SAMBU dari kedua jalur orang tuanya.

Mbah Sambu atau Sayyid Abdurrahman Basayaiban wafat 1671. Sayyid Abdurrohman atau Raden Muhammad Syihabuddin Sambu Digdodiningrat alias Pangeran Sambu As-Samarkandi (MBAH SAMBU). Ia adalah putra Pangeran BENAWA bin JOKO TINGKIR  (Sultan Hadiwijaya, Raja Kerajaan Pajang). Kerajaan Pajang adalah cikal bakal Kerajaan Mataram Islam.

Kiai Muhammad Shiddiq memiliki beberapa saudara, salah satunya adalah KH. Muhammad Arif, yang dimakamkan di Sedan, Kabupaten Rembang. Keturunan Mbah Arif banyak yang menetap di Sedan, termasuk KH. Usman dari Canga’an Genteng, Banyuwangi.

K.H. MUHAMMAD SHIDDIQ 

KH Muhammad Shiddiq adalah muballigh yang berjasa menyebarkan Islam di Jember pada abad ke-19. Ia lahir di Lasem tahun 1854 dan meninggal di Jember tahun 1934. Melalui pesantren-pesantren yang didirikannya, Islam berkembang pesat di Jember dengan dibangunnya masjid-masjid dan berkembangnya santri penyebar agama.

KH Muhammad Shiddiq dan lebih dikenal dengan nama Kyai Shiddiq atauMbah Shiddiq, adalah seorang muballigh/da'i yang awal berjasa menyebarkan islam di kabupaten Jember yang dilanjutkan oleh para kader-kader muballigh/da'i-nya
sehingga kabupaten Jember menjadi daerah islami. 

Terbukti sekarang banyak kyai/ulama, sejumlah + 3000 masjid, sejumlah +750 pesantren dan sejumlah + 1000 lembaga pendidikan Islam lainnya dikabupaten Jember.

Kyai Shiddiq meninggal di Jember pada hari Ahad Paing jam 17.45 tanggal 2 Romadlon 1353 H./9 Desember 1934 M. Pada usia 80 tahun dan dimakamkan di Turbah Jln. Gajahmada Condro Jember.

Sebagai Kyai terkenal dapat 
diketahui dari makamnya di 
Turbah Kampung Condro atau di Jalan Gajahmada dikota Jember yang banyak diziarahi ummat Islam. Bahkan Para Peziarah yang datang untuk 
berzikir membaca tahlil ada yang berdatangan dari Jawa Barat pada hampir setiap malam Jumat dengan berombongan kendaraan bus.

Selain itu, jasa beliau sbg Muballighawal di Jember yang berjasa mendirikan pesantren awal dan 13 masjid sebagai langkah awal penyebaran islam di Jember.Setelah pengembaraan mencari ilmunya, Kyai Shiddiq mendirikan pesantren sebagai pengabdian ilmunya di masyarakat, mula-mula di Lasem.

Kemudian sekitar tahun 1884, beliau dalam usia 30 tahun hijrah ke Jember dan mendirikan pesantren dikampung kampung Gebang Jember. Kemudian pada tahun1918, beliau berusia 64 tahun pindah ke kampung Talangsari Jember dan mendirikan pesantren yang kemudian sekarang dikenal sebagai Pesantren Ash-Shiddiqi Putra (PPI ASHTRA) di jalan KH Shiddiq 201 Jember yang diasuh oleh Gus H Firjaun bin KH Achmad Shiddiq. Pesantren di Gebang kemudian dilanjutkan oleh putranya (KH Machmud) dan kemudian dipindah ke kampung Tegal Boto yang sekarang dikenal sebagai Pesantren Al-Jauhar yang diasuh oleh (alm) Prof. DR. KH. Sahilun A. Nasir M.PdI.Melalui pesantren inilah yang kemudian menjadi cikal bakal 
berkembangnya islam di Jember melalui strategi pengkaderan santri dan mendirikan masjid-masjid 
sebanyak +15 masjid yang tersebar diberbagai wilayah
Jember, termasuk Masjid Jamik Al-Baitul Amin dijantung kota Jember. Terbukti, para santrinya tersebut yang kemudian menjadi kyai/muballigh/da'i yangmenyebar-luaskan pengajaran islam dipelosok Jember melalui masjid-masjid yang telah dirintis beliau tersebut.

Beliau lahir tahun 1453 H (1854 M) di pedukuhan Punjulsari Desa Waru Gunung Kecamatan Lasem 
Kabupaten Rembang Jawa 
Tengah. Lokasi pedukuhan 
Punjulsari perkebunan dan 
hutan sehingga beliau 
adalah Arek Ndeso.

Menurut GARIS NASAB yang 
dicatat KH. Achmad Qusyairi 
bin KH. Muhammad Shiddiq dan catatan KH. Abdul Halim bin KH Muhammad Shiddiq, menyebutkan Mbah Shiddiq keturunan kyai-kyai agung yang sambung nasab kepada Rosulullah Muhammad SAW.

DAN GARIS AYAH, KH. Muhammad Shiddiq bin KH Abdullah (makam di Laut Merah) bin KH. Sholeh (makam di Lasem) bin KH. Asy'ari bin KH. Azro’i bin KH Yusuf (makam di Pulandak Lasem) bin Sayyid 
Abdurrachman Al-Basyaiban (makam di Lasem) yang 
berjuluk Mbah Sambu alias Raden Muhammad Syihabuddin Sambu Digdodiningrat.

Sedangkan DARI GARIS IBU, KH. Muhammad Shiddiq binti Nyai Hj. Aminah (di makamkan di Jepara) bin Abdul Karim bin Penghulu Purwodadi bin DemangSahid Imam (Kasruhan), bin Husein (Tuyuan), bin Waliyulloh Achmad (Lasem)bin Sayyid KH. Achmad Sholeh (Pati Raden KH. Abdul Adzim (Penghulu Lasem) bin Sayyid Abdurrachman Al-Basyaiban.

Pertemuan nasab garis ayah dengan garis ibunya Sayyid Abdurrachman Al-Basyaiban yang berjuluk Mbah Sambu alias Raden Muhammad Syihabuddin Sambu Digdodiningrat Sayyid Abdurrachman al-Basyaiban tsb mempunyai 6 orang putra

1. Raden Sayyid KH. Jazuli (Waliullah dari Tuyuan)

2. Raden Sayyid Muhyiddin

3. Raden Sayyid Qosim

4. Raden Sayyid Yusuf 
(Menurunkan KH. Abdulloh: Ayahanda KH Muhammad Shiddiq)

5. Raden Sayyid Imam

6. Raden Sayyid KH. Abdul `Adzim (menurunkan Ny Hj Aminah: Ibunda KH Muhammad Shiddiq)

Data nasab ini dapat tersajikan karena silsilah nasab bagi 
para ulama penting sekali 
yaitu menyangkut 
menjaga keluhuran akhlaq yang telah ditanamakan oleh para Leluhurnya.

Pada konteks inilah, Kyai Shiddiq tak pernah mau menunjukkan keterangan asal-usul nasabnya saat ditanya oleh para putra-putranya. KH Achmad Qusyairi pernah menanyakan hal ini kepada beliau tetapi dijawab: "Tak perlu tahu dan tak perlu dicari"

Maksud Kyai Shiddiq adalah agar anak cucunya menghindar dari kesombongan dengan cara menyembunyikan nasabnya itu. Sungguhpun demikian, justru KH Achmad 
Qusyairi-lah yang melacak 
sampai ketemu catatan nasab ini. Pencarian catatan nasab ini dengan croscek kepada Catatan Syajaroh milik Habib Achmad bin Sahal al-Basyaiban dan Catatan Syajaroh Sayyid Ali. Bahkan, KH Hasan Abdillah cerita tentang KH Abdul Hamid (menantu KH. Achmad 
Qusyairi) Pasuruan, melalui 
karomahnya yang dapat berkomunikasi dengan Mbah Sambu.

GARIS NASAB MBAH SAMBU MENURUT KYAI HASAN ABDILLAH (Glenmore Banyuwangi) yang mengutip dari keterangan ayahnya, 
almarhum Kyai Qusyairi 
tentang SayyidbAbdurrachmanal-Basyaiban alias Mbah 
Sambu alias Raden 
Muhammad Syihabuddin Sambu 
Digdodiningrat. Sayyid 
Abdurrachman al-Basyaiban
adalah keturunan ke 27 langsung (nasab) dari Rasulullah SAW yang silsilahnya sebagai berikut :

1. Sayyid Abdurrachman 
al-Basyaiban alias Mbah 
Sambu (makam di Lasem, Rembang)

2. bin Sayyid Muhammad 
Hasyim alias Sunan Ngalono

3. bin Sayyid Abdurrachman al-Basyaiban

4. bin Sayyid Abdullah

5. bin Sayyid Umar

6. bin Sayyid Muhammad

7. bin Sayyid Achmad

8. bin Sayyid Abubakar 
Basyaiban

9. bin Sayyid Muhammad 
Asy'adullah

10. bin Sayyid Hasan 
At-Taromi

11. bin Sayyid Ali

12. bin Sayyid Muhammad 
Al Fagih Muqoddam (makam di Hadramaut Yaman)

13. bin Sayyid Ali

14. bin Sayyid Muhammad 
Shohibi Mirbat (makam di Zafar,Hadramaut Yaman)

15. bin Sayyid Ali Khaliq Qosim (makam di Tarim, Hadramaut Yaman)

16. bin Sayyid Alwi (makam 
di Bait Jubair, Hadramaut)

17. bin Sayyid Muhammad (makam di Bait Jubair, Hadramaut)

18. bin Sayyid Alwi (makam di Samal, Hadramaut)

19. bin Sayyid Abdullah 
Ubaidillah (makam di .Al-Ardli 
Burt Hadrai)

20. bin Sayyid Ahmad 
Al-Muhajir (makam di Basra 
Tarim, Hadramaut Yaman)

21. bin Sayyid `Isa An-Naqib 
(makam di Basrah, Iraq)

22. bin Sayyid Muhammad An Nagib (makam di Basrah, Iraq)

23. bin Sayyid Ali Al -'Uraidi (makam di Madinah)

24. bin Sayyid Ja'far Ash-
Shodiq (makam di Madinah)

25. bin Sayyid Muhammad 
Al-Bagier (makam di Madinah)

26. bin Sayyid Ali Zainal Abidin 
(makam di Madinah)

27. bin Sayyidina Husein

28. binti Fatimah Az-Zahroh 
RA, Istri Sahabat Sayyidina 
Ali Al - Murtadlo RA (makam di Baqi’ Madinah, saudi Arabia).

29. bin Rosulullah Muhammad ﷺ  (makam di Masjid NabawiMadinah, Saudi Arabia)

Keterangan tambahan Kyai Hasan Abdillah tentang Sayyid Abdurrachman al-Basyaiban 
alias Mbah Sambu alias Raden Muhammad Syihabuddin Sambu Digdodiningrat alias PANGERAN KUSUMO yang konon adalah calon Raja Mangkunegoro IV di Solo. Ia menjadi calon raja dalam usia kanak-kanak karena ayahnya, yaitu Sunan Ngalogo (yang disebutnya pada nama Sayyid Muhammad 
Hasyim) yang sudah wafat 
saat kakeknya yang berjuluk 
Mangkunegoro III sedang memangku kerajaan Mangkunegaran Solo. Konon Pangeran Kusumo akan dibunuh oleh segolongan kerabat istana yang ingin merebut kekuasaan tetapi berhasil diselamatkan oleh 
Abdi setianya, yang memasukkannya dalam bangkai seekor sapi yang dihanyutkan ke sungai Solo. Anehnya, bangkai tsb nyangkut dipinggir sungai lokasi Pesantren Kyai Sambo (nama desa di kab Lamongan). Tak ada keterangan yang valid apakah nama Kyai Sambo itu 
menunjukkan namanya atau 
asal daerahnya. Selanjutnya, Sang Pangeran tsb menjadi santri Kyai Sambo. Sang Pangeran tsb tumbuh menjadi Ulama yang 
berdakwah didaerah Lasem 
dan sekitarnya sampai 
wafatnya yang kemudian dimakamkan di Masjid Jami’ Lasem. Karena Sang Pangeran Kusumo tsb berasal dari desa Sambo maka dikenalah beliau dengan julukan "Mbah Sambu alias Kyai Sambu".

GARIS NASAB MENURUT
KYAI CHALIM BIN MUHAMMAD SHIDDIQ tentang Silsilah Mbah Sambu ke atas sbb: 

01. Sayyid Abdurrachman al-Basyaiban alias PangeranMuhammad Syihabuddin Sambu Digdodiningrat yang berjuluk Kyai Sambu.

02. bin Raden Tumenggung Joyonegoro

03. bin Pangeran Alit

04. bin Pangeran Joyokusumo

05. bin Pangeran Selarong

06. bin Raden Kyai Ageng (Joko Tingkir)

07. bin Raden Ayu Pambayun (istrinya Joyodiningrat)

08. bin Raden Brawijaya Prabudoyo

09. bin Raden Damarwulan (Prabuwijaya VI atau Prabu Mertawijaya).

10. bin Raden Hudari

11. bin Raden Hadiwijaya

13. bin Raden Hardjokusumo

14. bin Maulana Sayyid Achmad

15. bin Maulana Sayyid Ali Rahmatullah (Sunan Ampel)

16. bin Maulana Sayyid Al-Amir Syech Ghozi Ibrahim

17. bin Sayyid Jamaludin Husain

18. bin Sayyid Muhammad Syah

19. bin Sayyid Abdulloh

20. bin Sayyid Abdul Malik

21. bin Sayyid Ali 

22. bin Sayyid Muhammad 
Sohibi Mirbat 

23. bin Sayyid Ali

24. bin Sayyid Muhammad 
Shohibi Mirbat (makam di 
Zafar, Hadramaut Yaman)

25. bin Sayyid Ali Khaliq Qosim (makam di Tarim, Hadramaut Yaman)

26. bin Sayyid Alwi (makam di 
Bait Jubair, Hadramaut)

27. bin Sayyid Muhammad (makam di Bait Jubair, Hadramaut).

28. bin Sayyid Alwi (makam di Samal, Hadramaut).

29 bin Sayyid Abdullah 
Ubaidillah makam di Al-Ardli 
Burt Hadrai)

30. bin Sayyid Ahmad 
Al-Muhajir (makam di Basra 
Tarim, Hadramaut Yaman)

31. bin Sayyid `Isa An-Naqib 
(makam di Basrah, Iraq)

32. bin Sayyid Muhammad An Nagib (makam di Basrah, Iraq)

33. bin Sayyid Ali Al -'Uraidi (makam di Madinah)

34. bin Sayyid Ja'far Ash-
Shodiq (makam di Madinah)

35. bin Sayyid Muhammad 
Al-Bagier (makam di Madinah)

36. bin Sayyid Ali Zainal Abidin 
(makam di Madinah)

37. bin Sayyidina Husein

38. binti Fatimah Az-Zahroh 
RA, Istri Sahabat Sayyidina Ali Al – Murtadlo RA (makam di Baqi’ Madinah, saudi Arabia)

39. bin Rosulullah Muhammad 
SAW (makam di Masjid 
Nabawi Madinah, Saudi Arabia).

VERSI DARI SILSILAH KRATON SOLO, Kyai Sambu bin Raden Sumonegor (Bupati Lasem) bin Pangeran Joyokusumo bin Pangeran Hadiwijaya bin Pangeran Mas (Adipati Pajang) bin Pangeran Benowo (Sultan Pajang kedua) bin Sultan Hadiwijaya (Sultan Pajang ke -1).

Kedua versi tersebut menyebutkan Mbah Sambu adalah KETURUNAN JOKO TINGKIR (Mas Karebet alias Sultan Hadiwijaya) dari Kerajaan Pajang.

*

0 komentar:

Posting Komentar