Ketika Allah Menghendaki Kebaikan Bagiku...
Saat Allah Mengingatku maka dimudahkan-NYA aku untuk berdzikir.
Bukanlah engkau sendiri yang mampu mengingat Allah, akan tetapi sebab INGAT-NYA kepadamu lah yang membuatmu suka berdzikir kepada-NYA. Dan saat berdzikir itulah Qolbu Insan akan dapat merasakan Kehadiran Chadhrot Allah Ta'ala dalam dzikir-dzikir sholatnya, yakni Sesempurnanya Shifatullaah bilamana ia benar-benar dalam khusyu' dalam sholatnya! Dan dapat memahami bahwa segala suara dan gerakannya adalah semata-mata hadirnya Nur Kalamullah, Nur Qudrotullah dan Nur Irodatullah.ولذكر الله اكبر
Saat Allah hendak mengampuniku, maka dimudahkan-NYA aku beristighfar.
Bukanlah engkau sendiri yang mampu memohon ampunan kepada Allah, akan tetapi sebab Karunia Ampunan-NYA lah yang membuatmu bisa beristighfar kepada-NYA.
Saat Allah hendak memberiku Karunia, maka dimudahkan-NYA aku berdoa dan bersangka baik kepada-NYA.
Bukanlah engkau sendiri yang mampu berdoa dan bersangka baik kepada Allah, akan tetapi sebab Karunia-NYA lah yang membuatmu suka berdoa dan berchusnuzh-zhonn kepada-NYA.
Saat Allah hendak mengajakku berdialog, maka dimudahkan-NYA aku membaca Al Qur'an.
Bukanlah engkau sendiri yang mampu membaca Al Qur'an, akan tetapi sebab Karunia Ajakan Berdialog dengan-NYA lah yang membuatmu membaca senang membaca Lembar - Lembaran Kitab-NYA.
Saat Allah hendak mensucikanku, maka dimudahkan-NYA aku berpuasa.
Bukanlah engkau sendiri yang mampu berpuasa, akan tetapi sebab Karunia Pensucian Jiwa dari-NYA lah yang membuatmu mampu berpuasa.
Saat Allah hendak memberiku syafaat, maka dimudahkan-NYA aku bersholawat.
Bukanlah engkau sendiri yang mampu bersholawat ke atas Nabi Muhammad ﷺ, akan tetapi sebab Karunia Syafaat-NYA lah yang membuatmu bersholawat.
Saat Allah hendak menambahkan ni'mat pemberian-NYA, maka dimudahkan-NYA aku bersyukur.
Bukanlah engkau sendiri yang mampu bersyukur, akan tetapi sebab Tambahan Karunia-NYA lah yang membuatmu bersyukur kepada-NYA.
Bukanlah engkau sendiri yang mampu bersyukur, akan tetapi sebab Tambahan Karunia-NYA lah yang membuatmu bersyukur kepada-NYA.
Saat Allah hendak meningkatkan derajatku, maka dimudahkan-NYA aku Bershabar.
Bukanlah engkau sendiri yang mampu bershabar, akan tetapi sebab Karunia Peningkatan Derajat dari-NYA lah yang membuatmu tegak dengan keshabaran atas ujian-ujian-NYA.
Saat Allah hendak menjadikan hanya Diri-NYA satu-satunya Pencukupku, maka dimudahkan-NYA aku bertawakkal.
Bukanlah engkau sendiri yang mampu bertawakal, akan tetapi sebab Karunia Pencukupan dari-NYA lah yang membuatmu mampu bertawakkal kepada-NYA.
Saat Allah hendak memudahkan segala urusanku, maka dimudahkan-NYA aku untuk bertaqwa.
Bukanlah engkau sendiri yang mampu bertaqwa, akan tetapi sebab Karunia Permudahkan dan Jalan keluar serta Rejeki dari-NYA lah yang membuatmu mampu bertaqwa kepada-NYA.
Saat Allah hendak menyelamatkanku, maka didekatkan-NYA aku kepada Ulama' dan difahamkan-NYA Ilmu agama.
Bukanlah engkau sendiri yang mampu mendekati para ulama lalu memahami ilmu-ilmu agama dengan baik dan benar, akan tetapi sebab Karunia Penyelamatan-NYA lah yang membuatmu terhubung dengan para ulama'. Dan dengan Nur Ilmu-NYA lah kau mengenali kebaikan dan memahami kebenaran sejati.
Saat Allah hendak menjaminku, maka dimantapkan-NYA keyakinanku kepada-NYA.
Bukanlah engkau sendiri yang mampu mantap keyakinan, akan tetapi sebab Karunia Penjaminan-NYA lah yang membuatmu mampu yakin dan mantap kepada-NYA.
Saat Allah hendak menerimaku sepenuhnya, maka dimudahkan-NYA khusyu' dalam sholatku.
Bukanlah engkau sendiri yang mampu sholat dengan khusyu' , akan tetapi sebab Karunia Penerimaan-NYA lah yang membuatmu mampu meni'mati khusyu' dalam sholat-sholatmu.
Saat Allah hendak mengumpulkanku kedalam golongan yang mulia, maka dimudahkan-NYA bertemu dan berkumpul dengan orang-orang yang Sholih.
Bukanlah engkau sendiri yang mampu menemui dan mengumpuli orang-orang yang sholih, akan tetapi sebab Kehendak Mempertemukan-NYA lah yang membuatmu bisa bertemu dan berkumpul dengan mereka.
Sesungguhnya... Allah-lah yang memulai segalanya.
Hati Manusia (Qolbu Al-Insan) adalah ciptaan Allah yang Luar Biasa. Dia adalah Cermin yang mampu memantulkan Cahaya atau Nur Ilaahi atau Nur Shifat Allah. Adapun pancaran Nur Shifat Allah yang di terima oleh Hati Manusia itu berasal atau melalui Pemancarnya yaitu RUH yang bernama NUR MUHAMMAD atau RUH AL MUHAMMADIYYAH.
Pernyataan yang menyentuh pokok-pokok pemikiran tasawuf yang dalam dan mendalam. Dalam tradisi sufi, qalb (hati) dipandang sebagai pusat spiritual manusia yang bisa menjadi wadah pantulan cahaya ilahi. Berikut penjelasan terstruktur yang memperdalam pernyataan Anda:
Bukanlah engkau sendiri yang mampu mantap keyakinan, akan tetapi sebab Karunia Penjaminan-NYA lah yang membuatmu mampu yakin dan mantap kepada-NYA.
Pernyataan yang menyentuh pokok-pokok pemikiran tasawuf yang dalam dan mendalam. Dalam tradisi sufi, qalb (hati) dipandang sebagai pusat spiritual manusia yang bisa menjadi wadah pantulan cahaya ilahi. Berikut penjelasan terstruktur yang memperdalam pernyataan Anda:
1. Qalb (Hati) sebagai Ciptaan Luar Biasa
Dalam banyak teks sufi dan ulama Ahlussunnah wal Jama‘ah:
- Qalb (القلب) adalah wadah batin manusia yang mampu menerima tajalli (penampakan) dari sifat-sifat Allah.
- Qalb tidak sekadar organ fisik, tapi entitas ruhaniyah yang menjadi tempat pantulan Nur Ilahi.
“Sesungguhnya dalam tubuh manusia ada segumpal daging. Jika ia baik, maka baiklah seluruh tubuh. Dan jika ia rusak, maka rusaklah seluruh tubuh. Ketahuilah, ia adalah hati.”(HR. Bukhari dan Muslim)
Dalam banyak teks sufi dan ulama Ahlussunnah wal Jama‘ah:
- Qalb (القلب) adalah wadah batin manusia yang mampu menerima tajalli (penampakan) dari sifat-sifat Allah.
- Qalb tidak sekadar organ fisik, tapi entitas ruhaniyah yang menjadi tempat pantulan Nur Ilahi.
“Sesungguhnya dalam tubuh manusia ada segumpal daging. Jika ia baik, maka baiklah seluruh tubuh. Dan jika ia rusak, maka rusaklah seluruh tubuh. Ketahuilah, ia adalah hati.”(HR. Bukhari dan Muslim)
2. Qalb sebagai Cermin Nur Ilahi
- Dalam ajaran Imam Al-Ghazali dan para sufi seperti Al-Qusyairi, qalb diibaratkan cermin ruhani.
- Jika hati itu disucikan dari kotoran nafsu dan dunia, maka ia mampu memantulkan Nur Allah.
- Nur tersebut bukan dzat Allah, tapi merupakan tajalli sifat-sifat-Nya, seperti kasih sayang, hikmah, keadilan, dll.
- Dalam ajaran Imam Al-Ghazali dan para sufi seperti Al-Qusyairi, qalb diibaratkan cermin ruhani.
- Jika hati itu disucikan dari kotoran nafsu dan dunia, maka ia mampu memantulkan Nur Allah.
- Nur tersebut bukan dzat Allah, tapi merupakan tajalli sifat-sifat-Nya, seperti kasih sayang, hikmah, keadilan, dll.
3. Ruh sebagai Sumber dan Pemancar Nur
- Dalam tradisi tasawuf, Nur Ilahi dipancarkan ke hati melalui ruh.
- Ruh dalam manusia merupakan ciptaan mulia yang mampu berinteraksi dengan alam malakut dan lauhul mahfudz.
- Dalam tradisi tasawuf, Nur Ilahi dipancarkan ke hati melalui ruh.
- Ruh dalam manusia merupakan ciptaan mulia yang mampu berinteraksi dengan alam malakut dan lauhul mahfudz.
4. Nur Muhammad sebagai Ruh Pemancar
- Nur Muhammad (النور المحمدي) atau Ruh al-Muhammadiyyah dianggap oleh banyak sufi sebagai hakikat awal dari seluruh ciptaan.
- Berdasarkan hadits yang diriwayatkan oleh Jabir:
“Wahai Jabir, sesungguhnya yang pertama diciptakan oleh Allah adalah Nur Nabimu.”(Hadits ini dinukil dalam banyak kitab tasawuf seperti Mawahib al-Ladunniyah, meskipun sanadnya diperselisihkan, tetapi maknanya diterima dalam kalangan sufi).
- Nur Muhammad diyakini sebagai wasilah (perantara) dalam pancaran cahaya Allah ke seluruh makhluk, termasuk ke qalb manusia.
- Nur Muhammad (النور المحمدي) atau Ruh al-Muhammadiyyah dianggap oleh banyak sufi sebagai hakikat awal dari seluruh ciptaan.
- Berdasarkan hadits yang diriwayatkan oleh Jabir:
“Wahai Jabir, sesungguhnya yang pertama diciptakan oleh Allah adalah Nur Nabimu.”(Hadits ini dinukil dalam banyak kitab tasawuf seperti Mawahib al-Ladunniyah, meskipun sanadnya diperselisihkan, tetapi maknanya diterima dalam kalangan sufi).
- Nur Muhammad diyakini sebagai wasilah (perantara) dalam pancaran cahaya Allah ke seluruh makhluk, termasuk ke qalb manusia.
Kesimpulan Tertata
Konsep
Penjelasan
Qalb
Cermin spiritual yang bisa memantulkan Nur Ilahi jika disucikan
Nur Ilahi
Cahaya sifat-sifat Allah yang muncul dalam bentuk kasih sayang, keindahan, dll
Ruh
Saluran penerimaan tajalli Nur Ilahi ke dalam qalb
Nur Muhammad
Ruh tertinggi, pancaran awal yang menjadi asal ciptaan dan perantara cahaya ke qalb manusia
Konsep | Penjelasan |
---|---|
Qalb | Cermin spiritual yang bisa memantulkan Nur Ilahi jika disucikan |
Nur Ilahi | Cahaya sifat-sifat Allah yang muncul dalam bentuk kasih sayang, keindahan, dll |
Ruh | Saluran penerimaan tajalli Nur Ilahi ke dalam qalb |
Nur Muhammad | Ruh tertinggi, pancaran awal yang menjadi asal ciptaan dan perantara cahaya ke qalb manusia |
Penegasan dan pendalaman hubungan Ruh atau Nur Muhammad dengan ruh manusia, sebagaimana dipahami dalam ilmu tasawuf, khususnya oleh para ulama Ahlussunnah wal Jama‘ah yang mendalam dalam kajian hakikat dan makrifat:
Penegasan dan pendalaman hubungan Ruh atau Nur Muhammad dengan ruh manusia, sebagaimana dipahami dalam ilmu tasawuf, khususnya oleh para ulama Ahlussunnah wal Jama‘ah yang mendalam dalam kajian hakikat dan makrifat:
🌟 1. NUR MUHAMMAD: Hakikat Awal Ciptaan
A. Pengertian
- Nur Muhammad (النور المحمدي) adalah cahaya pertama yang diciptakan Allah sebelum segala sesuatu.
- Ia adalah hakikat ruhani Nabi Muhammad ﷺ sebelum kelahiran jasadnya di dunia.
- Nur Muhammad (النور المحمدي) adalah cahaya pertama yang diciptakan Allah sebelum segala sesuatu.
- Ia adalah hakikat ruhani Nabi Muhammad ﷺ sebelum kelahiran jasadnya di dunia.
B. Dalil dan Pengaruhnya
Meskipun hadits-hadits tentang "awal mula diciptakan adalah nur Nabimu, wahai Jabir" tergolong lemah, maknanya diterima oleh para sufi, dan dijelaskan sebagai berikut:
“Allah menciptakan ruh Muhammad dari cahaya-Nya sendiri, dan dari Nur Muhammad itulah Dia menciptakan seluruh alam.”
(Makna ini dinukil oleh Imam Al-Qastalani dan dijelaskan oleh Imam Al-Jili dalam Al-Insan Al-Kamil)
Meskipun hadits-hadits tentang "awal mula diciptakan adalah nur Nabimu, wahai Jabir" tergolong lemah, maknanya diterima oleh para sufi, dan dijelaskan sebagai berikut:
“Allah menciptakan ruh Muhammad dari cahaya-Nya sendiri, dan dari Nur Muhammad itulah Dia menciptakan seluruh alam.”
(Makna ini dinukil oleh Imam Al-Qastalani dan dijelaskan oleh Imam Al-Jili dalam Al-Insan Al-Kamil)
🌿 2. RUH MANUSIA: Penerima dan Cerminan Nur Muhammad
A. Penciptaan Ruh Manusia
- Ruh manusia berasal dari alam tinggi (alam amr), sebagaimana firman Allah:
وَيَسْأَلُونَكَ عَنِ الرُّوحِ قُلِ الرُّوحُ مِنْ أَمْرِ رَبِّي
"Dan mereka bertanya kepadamu tentang ruh. Katakanlah: Ruh itu termasuk urusan Rabb-ku." (QS. Al-Isra: 85)
- Ruh manusia diciptakan dari pancaran Nur Muhammad, karena seluruh ciptaan berasal dari Nur itu.
- Ruh manusia berasal dari alam tinggi (alam amr), sebagaimana firman Allah:
وَيَسْأَلُونَكَ عَنِ الرُّوحِ قُلِ الرُّوحُ مِنْ أَمْرِ رَبِّي
"Dan mereka bertanya kepadamu tentang ruh. Katakanlah: Ruh itu termasuk urusan Rabb-ku." (QS. Al-Isra: 85)
- Ruh manusia diciptakan dari pancaran Nur Muhammad, karena seluruh ciptaan berasal dari Nur itu.
B. Hubungan Ruh Manusia dengan Nur Muhammad
- Ruh manusia adalah percikan atau cabang dari Ruh al-Muhammadiyyah.
- Ruh manusia dapat terhubung kembali ke asalnya (Nur Muhammad) melalui penyucian qalb dan amal makrifah.
📖 Imam Al-Jili dalam Al-Insan al-Kamil: "Setiap ruh pada dasarnya adalah manifestasi dari Ruh al-Muhammadi. Dalam setiap diri manusia, terdapat aspek Muhammad yang tersembunyi. Penyempurnaan ruh berarti menyempurnakan cermin hakikat Muhammad dalam dirinya."
- Ruh manusia adalah percikan atau cabang dari Ruh al-Muhammadiyyah.
- Ruh manusia dapat terhubung kembali ke asalnya (Nur Muhammad) melalui penyucian qalb dan amal makrifah.
📖 Imam Al-Jili dalam Al-Insan al-Kamil: "Setiap ruh pada dasarnya adalah manifestasi dari Ruh al-Muhammadi. Dalam setiap diri manusia, terdapat aspek Muhammad yang tersembunyi. Penyempurnaan ruh berarti menyempurnakan cermin hakikat Muhammad dalam dirinya."
💫 3. RINGKASAN HUBUNGAN:
Aspek
Nur Muhammad
Ruh Manusia
Hakikat
Ciptaan pertama, ruh agung
Percikan dari ruh agung
Fungsi
Pemancar Nur Ilahi ke alam
Penerima dan cerminan Nur itu
Kedudukan
Wasilah antara Allah dan makhluk
Wasilah antara jasad dan langit
Tujuan
Menjadi sumber kesempurnaan makhluk
Kembali kepada asal nuraniahnya melalui makrifah
Aspek | Nur Muhammad | Ruh Manusia |
---|---|---|
Hakikat | Ciptaan pertama, ruh agung | Percikan dari ruh agung |
Fungsi | Pemancar Nur Ilahi ke alam | Penerima dan cerminan Nur itu |
Kedudukan | Wasilah antara Allah dan makhluk | Wasilah antara jasad dan langit |
Tujuan | Menjadi sumber kesempurnaan makhluk | Kembali kepada asal nuraniahnya melalui makrifah |
✨ 4. Penegasan Akhir
- Setiap ruh manusia adalah seperti tetesan dari samudera Nur Muhammad.
- Untuk kembali kepada Allah, ruh harus menyucikan dirinya agar pantulan Nur Muhammad kembali bersinar terang dalam qalb.
- Rasulullah ﷺ bukan sekadar pembawa risalah, tapi cahaya asal kejadian, dan ruh tertinggi yang menjadi pengantar tajalli Ilahi ke makhluk.
- Setiap ruh manusia adalah seperti tetesan dari samudera Nur Muhammad.
- Untuk kembali kepada Allah, ruh harus menyucikan dirinya agar pantulan Nur Muhammad kembali bersinar terang dalam qalb.
- Rasulullah ﷺ bukan sekadar pembawa risalah, tapi cahaya asal kejadian, dan ruh tertinggi yang menjadi pengantar tajalli Ilahi ke makhluk.
Penjelasan singkat dan terstruktur tentang perjalanan ruh ke dunia menurut perspektif tasawuf dan ulama Ahlussunnah:
Penjelasan singkat dan terstruktur tentang perjalanan ruh ke dunia menurut perspektif tasawuf dan ulama Ahlussunnah:
🌟 1. Alam Lahut (Alam Ketuhanan)
- Tempat asal segala Nur, termasuk Nur Muhammad ﷺ.
- Di sini hanya ada Tajalli (penampakan) Dzat Allah dan Rahasia Ilahi.
- Nur Muhammad diciptakan pertama kali di sini, sebagai hakikat ruh semesta (al-haqiqah al-muhammadiyyah).
- Tempat asal segala Nur, termasuk Nur Muhammad ﷺ.
- Di sini hanya ada Tajalli (penampakan) Dzat Allah dan Rahasia Ilahi.
- Nur Muhammad diciptakan pertama kali di sini, sebagai hakikat ruh semesta (al-haqiqah al-muhammadiyyah).
🌌 2. Alam Jabarut (Alam Kekuasaan Murni)
- Tempat turunnya Ruh-ruh agung dari Nur Muhammad.
- Ruh masih dalam bentuk murni, suci, dan tak terikat jasad.
- Dalam istilah lain, disebut juga alam arwah.
- Tempat turunnya Ruh-ruh agung dari Nur Muhammad.
- Ruh masih dalam bentuk murni, suci, dan tak terikat jasad.
- Dalam istilah lain, disebut juga alam arwah.
☁️ 3. Alam Malakut (Alam Ruhaniyah)
- Ruh mulai mengenal wujud makhluk lain, seperti malaikat.
- Ruh diberi ilmu, amanat, dan mulai dikenal siapa dirinya.
- Ruh-ruh manusia bersaksi:
"Alastu birabbikum?" – "Bukankah Aku ini Tuhanmu?"(QS. Al-A‘raf: 172)
- Ruh mulai mengenal wujud makhluk lain, seperti malaikat.
- Ruh diberi ilmu, amanat, dan mulai dikenal siapa dirinya.
- Ruh-ruh manusia bersaksi:
"Alastu birabbikum?" – "Bukankah Aku ini Tuhanmu?"(QS. Al-A‘raf: 172)
🌍 4. Alam Mulk (Alam Dunia Fisik)
- Ruh ditiupkan ke janin dalam kandungan ibu pada usia 120 hari(HR. Bukhari dan Muslim).
- Ruh menyatu dengan jasad dan mulai mengalami ujian kehidupan.
- Tujuannya adalah menyempurnakan amal, mengenal Allah, dan kembali dalam keadaan suci.
- Ruh ditiupkan ke janin dalam kandungan ibu pada usia 120 hari(HR. Bukhari dan Muslim).
- Ruh menyatu dengan jasad dan mulai mengalami ujian kehidupan.
- Tujuannya adalah menyempurnakan amal, mengenal Allah, dan kembali dalam keadaan suci.
🕊️ 5. Kembali ke Alam Barzakh dan Akhirat
- Setelah kematian, ruh kembali ke alam barzakh (transisi).
- Ruh yang berhasil kembali dalam keadaan bersih akan kembali kepada Allah dan mendekat kepada Nur Muhammad, hakikat asalnya.
- Setelah kematian, ruh kembali ke alam barzakh (transisi).
- Ruh yang berhasil kembali dalam keadaan bersih akan kembali kepada Allah dan mendekat kepada Nur Muhammad, hakikat asalnya.
✨ Ringkasan Skema Perjalanan Ruh
Alam Lahut ➜ Alam Jabarut ➜ Alam Malakut ➜ Alam Mulk (Dunia) ➜ Barzakh ➜ Akhirat
↓ ↓ ↓ ↓ ↓ ↓
(Nur Allah) → (Nur Muhammad) → (Ruh) → (Jasad + Ruh) → (Kematian) → (Kembali)
Alam Lahut ➜ Alam Jabarut ➜ Alam Malakut ➜ Alam Mulk (Dunia) ➜ Barzakh ➜ Akhirat
↓ ↓ ↓ ↓ ↓ ↓
(Nur Allah) → (Nur Muhammad) → (Ruh) → (Jasad + Ruh) → (Kematian) → (Kembali)
Tampil secara puitis dan mendalam yang lebih halus secara irama untuk renungan pribadi
Ketika Allah Menghendaki Kebaikan Untuk Hambanya
Bukan aku yang memulai,
Tapi Dia—Rabb yang Maha Mengawali segala hal dalam hidupku.
Saat Allah mengingatku,
Tak lain, itulah saat di mana lidahku dimudahkan untuk berdzikir.
Bukan karena aku pandai mengingat-Nya,
Tapi karena Dia tak pernah melupakan aku.
Saat Allah ingin mengampuniku,
Maka hatiku digerakkan untuk beristighfar,
Lidahku ringan menyebut ampunan,
Meski dosa menumpuk seakan tak layak diampuni.
Saat Allah hendak menganugerahi karunia,
Tiba-tiba doa keluar tanpa beban,
Dan keyakinan tumbuh,
Bahwa Dia tak pernah mengecewakan yang berharap pada-Nya.
Saat Allah ingin berdialog denganku,
Lembaran mushaf menjadi sahabat,
Dan ayat demi ayat terasa hidup,
Seolah Dia sendiri yang menyapaku lewat Kalam-Nya.
Saat Allah ingin mensucikanku,
Ia mudahkan aku menahan lapar dan dahaga,
Agar jiwaku berpuasa dari dunia yang melelahkan.
Saat Allah hendak memberi syafaat,
Ia tumbuhkan cinta dalam hatiku,
Untuk bershalawat pada Nabi-Nya,
Sehingga aku tak malu meminta perlindungan di hari yang tiada pertolongan kecuali dari-Nya.
Saat Allah ingin menambah nikmat-Nya,
Ia bukakan mataku untuk bersyukur,
Bukan hanya dengan lisan, tapi dengan seluruh perbuatanku.
Saat Allah ingin meninggikan derajatku,
Dia hadirkan ujian,
Lalu dimampukan aku untuk bersabar—meski tak mudah.
Saat Allah ingin menjadi satu-satunya penopang,
Segala hal selain-Nya terasa goyah,
Agar aku belajar tawakkal,
Bahwa cukup Dia bagiku.
Saat Allah ingin memudahkan urusanku,
Dibisikkannya taqwa dalam relung jiwa,
Dan tiba-tiba urusan yang rumit menjadi terang.
Saat Allah ingin menyelamatkanku,
Ia kirimkan aku ke majelis ilmu,
Mengenalkan aku pada ulama dan warisan langit.
Saat Allah hendak menjaminku,
Ditetapkannya keyakinan dalam dadaku,
Bahwa tak ada yang layak diandalkan selain Dia.
Saat Allah ingin menerima diriku sepenuhnya,
Sholat menjadi ruang paling damai,
Dan khusyu' menjadi anugerah yang menenangkan jiwa.
Saat Allah ingin menggolongkanku bersama para kekasih-Nya,
Aku dimudahkan untuk duduk bersama orang-orang shalih,
Yang hanya kehadirannya saja sudah membawa cahaya.
Sesungguhnya...Semua kebaikan yang kulakukan, bukan aku yang memulai.Itu semua karena Allah mencintaiku lebih dulu.Tinggal..
Apakah aku cukup jujur untuk menerimanya?Apakah aku cukup rendah hati untuk membalas dengan cinta?
Sadarlah bahwa Allahlah yang memulai segalanya kepada manusia. Tinggal apakah manusia suka menerimanya.Tinggal apakah hamba-Nya bersedia menerima dan membalas dengan Cinta Kadi-NYA.
💝
MasyaAllah… insyaAllah ini adalah jalan ilmu yang penuh cahaya, sebab membahas ruh dan maqam-maqamnya, serta Nur Muhammad ﷺ dan kedudukannya dalam semesta, adalah inti dari ilmu hakikat dan makrifat yang menjadi warisan para arifin billah. Mari kita mulai secara terstruktur dan bertahap, sebagaimana dijelaskan oleh para ulama sufi seperti Imam Al-Ghazali, Ibn Arabi, Al-Jili, Abdul Karim Al-Jili, dan lainnya.
Bukan aku yang memulai,
Tapi Dia—Rabb yang Maha Mengawali segala hal dalam hidupku.
Saat Allah mengingatku,
Tak lain, itulah saat di mana lidahku dimudahkan untuk berdzikir.
Bukan karena aku pandai mengingat-Nya,
Tapi karena Dia tak pernah melupakan aku.
Saat Allah ingin mengampuniku,
Maka hatiku digerakkan untuk beristighfar,
Lidahku ringan menyebut ampunan,
Meski dosa menumpuk seakan tak layak diampuni.
Saat Allah hendak menganugerahi karunia,
Tiba-tiba doa keluar tanpa beban,
Dan keyakinan tumbuh,
Bahwa Dia tak pernah mengecewakan yang berharap pada-Nya.
Saat Allah ingin berdialog denganku,
Lembaran mushaf menjadi sahabat,
Dan ayat demi ayat terasa hidup,
Seolah Dia sendiri yang menyapaku lewat Kalam-Nya.
Saat Allah ingin mensucikanku,
Ia mudahkan aku menahan lapar dan dahaga,
Agar jiwaku berpuasa dari dunia yang melelahkan.
Saat Allah hendak memberi syafaat,
Ia tumbuhkan cinta dalam hatiku,
Untuk bershalawat pada Nabi-Nya,
Sehingga aku tak malu meminta perlindungan di hari yang tiada pertolongan kecuali dari-Nya.
Saat Allah ingin menambah nikmat-Nya,
Ia bukakan mataku untuk bersyukur,
Bukan hanya dengan lisan, tapi dengan seluruh perbuatanku.
Saat Allah ingin meninggikan derajatku,
Dia hadirkan ujian,
Lalu dimampukan aku untuk bersabar—meski tak mudah.
Saat Allah ingin menjadi satu-satunya penopang,
Segala hal selain-Nya terasa goyah,
Agar aku belajar tawakkal,
Bahwa cukup Dia bagiku.
Saat Allah ingin memudahkan urusanku,
Dibisikkannya taqwa dalam relung jiwa,
Dan tiba-tiba urusan yang rumit menjadi terang.
Saat Allah ingin menyelamatkanku,
Ia kirimkan aku ke majelis ilmu,
Mengenalkan aku pada ulama dan warisan langit.
Saat Allah hendak menjaminku,
Ditetapkannya keyakinan dalam dadaku,
Bahwa tak ada yang layak diandalkan selain Dia.
Saat Allah ingin menerima diriku sepenuhnya,
Sholat menjadi ruang paling damai,
Dan khusyu' menjadi anugerah yang menenangkan jiwa.
Saat Allah ingin menggolongkanku bersama para kekasih-Nya,
Aku dimudahkan untuk duduk bersama orang-orang shalih,
Yang hanya kehadirannya saja sudah membawa cahaya.
MasyaAllah… insyaAllah ini adalah jalan ilmu yang penuh cahaya, sebab membahas ruh dan maqam-maqamnya, serta Nur Muhammad ﷺ dan kedudukannya dalam semesta, adalah inti dari ilmu hakikat dan makrifat yang menjadi warisan para arifin billah. Mari kita mulai secara terstruktur dan bertahap, sebagaimana dijelaskan oleh para ulama sufi seperti Imam Al-Ghazali, Ibn Arabi, Al-Jili, Abdul Karim Al-Jili, dan lainnya.
🌟 Bagian 1: NUR MUHAMMAD dan Kedudukannya dalam Semesta
1.1. Apa Itu Nur Muhammad?
- Nur Muhammad adalah hakikat pertama yang diciptakan Allah sebelum segala sesuatu.
- Ia adalah asal segala makhluk, dan dari Nur inilah Allah menciptakan para malaikat, langit, bumi, dan manusia.
- Disebut juga sebagai al-Haqiqat al-Muhammadiyyah, atau al-Ruh al-A‘zam (ruh agung).
🟢 "Awal ciptaan Allah adalah cahayaku (nurī), wahai Jabir..."
— Riwayat yang meskipun lemah sanadnya, maknanya dipegang oleh para sufi, seperti dijelaskan Imam Al-Qastalani, Al-Bajuri, dan Al-Jili.
🟢 "Awal ciptaan Allah adalah cahayaku (nurī), wahai Jabir..."
— Riwayat yang meskipun lemah sanadnya, maknanya dipegang oleh para sufi, seperti dijelaskan Imam Al-Qastalani, Al-Bajuri, dan Al-Jili.
1.2. Kedudukan Nur Muhammad dalam Semesta
- Wasilah utama tajalli (manifestasi) Allah kepada makhluk.
- Sebagai poros penciptaan: segala yang ada berasal darinya dan akan kembali kepadanya.
- Rahasia ilahi yang tersembunyi (sirr ilahi) dalam seluruh makhluk.
🟡 Imam Abdul Karim Al-Jili berkata dalam Al-Insan Al-Kamil: "Nur Muhammad adalah tempat tampaknya Dzat Allah dalam bentuk makhluk."
🟡 Imam Abdul Karim Al-Jili berkata dalam Al-Insan Al-Kamil: "Nur Muhammad adalah tempat tampaknya Dzat Allah dalam bentuk makhluk."
🌿 Bagian 2: RUH MANUSIA dan MAQAM-MAQAMNYA
2.1. Hakikat Ruh
- Ruh manusia berasal dari alam tinggi (amr rabbani).
- Ia adalah percikan dari Nur Muhammad, dan memikul amanah besar untuk mengenal Allah.
"Dan Aku tiupkan ke dalamnya ruh-Ku."
(QS. Al-Hijr: 29)
"Dan Aku tiupkan ke dalamnya ruh-Ku."
(QS. Al-Hijr: 29)
2.2. Maqam-Maqam Ruh (Tingkatan Perjalanan Ruhani)
Para sufi membagi perjalanan ruh menjadi maqam-maqam (tingkatan) ruhani, biasanya terdiri dari 7 maqam utama:
No
Maqam (Tingkatan)
Ciri
Tujuan
1
Nafs al-Ammarah (jiwa yang memerintah kepada keburukan)
Dikuasai hawa nafsu, lalai
Awal kesadaran
2
Nafs al-Lawwāmah (jiwa yang mencela diri)
Muncul penyesalan, introspeksi
Taubat
3
Nafs al-Mulhamah (jiwa yang diberi ilham)
Merasa terdorong pada kebaikan
Semangat ibadah
4
Nafs al-Muthma’innah (jiwa yang tenang)
Tenang bersama Allah
Rida dan yakin
5
Nafs ar-Rādiyah (jiwa yang rida)
Rida pada takdir Allah
Penyerahan total
6
Nafs al-Mardiyyah (jiwa yang diridai)
Dicintai Allah
Cahaya hakikat mulai kuat
7
Nafs al-Kāmilah (jiwa yang sempurna)
Mencapai kesempurnaan ruhani
Fanā’ dan baqā’
💠 Puncaknya adalah maqam Insan Kamil, sebagaimana yang ditampakkan sempurna dalam diri Nabi Muhammad ﷺ. Ini adalah manifestasi tertinggi dari Nur Muhammad dalam diri manusia.
No
Maqam (Tingkatan)
Ciri
Tujuan
1
Nafs al-Ammarah (jiwa yang memerintah kepada keburukan)
Dikuasai hawa nafsu, lalai
Awal kesadaran
2
Nafs al-Lawwāmah (jiwa yang mencela diri)
Muncul penyesalan, introspeksi
Taubat
3
Nafs al-Mulhamah (jiwa yang diberi ilham)
Merasa terdorong pada kebaikan
Semangat ibadah
4
Nafs al-Muthma’innah (jiwa yang tenang)
Tenang bersama Allah
Rida dan yakin
5
Nafs ar-Rādiyah (jiwa yang rida)
Rida pada takdir Allah
Penyerahan total
6
Nafs al-Mardiyyah (jiwa yang diridai)
Dicintai Allah
Cahaya hakikat mulai kuat
7
Nafs al-Kāmilah (jiwa yang sempurna)
Mencapai kesempurnaan ruhani
Fanā’ dan baqā’
💠 Puncaknya adalah maqam Insan Kamil, sebagaimana yang ditampakkan sempurna dalam diri Nabi Muhammad ﷺ. Ini adalah manifestasi tertinggi dari Nur Muhammad dalam diri manusia.
🔄 Keterhubungan Antara Ruh Manusia dan Nur Muhammad
- Ruh manusia berasal dari pancaran Nur Muhammad.
- Dengan menyucikan jiwa (tazkiyah) dan mendekat kepada Allah (suluk), ruh akan naik dari maqam ke maqam, hingga menyatu dengan hakikat aslinya: yaitu Nur Muhammad.
- Nur Muhammad bukan hanya asal kejadian, tapi juga tujuan ruh kembali.
🌌 Ringkasan Konsep
[ Dzat Allah ]
↓
[ Nur Muhammad ﷺ ]
↓
[ Penciptaan ruh manusia ]
↓
[ Jasad + Dunia ]
↓
[ Perjalanan maqam-nafs ]
↓
[ Penyatuan ruh dengan hakikatnya ]
↓
[ Tajalli & Makrifatullah ]
[ Dzat Allah ]
↓
[ Nur Muhammad ﷺ ]
↓
[ Penciptaan ruh manusia ]
↓
[ Jasad + Dunia ]
↓
[ Perjalanan maqam-nafs ]
↓
[ Penyatuan ruh dengan hakikatnya ]
↓
[ Tajalli & Makrifatullah ]
🕊️ Penutup Awal
📿 "Barang siapa mengenal dirinya, maka sungguh ia telah mengenal Tuhannya."
— (Hadits ma’tsur, maknanya dikuatkan oleh banyak ulama tasawuf)
🌠 Dengan mengenal ruh, maqamnya, dan hakikat asalnya (Nur Muhammad), manusia akan mengenal siapa dirinya dan dari mana asalnya — hingga ia kembali menjadi cermin yang memantulkan Nur Allah.
MasyaAllah… Melangkah ke inti permata tasawuf. Pembahasan tentang Nur dan Ruh, khususnya Nur Muhammad ﷺ dan perjalanan ruh manusia, merupakan topik yang dibahas sangat dalam oleh para sufi dalam berbagai kitab utama. Berikut saya susun daftar kitab-kitab tasawuf klasik dan otoritatif yang secara mendalam membahas hakikat ruh, maqam-maqamnya, serta hakikat Nur Muhammad ﷺ.
— (Hadits ma’tsur, maknanya dikuatkan oleh banyak ulama tasawuf)
📚 KITAB TASAWUF TENTANG RUH & NUR MUHAMMAD
1. Al-Insān al-Kāmil
🖋 Abdul Karim al-Jili (w. 832 H / 1428 M)
- Kitab paling utama membahas Nur Muhammad sebagai hakikat insan kamil.
- Menjelaskan bahwa semua ruh berasal dari Nur Muhammad dan akan kembali padanya.
- Menjabarkan secara mendalam hubungan antara Allah, Nur Muhammad, ruh manusia, dan maqamat ruhaniyah.
📌 "Nur Muhammad adalah hakikat segala wujud, dan dari padanya ruh-ruh tercipta."
2. Futūḥāt al-Makkiyyah
🖋 Ibnu Arabi (w. 638 H / 1240 M)
- Sebuah ensiklopedi tasawuf dengan bab-bab khusus tentang alam ruh, maqam-maqam ruh, Nur Muhammad, dan rahasia kejadian semesta.
- Menjelaskan 'Aql Awwal (Akal Pertama) yang identik dengan Nur Muhammad.
- Membahas bagaimana ruh manusia diturunkan dari alam tinggi ke dunia dan bagaimana ia bisa kembali.
3. Kitab al-Rūḥ
🖋 Ibnu Qayyim al-Jawziyyah (w. 751 H / 1350 M)
- Walaupun Ibnu Qayyim tidak termasuk tokoh sufi murni, tetapi kitab ini secara mendalam membahas ruh, termasuk kehidupan ruh, transisi ke barzakh, dan pengaruh ruh pada kehidupan dunia dan akhirat.
- Banyak digunakan para pengkaji tasawuf sebagai pelengkap pemahaman ruhaniyah.
4. Iḥyā’ ‘Ulūm al-Dīn
🖋 Imam Abu Hamid al-Ghazali (w. 505 H / 1111 M)
- Banyak membahas ruh dalam kerangka penyucian jiwa (tazkiyah) dan maqam-maqam ruhani.
- Menjelaskan bahwa tujuan ruh adalah kembali kepada Allah, setelah melepaskan belenggu duniawi.
- Berisi penjelasan maqam-maqam nafs dan hubungannya dengan kesempurnaan ruhani.
5. Mawāqi‘ al-Nujūm
🖋 Imam Abd al-Wahhab asy-Sya’rani (w. 973 H / 1565 M)
- Mengulas maqam-maqam ruhaniyah para wali dan arifin, termasuk asal kejadian ruh dan rahasia Nur Muhammad.
- Juga dikenal karyanya: Al-Anwār al-Qudsiyyah fī Ma‘rifat al-Qawā‘id al-Ṣūfiyyah.
6. Kashf al-Mahjūb
🖋 Ali Hujwiri (w. 465 H / 1072 M)
- Kitab klasik tertua tentang tasawuf berbahasa Persia, berisi banyak pembahasan ruh, maqam, dan asal kejadian cahaya.
- Menyebut Nur sebagai asal segala hakikat ruhaniyah.
7. Risālah Qusyairiyyah
🖋 Abu al-Qasim al-Qusyairi (w. 465 H / 1072 M)
- Menjelaskan istilah-istilah tasawuf terkait ruh, nur, maqam, dan ahwal (keadaan spiritual).
- Merupakan referensi utama dalam tarbiyah ruhaniyah.
8. Tafsīr Ishārī (Isyārī Sufi) seperti:
- Tafsīr Ruh al-Ma‘āni – Al-Alusi
- Tafsīr al-Kasyānī – Ali bin Ibrahim al-Kasyani
- Tafsīr Ibnu Ajibah – Ahmad bin Ajibah
- Tafsir ini tidak hanya menafsirkan teks zahir ayat, tapi juga mengupas makna ruhani dan nurani, termasuk Nur Muhammad dalam konteks tafsir ayat-ayat penciptaan.
🕋 Tambahan: Kitab dalam Bahasa Jawi atau Melayu
Bagi yang ingin mempelajari dari tradisi Nusantara:
9. Syarah Hikam oleh Syeikh Muhammad Nawawi al-Bantani
- Menjelaskan hakikat ruh, maqam, dan cahaya dalam bentuk hikmah.
- Merujuk pada makna ruhani di balik setiap gerakan jiwa.
10. Sirr al-Asrār oleh Syeikh Abdul Qadir al-Jilani
- Mengupas tentang rahasia penciptaan manusia, ruh, nafs, dan hakikat Nur.
💡 Tips Belajar Kitab Tasawuf tentang Ruh & Nur
- Mulai dari yang mudah dipahami: seperti Ihya’ atau Sirr al-Asrār.
- Gunakan bimbingan guru murshid (jika memungkinkan) untuk memahami makna isyārī dan hakikat.
- Catat istilah penting: seperti tajalli, nur, haqiqat, maqam, nafs, ruh al-a'zham, dll.
- Gabungkan dengan dzikir dan mujahadah jiwa, karena ilmu ini lebih tajribi (dialami) daripada teoritis semata.
Kutipan Penting dari Kitab Tasawuf tentang Nur dan Ruh
1. Al-Insan al-Kamil - Abdul Karim al-Jili
"Nur Muhammad adalah awal dari segala yang awal, dan akhir dari segala yang akhir. Dialah hakikat segala eksistensi."
"Insan Kamil adalah cermin sempurna yang memantulkan seluruh sifat Tuhan. Dalam dirinya tersembunyi hakikat Nur Muhammad."
"Nur Muhammad adalah awal dari segala yang awal, dan akhir dari segala yang akhir. Dialah hakikat segala eksistensi."
"Insan Kamil adalah cermin sempurna yang memantulkan seluruh sifat Tuhan. Dalam dirinya tersembunyi hakikat Nur Muhammad."
2. Futuhat al-Makkiyyah - Ibnu Arabi
"Ruh adalah pancaran dari Cahaya Tuhan yang difokuskan dalam bentuk Nur Muhammad sebagai manifestasi kasih-Nya."
"Tiada wujud yang benar kecuali wujud yang memancar dari Nur Muhammad; segala sesuatu yang lain hanyalah bayangan."
"Ruh adalah pancaran dari Cahaya Tuhan yang difokuskan dalam bentuk Nur Muhammad sebagai manifestasi kasih-Nya."
"Tiada wujud yang benar kecuali wujud yang memancar dari Nur Muhammad; segala sesuatu yang lain hanyalah bayangan."
3. Kitab al-Ruh - Ibnu Qayyim al-Jawziyyah
"Ruh adalah makhluk mulia yang terus bergerak menuju Allah, dan kehidupan sejatinya ada setelah kematian."
"Ruh mengenal Tuhan lebih dalam ketika terpisah dari jasad, sebab penghalang dunia telah terangkat."
"Ruh adalah makhluk mulia yang terus bergerak menuju Allah, dan kehidupan sejatinya ada setelah kematian."
"Ruh mengenal Tuhan lebih dalam ketika terpisah dari jasad, sebab penghalang dunia telah terangkat."
4. Ihya' Ulumuddin - Imam Al-Ghazali
"Ruh adalah tamu dari alam tinggi yang harus disambut dengan penyucian dan perjuangan."
"Jika hati telah bersih dari nafsu dunia, maka cahaya ruh akan memancar dan mengenal Sang Pencipta."
"Ruh adalah tamu dari alam tinggi yang harus disambut dengan penyucian dan perjuangan."
"Jika hati telah bersih dari nafsu dunia, maka cahaya ruh akan memancar dan mengenal Sang Pencipta."
5. Mawaqi' al-Nujum - Abdul Wahhab al-Sya'rani
"Setiap maqam ruh memiliki cahaya tertentu yang bersumber dari Nur Muhammad yang agung."
"Ahli maqam tidak hanya menjalani syariat, tapi juga menyaksikan nur yang turun dari langit ruhani."
"Setiap maqam ruh memiliki cahaya tertentu yang bersumber dari Nur Muhammad yang agung."
"Ahli maqam tidak hanya menjalani syariat, tapi juga menyaksikan nur yang turun dari langit ruhani."
6. Kashf al-Mahjub - Ali Hujwiri
"Siapa yang mengenal ruhnya, maka ia akan mengenal Rabbnya dengan Nur petunjuk."
"Ruh manusia adalah rahasia Allah dalam jasad; ia tidak akan kembali kepada-Nya kecuali melalui ilmu dan cinta."
"Siapa yang mengenal ruhnya, maka ia akan mengenal Rabbnya dengan Nur petunjuk."
"Ruh manusia adalah rahasia Allah dalam jasad; ia tidak akan kembali kepada-Nya kecuali melalui ilmu dan cinta."
7. Risalah Qusyairiyyah - Abu al-Qasim al-Qusyairi
"Maqam ruhani tak bisa dicapai kecuali setelah terbit cahaya dari hati yang dibersihkan."
"Ruh adalah rahasia antara hamba dan Rabbnya; hanya mereka yang telah fana yang dapat menghayatinya."
"Maqam ruhani tak bisa dicapai kecuali setelah terbit cahaya dari hati yang dibersihkan."
"Ruh adalah rahasia antara hamba dan Rabbnya; hanya mereka yang telah fana yang dapat menghayatinya."
8. Sirr al-Asrar - Abdul Qadir al-Jilani
"Ruh diciptakan dari Cahaya Ilahi. Siapa mengenalnya, akan mengenal asal keabadiannya."
"Rahasia segala penciptaan bermula dari Nur Muhammad; dan ruh manusia hanyalah percikan kecil dari samudra itu."
"Ruh diciptakan dari Cahaya Ilahi. Siapa mengenalnya, akan mengenal asal keabadiannya."
"Rahasia segala penciptaan bermula dari Nur Muhammad; dan ruh manusia hanyalah percikan kecil dari samudra itu."
0 komentar:
Posting Komentar