LILLAAHI TA’ALA
(Hanya Karena Allah Semata)
Apa maksud "Lillahi Ta’ala"?
Kalimat ini bermakna bahwa segala sesuatu yang kita lakukan—baik ibadah, amal, ucapan, maupun niat hati—semata-mata diperuntukkan bagi Allah, bukan karena ingin pujian, bukan karena takut celaan, bukan karena mengharap balasan dunia, dan bukan pula karena ikut-ikutan manusia.
Lillahi Ta’ala adalah pondasi dari keikhlasan. Maka setiap amal yang tidak diniatkan karena Allah akan tertolak, sebagaimana sabda Nabi Muhammad ﷺ:
"Sesungguhnya setiap amal tergantung pada niatnya, dan sesungguhnya setiap orang hanya akan mendapatkan sesuai apa yang ia niatkan."
(HR. Bukhari dan Muslim)
Bagaimana Cara Beramal Lillahi Ta’ala?
- Berniat karena Allah, bukan karena dunia, pujian, atau penghargaan manusia.
- Amalnya benar secara syari'at, yaitu sesuai dengan tuntunan Rasulullah ﷺ, bukan dengan cara-cara bid’ah atau tak berdasar.
- Ikhlas dan tidak mengungkit-ungkit amal, baik di hati maupun dalam ucapan.
- Sabar atas hasilnya, sebab yang dinilai bukan hasil duniawinya, tapi keikhlasannya.
Contoh:
- Salat bukan karena ingin dilihat orang, tapi karena Allah.
- Bersedekah bukan karena ingin dipuji dermawan, tapi karena Allah.
- Berdzikir bukan karena tren atau agar dianggap sufi, tapi karena Allah.
Bagaimana Cara Berharap Lillahi Ta’ala?
- Menggantungkan segala harapan hanya kepada Allah, bukan kepada makhluk.
- Berdoa hanya kepada-Nya, dengan adab yang benar.
- Menghindari segala bentuk perantara atau persekutuan dalam pengharapan, seperti bergantung pada benda, orang mati, dukun, atau jin.
- Menaruh keyakinan bahwa hanya Allah-lah yang Maha Kuasa memenuhi hajat.
Sebagaimana firman Allah:
"Hanya kepada-Mu kami menyembah, dan hanya kepada-Mu kami memohon pertolongan."
(QS. Al-Fatihah: 5)
Ayat ini menjadi landasan utama bahwa menyembah dan berharap harus ditujukan hanya kepada Allah, tidak boleh kepada makhluk walau makhluk itu dianggap mulia.
Beribadah yang Benar itu Bagaimana?
Ibadah adalah segala bentuk ketaatan yang dilakukan dalam rangka tunduk dan patuh kepada Allah, meliputi:
- Melaksanakan perintah-Nya
- Menjauhi larangan-Nya
- Menjalankan sunnah Nabi-Nya
- Menyerahkan diri sepenuhnya kepada hukum Allah
Contoh ibadah:
- Shalat, puasa, zakat, haji
- Dzikir dan doa
- Membaca Al-Qur’an
- Sedekah dan menolong sesama
Semua itu bernilai ibadah jika niatnya Lillahi Ta’ala.
⚠️ Peringatan:
Jangan mengamalkan mantra, wirid, bacaan yang tidak berasal dari Nabi ﷺ, sebab hal itu bukan ibadah, bahkan bisa termasuk bid’ah atau kesesatan.
Rasulullah ﷺ bersabda:
"Barangsiapa mengada-adakan dalam urusan agama kami ini sesuatu yang bukan darinya, maka ia tertolak."
(HR. Bukhari dan Muslim)
Apakah Wiridan dan Amal Rutin Dibolehkan?
Boleh, bahkan dianjurkan, selama:
- Bacaan atau amalan tersebut berasal dari Al-Qur’an atau hadits Nabi ﷺ
- Niatnya untuk mengharap ridha Allah, bukan dunia
- Tidak meyakini bahwa bacaan itu wajib atau harus sekian jumlah tertentu, jika tidak ada dalil yang pasti
- Tidak dijadikan ajaran khusus yang diikuti banyak orang tanpa tuntunan syar’i
Contoh yang dibenarkan:
- Membaca sholawat 100 kali dengan niat berharap dilepas dari neraka, sebagaimana sabda Nabi ﷺ:
"Barangsiapa bersholawat kepadaku 100 kali, maka Allah akan menghapuskan 100 dosa dan membukakan untuknya 100 pintu rahmat."
(HR. Al-Baihaqi)
Apa Itu Amalan Musyrik?
Amalan dikatakan musyrik jika:
- Menyembah selain Allah
- Berdoa atau memohon kepada selain Allah
- Meminta perlindungan kepada selain Allah dalam perkara ghaib
Atau:
- Menyekutukan Allah dalam niat dan harapan – misalnya, beramal karena Allah dan karena ingin disanjung manusia.
Kesimpulan: Makna “Lillahi Ta’ala”
-
Lillahi Ta’ala berarti menyembah hanya kepada Allah dan mengharap hanya kepada Allah, sebagaimana firman:
"Iyyaaka na’budu wa iyyaaka nasta’iin" -
Setiap amal harus didasari dua hal:
- Ikhlas karena Allah (niat)
- Benar sesuai tuntunan Rasulullah ﷺ (cara)
-
Tidak setiap wiridan itu sesat, asal sumbernya dari dalil syar’i dan tidak bertentangan dengan akidah.
-
Membaca doa, sholawat, atau ayat dengan niat berharap kepada Allah itu dibenarkan, selama tidak ditujukan kepada selain Allah.
🌿 Penutup
"Selama engkau beramal karena Allah dan berharap hanya kepada-Nya, maka engkau berada di jalan yang benar — inilah makna sesungguhnya dari Lillahi Ta’ala."
Semoga Allah menerima amal-amal kita, melindungi dari syirik tersembunyi, dan menjadikan kita hamba-hamba yang ikhlas.
0 komentar:
Posting Komentar