Senin, 09 Juni 2025

Versi penipuan online yang paling gencar digunakan tahun 2023–2024



 Versi penipuan online yang paling gencar digunakan tahun 2023–2024 menurut pengamatan dan data yang relevan, lengkap dengan modus, ciri khas, dan cara menghindarinya, dengan gaya penyampaian yang ringkas namun informatif:



Jenis Penipuan Online Paling Marak (2023–2024)


1. Phishing/Smishing Generasi Baru

  • Modus:
    • Tautan palsu via SMS/WA dengan dalih: “hadiah pajak”, “pengiriman gagal”, atau “verifikasi akun”.
  • Ciri:
    • Domain menyerupai resmi tapi aneh (misal: shopee-gift[.]com).
    • Email dengan nama instansi besar, tapi alamat mencurigakan (support@grab-logistics[.]info).
  • Hindari:
    • Jangan klik link dari sumber tidak dikenal.
    • Cek keaslian domain di WHOIS atau ketik manual URL resmi.


2. Investasi Bodong Berbasis Aplikasi

  • Modus:
    • “Trading bot AI”, “crypto mining”, “investasi saham pre-IPO” menjanjikan untung 5–10%/hari.
    • Grup Telegram/WA ramai testimoni (mayoritas bot).
  • Ciri:
    • Tidak ada izin OJK.
    • Rekening pribadi sebagai penampung dana.
  • Hindari:
    • Hindari investasi dengan janji hasil pasti.
    • Cek legalitas di situs resmi OJK atau SWI.


3. Romance Scam Digital

  • Modus:
    • Pelaku menyamar jadi dokter/tentara luar negeri yang ingin “pulang” tapi butuh dana.
    • Menggunakan foto palsu, kini juga memakai AI deepfake saat video call.
  • Hindari:
    • Jangan kirim uang ke orang yang baru dikenal online, meski tampak “romantis”.
    • Cek foto via reverse image (Google Lens, Tineye).


4. Tech Support Palsu + Ransomware

  • Modus:
    • Tiba-tiba muncul notifikasi: “Komputer Anda terinfeksi!” lalu diminta mengunduh aplikasi remote (TeamViewer, AnyDesk).
    • Data korban dienkripsi lalu dimintai tebusan.
  • Hindari:
    • Abaikan pop-up mendadak di browser.
    • Jangan beri akses ke perangkat tanpa verifikasi.


5. Lowongan Kerja Fiktif (Job Scam)

  • Modus:
    • “Kerja remote gaji besar” via LinkedIn/Instagram.
    • Korban disuruh bayar biaya pelatihan atau admin lewat QRIS.
  • Ciri:
    • Perusahaan abal-abal, klaim dari luar negeri (Singapura/Dubai).
  • Hindari:
    • Waspadai lowongan kerja dengan syarat bayar.
    • Telusuri legalitas perusahaan dan alamat fisik.


6. Pinjaman Online (Pinjol) Ilegal

  • Modus:
    • Aplikasi pinjaman yang mudah cair, tapi mengenakan bunga sangat tinggi dan teror digital.
  • Ciri:
    • Izin OJK dipalsukan.
    • Hanya minta KTP dan akses kontak HP.
  • Hindari:
    • Gunakan pinjol legal di bawah pengawasan OJK (cek di ojk.go.id).


7. QR Code Scam

  • Modus:
    • Korban diminta scan QR untuk “verifikasi bantuan”, ternyata QR-nya adalah tautan ke transaksi keuangan.
  • Hindari:
    • Jangan asal scan QR dari orang tak dikenal.
    • Aktifkan notifikasi bank untuk cek transaksi real-time.


8. Donasi & Giveaway Palsu

  • Modus:
    • Video viral di TikTok/IG: “Anak kanker butuh bantuan Rp10 ribu”, atau “giveaway iPhone 15”.
    • Link donasi via situs palsu, hasilnya masuk rekening pribadi penipu.
  • Hindari:
    • Donasi hanya lewat lembaga resmi (ACT, Baznas, Dompet Dhuafa, dsb).
    • Jangan sebarkan konten giveaway tanpa sumber resmi.


🚫 Ciri Umum Penipuan Digital

  • Janji terlalu indah: “Untung cepat, tanpa risiko”.
  • Desakan waktu: “Bayar sekarang, atau akun diblokir!”.
  • Minta akses: Akun, OTP, atau remote perangkat.


Cara Perlindungan Diri

  1. Gunakan 2FA via aplikasi, bukan SMS.
  2. Pisahkan rekening online & pribadi.
  3. Cek semua legalitas: perusahaan, aplikasi, dan penawaran.
  4. Laporkan ke pihak berwenang:


📊 Data Terkini

  • Kaspersky: Phishing naik 42% di Asia Tenggara (2023).
  • BI: 78% korban scam digital adalah usia 17–35 tahun.
  • Google Trends: Kata kunci “penipuan online” melonjak setiap akhir bulan.

🛡️ Penutup

Prinsip utama:
“Semakin tergesa dan menggiurkan, semakin besar peluang itu jebakan.”

Bila ingin, saya bisa bantu buat versi infografisnya juga. Mau?


0 komentar:

Posting Komentar