Penjelasan cara Nabi Muhammad ﷺ kembali dari Mi’raj beserta keterangan yang mendukung dari sumber-sumber utama dan penjelasan tasawuf:
1. Secara Hadis dan Sirah Nabi
- Setelah Nabi ﷺ mencapai Sidratul Muntaha dan bertemu Allah SWT, beliau menerima perintah shalat dan berbagai wahyu terkait Mi’raj.
- Kemudian, beliau turun kembali ke Baitul Maqdis (Masjid Al-Aqsa) secara berurutan melalui langit-langit langit yang sama seperti ketika naik.
- Dari Baitul Maqdis, beliau melanjutkan perjalanan pulang ke Makkah dengan kendaraan Buraq, makhluk mukjizat yang membawa beliau.
Hadis shahih dan riwayat yang paling populer seperti dalam Shahih Bukhari, Muslim, dan kitab Sirah Ibnu Ishaq menjelaskan bahwa proses turun ini juga dilalui secara bertahap, dari langit tertinggi ke langit paling bawah, melewati para nabi yang beliau temui.
2. Keterangan dalam Tasawuf
Dalam dimensi batiniah (makna hakiki), perjalanan turun Nabi Muhammad ﷺ ini dianggap sebagai maqam “badi’ al-fana’” (kebangkitan dari fana’), di mana sang Nabi kembali dari puncak kehadiran Ilahi ke dunia nyata dengan kesadaran baru.
Ibnu Arabi dalam Futuhat al-Makkiyyah menyatakan bahwa turunnya Nabi adalah proses baqa’ (kehidupan kekal) setelah fana’ di hadirat Allah. Ini adalah tahapan di mana jiwa kembali ke dunia namun tetap terjaga dari pengaruh duniawi karena pengalaman Ilahi yang mendalam.
Dalam Al-Luma’ dan Mawāqif, proses turun dari Mi’raj adalah penurunan ruhani dari maqam kesatuan ke maqam keberadaan biasa, tapi dengan cahaya dan kekuatan yang berbeda karena telah mendapatkan karamah dan taufiq.
3. Makna dan Hikmah Turun dari Mi’raj
Perjalanan turun ini menandai bahwa setelah bertemu Allah dan mengalami kedekatan tertinggi, seorang wali atau nabi harus kembali ke dunia untuk melaksanakan misi kenabian dan menjadi rahmat bagi semesta.
Turunnya Nabi ke dunia dengan membawa wahyu dan perintah shalat menjadi simbol bahwa kedekatan dengan Allah bukanlah untuk mengasingkan diri, tapi untuk menyinari dan membimbing manusia.
Ini juga mengajarkan makna tawazun (keseimbangan) dalam hidup: naik ke tingkat spiritual tinggi, tapi tetap turun dan berperan aktif di dunia.
4. Dalil dan Kutipan
Dalam QS. An-Najm [53]: 13-18, diceritakan perjalanan Mi’raj, termasuk kembalinya Nabi ke bumi.
Hadis:
“Sesungguhnya aku diperlihatkan tempat-tempat shalatku, maka aku berwudhu di setiap tempat yang diperlihatkan itu.” (HR. Muslim)
- Dalam Futuhat al-Makkiyyah, Ibnu Arabi berkata:
“Turunnya nabi adalah penjelmaan dari maqam baqa’, di mana fana’ dihadirat Allah berubah menjadi keberadaan penuh rahmat di alam semesta.”
0 komentar:
Posting Komentar