MEMBANTAH WAHABI SALAFI
Berikut adalah rangkuman bantahan pola pikir Wahabi-Salafi yang menyentuh berbagai aspek penting dan krusial dalam pemahaman agama Islam:
🔷 Rangkuman Bantahan Pola Pikir Wahabi-Salafi
1. Pendekatan Semata Hadis Sahih, Mengabaikan Al-Qur’an dan Kaidah Fiqh
- Wahabi-Salafi seringkali mengambil hukum hanya dari hadis yang mereka anggap sahih tanpa mempertimbangkan konteks Al-Qur’an, konsensus ulama, dan kaidah fiqh.
- Padahal, pengambilan hukum Islam harus holistik:
- Al-Qur’an sebagai sumber utama
- Hadis shahih sesuai konteks
- Ijma’ ulama
- Qiyas (analogi) dan kaidah ushul fiqh
- Pola ini menyebabkan banyak kekeliruan dalam hukum dan praktik ibadah.
2. Penolakan Terhadap Tradisi Ulama dan Mazhab
- Wahabi-Salafi menolak sistem madzhab dan tradisi ijtihad ulama klasik, padahal madzhab merupakan hasil akumulasi ilmu dan pengalaman panjang umat Islam.
- Penolakan ini membuat pengikutnya terjebak dalam pemahaman sempit dan keras, tanpa kematangan fiqh dan pemahaman kontekstual.
3. Pengabaian Terhadap Tasawuf dan Dimensi Spiritual Islam
- Wahabi-Salafi menganggap tasawuf sebagai bid’ah dan syirik, padahal tasawuf adalah bagian integral dari Islam yang mengajarkan kesucian hati, ketawadhuan, dan kedekatan kepada Allah.
- Penolakan ini membuat umat kehilangan keseimbangan antara ilmu, amal, dan ruhani.
4. Penolakan Terhadap Tawassul, Istighatsah, Tabarruk, dan Ziarah Kubur
- Mereka menganggap semua bentuk tawassul dan istighatsah kepada wali dan Nabi ﷺ sebagai syirik, tanpa memahami bahwa itu adalah cara meminta pertolongan Allah melalui perantara yang diridhai-Nya.
- Penolakan ini menimbulkan kekakuan dan hilangnya keberkahan dalam kehidupan beragama umat Islam.
5. Keras dan Eksklusif dalam Beragama
- Wahabi-Salafi cenderung memandang kelompok lain dalam Islam sebagai kafir atau sesat jika tidak mengikuti pemahaman mereka secara ketat.
- Sikap ini menyebabkan perpecahan dan permusuhan di antara umat Islam, menghilangkan semangat ukhuwah dan toleransi.
6. Penggunaan Dalil yang Selektif dan Tidak Kontekstual
- Mereka sering mengambil dalil dari hadis tanpa memahami konteks sosial, sejarah, dan bahasa Arab klasik, sehingga menimbulkan kesalahan tafsir dan hukum.
- Contohnya: pengharaman maulid, pengingkaran terhadap praktik ulama dan masyarakat yang bertahun-tahun hidup dengan cara yang dibenarkan syariat.
7. Menghilangkan Unsur Tradisi dan Kearifan Lokal
- Pendekatan Wahabi-Salafi menghilangkan berbagai praktik dan tradisi yang sudah lama berjalan dan bermakna dalam masyarakat Muslim, yang sebenarnya sah dan sesuai dengan Islam.
- Ini berdampak pada kehancuran budaya dan spirit lokal yang memperkaya Islam.
8. Menganggap Sendiri Sebagai Paling Benar dan Paling Salaf
- Mereka mengklaim sebagai kelompok yang paling mengikuti salafush shalih, padahal pengertian “salaf” yang mereka pakai sangat sempit dan cenderung menolak berbagai ajaran salaf yang sahih dan telah disepakati ulama.
- Ini menunjukkan inkonsistensi dan kesewenangan dalam pemahaman mereka.
9. Dampak Sosial dan Keagamaan yang Merugikan
- Munculnya konflik horizontal, fanatisme buta, dan penolakan terhadap ulama dan ajaran yang berbeda.
- Umat menjadi terkotak-kotak dan kehilangan kekayaan intelektual serta spiritual Islam yang luas.
🔹 Kesimpulan
Pola pikir Wahabi-Salafi yang rigid dan selektif tidak hanya berbahaya bagi pemahaman agama yang benar, tetapi juga merusak persatuan dan kerukunan umat Islam. Penting untuk kembali kepada metodologi Islam yang seimbang: mengutamakan Al-Qur’an, hadis, ijma’, qiyas, dan tradisi ulama besar dengan pemahaman kontekstual dan bijak.
0 komentar:
Posting Komentar