Selasa, 03 Juni 2025

TAWASSUL DAN ISTIGHOSAH DALAM ISLAM



Tawassul dalam Islam

Berikut adalah pemaparan lengkap tentang dalil dan bantahan terhadap tuduhan Salafi-Wahabi mengenai tawassul dalam Islam, sesuai dengan pendekatan Ahlussunnah wal Jama‘ah:



Tawassul berarti memohon kepada Allah dengan perantara orang saleh, seperti Nabi Muhammad ﷺ atau para wali Allah. 

Dalil-dalil sahih mendukung praktik ini, misalnya:
  • QS. Al-Ma’idah [5]:35: "Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kamu kepada Allah dan carilah jalan (wasilah) kepada-Nya..."
  • Hadis tentang orang buta yang memohon kepada Nabi ﷺ untuk berdoa kepadanya agar disembuhkan (HR. Tirmidzi).
  • Riwayat Umar bin Khattab yang bertawassul dengan Abbas bin Abdul Muthalib saat kesulitan.
Selama permohonan ini diarahkan hanya kepada Allah dan perantara bukan disembah, maka tidak termasuk syirik. Ini adalah tradisi umat Islam sejak zaman sahabat hingga kini.


🔷 Tawassul dalam Islam: Dalil, Praktik Sahabat, dan Kesalahan Pemahaman Salafi-Wahabi



🔹 Apa Itu Tawassul?

Tawassul adalah memohon kepada Allah dengan perantara:

  • Diri orang yang dekat kepada Allah (nabi, wali, orang saleh)
  • Amalan saleh
  • Nama-nama Allah dan sifat-Nya

Ini bukan berarti meminta kepada selain Allah, tetapi mengambil perantara (wasilah) untuk mendekat kepada-Nya.



1. 🔹 Dalil-Dalil Tawassul dalam Al-Qur'an dan Hadis


📖 Dalil Al-Qur’an

a. QS. Al-Ma’idah: 35

"Wahai orang-orang beriman! Bertakwalah kepada Allah dan carilah wasilah (jalan untuk mendekat) kepada-Nya."

🔹 Ulama tafsir seperti Imam Al-QurtubiAl-Alusi, dan Al-Nasafi menjelaskan bahwa wasilah di sini mencakup:

  • Perantaraan doa orang shalih
  • Perbuatan baik
  • Kedekatan dengan orang yang dicintai Allah

b. QS. Yusuf: 97–98

Ketika saudara-saudara Nabi Yusuf berkata:
"Wahai ayah kami, mohonkanlah ampunan untuk kami kepada Allah."

Dan Nabi Ya‘qub menjawab:

"Aku akan memohonkan ampun untuk kalian kepada Tuhanku."

🔹 Ini adalah tawassul dengan orang saleh yang masih hidup.



📜 Dalil dari Hadis Sahih

a. Hadis tentang orang buta (HR. Tirmidzi, dinilai sahih oleh al-Hakim)

Seorang lelaki buta datang kepada Nabi ﷺ dan berkata:
"Berdoalah agar Allah menyembuhkanku."
Nabi ﷺ bersabda:
"Jika engkau mau, aku doakan. Jika tidak, bersabarlah."
Lalu Nabi ﷺ mengajarkan doa:

"Ya Allah, aku memohon kepada-Mu dan bertawassul kepada-Mu dengan Nabimu Muhammad, Nabi rahmat..."

Kesimpulan:

  • Nabi mengajarkan tawassul dengan dirinya sendiri bahkan setelah wafat, hadis ini digunakan oleh banyak ulama Ahlussunnah.

b. Hadis Umar bertawassul dengan Abbas (HR. Bukhari)

Saat terjadi kemarau, Sayyidina Umar bin Khattab berkata:

"Ya Allah, dahulu kami bertawassul kepada-Mu dengan Nabi-Mu, dan sekarang kami bertawassul kepada-Mu dengan paman Nabi-Mu (Abbas)."
Lalu hujan pun turun.

🔹 Ini tawassul dengan orang saleh yang masih hidup, bukan syirik.
🔹 Tawassul diakui oleh sahabat.



2. 🔹 Bantahan Terhadap Salafi-Wahabi

Tuduhan Salafi-Wahabi

Bantahan Ahlussunnah

Tawassul = syirik

Tawassul bukan menyembah, tapi berdoa kepada Allah lewat perantara

Tidak ada dalil sahih

Hadis buta sahih, bahkan diriwayatkan oleh al-Tirmidzi, al-Hakim, dan al-Bayhaqi

Sahabat tidak pernah tawassul kepada Nabi setelah wafat

Ada riwayat sahabat berdoa di makam Nabi ﷺ, seperti Imam Malik dan Ibn Hibban



3. 🔹 Ijma' Ulama Ahlussunnah Mengenai Tawassul


Para ulama besar yang membolehkan bahkan menganjurkan tawassul:

Ulama

Pandangan

Imam Ahmad bin Hanbal

Membolehkan tawassul dengan Nabi ﷺ dan orang shalih

Imam Al-Nawawi

Dalam al-Adzkar, membolehkan tawassul dan menganjurkan berdoa di makam Nabi ﷺ

Imam Ibn Hajar al-Asqalani

Menyatakan hadis orang buta adalah dalil keabsahan tawassul

Imam Al-Suyuthi

Menulis khusus tentang tawassul dalam banyak kitabnya

Imam Al-Qurtubi

Menjelaskan QS. Al-Ma’idah 35 sebagai dalil tawassul



4. 🔹 Pentingnya Membedakan Tawassul dan Syirik

Tawassul = berdoa kepada Allah dengan perantara.
Syirik = menyembah selain Allah atau meminta kepada makhluk sebagai Tuhan.

➡️ Salafi-Wahabi menyamakan dua hal ini, padahal beda total.



5. 🔹 Tawassul dengan Nabi Setelah Wafat: Dibolehkan!

Imam Al-Samhudi (w. 911 H) menulis dalam Wafa' al-Wafa:

"Para ulama sepakat tentang disyariatkannya berdoa di sisi makam Nabi ﷺ dan bertawassul dengannya."

➡️ Maka tuduhan Salafi bahwa tawassul setelah wafat Nabi adalah syirik, bertentangan dengan ijma‘ ulama salaf dan khalaf.



✅ Kesimpulan

  • Tawassul adalah amalan sah yang diajarkan Nabi ﷺ dan dilakukan para sahabat.
  • Dalilnya jelas dari Al-Qur'an, hadis sahih, dan praktik salafus shalih.
  • Tuduhan Salafi-Wahabi bahwa tawassul adalah syirik, tidak ilmiah, dan menyesatkan banyak umat.


Istighatsah dalam Islam 

Istighatsah adalah memohon pertolongan di saat kesulitan, kadang melalui perantara yang telah meninggal.

Dalil-dalil sahih mendukung praktik ini, misalnya:

  • QS. Al-Ma’idah [5]:35: "Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kamu kepada Allah dan carilah jalan (wasilah) kepada-Nya..."
  • Hadis tentang orang buta yang memohon kepada Nabi ﷺ untuk berdoa kepadanya agar disembuhkan (HR. Tirmidzi).
  • Riwayat Umar bin Khattab yang bertawassul dengan Abbas bin Abdul Muthalib saat kesulitan.

Selama permohonan ini diarahkan hanya kepada Allah dan perantara bukan disembah, maka tidak termasuk syirik. Ini adalah tradisi umat Islam sejak zaman sahabat hingga kini.


ISTIGHOTSAH 

Berikut adalah pemaparan lengkap tentang istighatsah dalam Islam, serta bantahan terhadap pandangan Salafi-Wahabi yang menuduhnya sebagai bid'ah bahkan syirik:


🔷 Istighatsah dalam Islam: Dalil, Penjelasan Ulama, dan Bantahan Terhadap Salafi-Wahabi


🔹 Apa Itu Istighatsah?

Istighatsah (الاستغاثة) berasal dari kata ghauts (pertolongan) yang berarti:

Meminta pertolongan kepada Allah dalam kondisi darurat atau kesulitan.

Dalam istilah fikih:

Istighatsah adalah memohon kepada Allah SWT, baik secara langsung atau melalui perantara (tawassul), agar diberikan pertolongan.



1. 🔹 Dalil Istighatsah dalam Al-Qur’an dan Hadis


📖 Al-Qur’an: QS. Al-Anfal: 9

"Ingatlah ketika kalian memohon pertolongan (استغاثون) kepada Tuhan kalian, lalu Allah mengabulkan doa kalian."
(فاستجاب لكم)

✅ Ini adalah istighatsah kaum Muslimin pada Perang Badar, dan Allah mengabulkan istighatsah mereka.



📖 Al-Qur’an: QS. Al-Qashash: 15

"Lalu orang yang dari golongannya memohon pertolongan (استغاثه) kepada Musa terhadap musuhnya."
(فاستغاثه الذي من شيعته)

✅ Istighatsah kepada Nabi Musa—dalam konteks duniawi—tidak dilarang, karena bukan menyembah Musa, tapi meminta bantuan.



📜 Hadis Riwayat Imam Ahmad & Al-Bazzar

Seorang sahabat berkata:

"Ya Rasulullah, unta saya hilang."
Lalu Rasulullah ﷺ berkata: "Panggillah Allah dan mintalah pertolongan pada-Nya."
Lalu beliau juga mengajarkan doa dengan menyebut namanya sendiri:
“Ya Allah, sesungguhnya aku meminta kepada-Mu dengan hak Nabi-Mu Muhammad...”

✅ Ini adalah bentuk tawassul dalam istighatsah, dibolehkan oleh Nabi ﷺ sendiri.



2. 🔹 Istighatsah dalam Tradisi Ahlussunnah

Para ulama Ahlussunnah mengajarkan istighatsah dalam bentuk:

  • Berjamaah atau pribadi
  • Dilakukan saat bencana, kekeringan, wabah
  • Boleh dengan perantara doa orang saleh (baik hidup atau telah wafat)


🏛️ Ulama Ahlussunnah yang membolehkan istighatsah:

Ulama

Pandangan

Imam Ahmad bin Hanbal

Membolehkan istighatsah dengan Nabi ﷺ

Imam Al-Nawawi

Dalam Majmu', membolehkan istighatsah dan menyebutnya mustahab

Imam Al-Suyuthi

Membela praktik istighatsah dalam kitab al-Khasais al-Kubra

Imam Ibn Hajar al-Haitami

Menyatakan istighatsah dengan para nabi dan wali adalah boleh

Imam Al-Sakhawi

Dalam Qaul al-Badi', menyebut banyak riwayat istighatsah ulama salaf



3. 🔹 Bantahan terhadap Salafi-Wahabi

Tuduhan Salafi-Wahabi

Bantahan Ahlussunnah

Istighatsah = Syirik

Tidak benar. Istighatsah kepada Allah atau dengan tawassul tetap meminta kepada Allah, bukan makhluk

Tidak ada di zaman Nabi

Ada. QS. Al-Anfal: 9 menyebut sahabat beristighatsah

Minta kepada orang mati = menyembah

Tidak benar. Para ulama sepakat bahwa doa dan ibadah tetap hanya untuk Allah. Tawassul bukan menyembah.



❗ Salafi mengabaikan kaidah penting:

“Perbedaan antara sebab dan musabbib.”
Makhluk hanya sebab, sedangkan Allah yang menentukan hasil.



4. 🔹 Istighatsah dengan Nabi ﷺ Setelah Wafat

Disebutkan dalam kitab al-Muwahib al-Ladunniyyah:

Seorang lelaki datang ke makam Nabi ﷺ dan berkata: “Wahai Rasulullah, mintalah hujan untuk umatmu karena mereka telah binasa.”
Maka ia mimpi bertemu Nabi ﷺ yang berkata:
“Sampaikan bahwa hujan akan turun.”
Dan benar, hujan pun turun.

✅ Ulama seperti Imam Al-Qurtubi, Al-Subki, Al-Suyuthi, dan Ibn Hajar al-Haitami membela kejadian ini.


5. 🔹 Kesimpulan

  1. Istighatsah adalah ibadah yang sah menurut Al-Qur’an, Hadis, dan Ijma’ Ulama.
  2. Salafi-Wahabi menyederhanakan makna doa dan tawassul hingga menuduh syirik secara serampangan.
  3. Mereka mengabaikan nas-nas sahih dan pendapat jumhur ulama.
  4. Istighatsah dengan wasilah Nabi atau wali adalah bagian dari tradisi Ahlussunnah wal Jama‘ah.

0 komentar:

Posting Komentar