Membangkitkan kesadaran pengikut Salafi-Wahabi terhadap kekeliruan mereka — dengan catatan: harus dilakukan secara hikmah, sabar, dan berdasarkan pendekatan ilmiah serta akhlak luhur. Berikut adalah beberapa pendekatan kunci dan materi strategis yang terbukti efektif untuk menggetarkan hati dan membuka pikiran mereka:
✅ 1. Tunjukkan Kontradiksi dalam Manhaj Mereka Sendiri
Orang yang masih berpikir jujur cenderung tergugah saat melihat inkonsistensi dan kontradiksi internal. Contoh:
- Mereka mengklaim anti-taqlid, tapi mereka taqlid penuh pada Albani, Utsaimin, atau Bin Baz.
- Mereka menolak ijma’ dan qiyas, padahal Nabi ﷺ sendiri mengizinkan qiyas dalam kasus Muadz bin Jabal.
- Mereka bilang ziarah kubur bid’ah, tapi mengutip hadits tentang Nabi ziarah ke Baqi’ dan mengajarkan doanya.
🧠 Efek psikologis: membuat mereka mempertanyakan manhaj sendiri, tanpa merasa diserang secara pribadi.
✅ 2. Gunakan Kutipan Ulama Salaf yang Mereka Segani
Alih-alih menyerang dengan logika semata, lebih efektif mengutip Imam Ahmad, Ibnu Taimiyah, atau Ibnul Qayyim dengan konteks yang membantah paham mereka sendiri. Misalnya:
- Imam Ahmad tetap bertawassul dan membolehkan istighatsah.
- Ibnul Qayyim mengutip banyak pendapat tasawuf dalam Madarijus Salikin.
- Ibnu Taimiyah membolehkan bertawasul dengan dzat Nabi dalam Al-Qa’idah al-Jaliyyah (dengan syarat-syarat).
📖 Efek ilmiah: mereka akan sulit menolak karena bersumber dari tokoh yang mereka puja.
✅ 3. Ajak Berdialog tentang Kasih Sayang dalam Islam
Tanyakan: “Apakah Islam ini agama yang penuh vonis atau rahmat?”
Lalu bandingkan:
- Ulama Ahlussunnah berfatwa dengan rahmat dan ihtiyath (kehati-hatian).
- Salafi-Wahabi mudah mengkafirkan, membid’ahkan, dan memecah-belah.
🕊️ Efek spiritual: bisa menggugah hati mereka bahwa Islam bukan agama penuh marah dan keras.
✅ 4. Tunjukkan Bahwa Mereka Menutup Pintu Ijtihad, Tapi Mengaku Membuka
Ajukan pertanyaan:
“Kalau kalian menolak ijma’, qiyas, dan maqashid, lalu bagaimana umat akan menyelesaikan persoalan kontemporer?”
Tunjukkan bahwa mayoritas ulama dunia Islam — bahkan dari Saudi, Mesir, Maroko, Pakistan — mengikuti mazhab dan metodologi klasik, bukan pemahaman Wahabi yang sempit.
🌍 Efek logis: mereka akan mulai mempertanyakan mengapa mayoritas umat tidak sepemahaman dengan mereka.
✅ 5. Ceritakan Kehancuran yang Timbul dari Dakwah Takfiri
Paparkan fakta:
- Negara-negara yang dihancurkan oleh Salafi-Jihadi: Suriah, Libya, Irak, Yaman.
- Banyak pelaku teror yang berangkat dari paham Salafi yang ekstrem.
- Umat Islam semakin terpecah karena sikap gemar membid’ahkan ulama.
⚠️ Efek realitas: menyentuh rasa tanggung jawab dan membuka mata akan bahaya nyata.
✅ 6. Gunakan Kesaksian Mantan Wahabi
Ini sangat kuat. Banyak tokoh atau mantan pengikut Wahabi telah bertobat dan menulis pengakuan jujur, misalnya:
- Dr. Adnan Ibrahim – pernah dekat dengan paham Salafi.
- Imam Muhammad Alawi Al-Maliki – membantah Wahabi dari dalam Haramain.
- Mantan pengikut Wahabi di Indonesia yang sadar setelah belajar secara komprehensif.
🗣️ Efek empati: mereka merasa tidak sendiri dalam kebingungan.
✅ 7. Berikan Alternatif: Manhaj Ahlussunnah yang Ilmiah dan Lembut
Jangan hanya mengkritik, tetapi tawarkan jalan kembali:
- Belajar kepada ulama yang bersanad.
- Mengkaji kitab klasik mazhab (dengan bimbingan).
- Mengenal tasawuf Sunni yang seimbang dan sesuai syariat.
- Menunjukkan Islam yang rahmatan lil ‘alamin.
🌱 Efek harapan: mereka melihat bahwa ada jalan keluar yang tidak menyesatkan dan tetap Islami.
Kesimpulan
Membuka mata para pengikut Salafi-Wahabi memerlukan perpaduan antara ilmu, akhlak, dan pendekatan emosional. Yang penting:
- Jangan langsung menyalahkan atau mempermalukan di depan umum.
- Giring mereka untuk berpikir, bukan memaksa setuju.
- Tumbuhkan rasa ingin tahu untuk mencari kebenaran sejati.
0 komentar:
Posting Komentar