Jumat, 06 Juni 2025

Al-Qur'an: Mukjizat Ilmiah yang Kekal

 


Al-Qur'an: Mukjizat Ilmiah yang Kekal


1. Al-Qur'an sebagai Mukjizat Rasulullah ﷺ

Al-Qur'an adalah mukjizat terbesar yang diberikan kepada Nabi Muhammad ﷺ. Berbeda dengan mukjizat para nabi sebelumnya yang bersifat kasat mata dan terbatas pada waktu tertentu, Al-Qur'an adalah mukjizat yang abadi hingga hari kiamat. Allah berfirman dalam QS. Al-Hijr: 9:

إِنَّا نَحْنُ نَزَّلْنَا ٱلذِّكْرَ وَإِنَّا لَهُۥ لَحَٰفِظُونَ
"Sesungguhnya Kamilah yang menurunkan Al-Qur'an dan pasti Kami (pula) yang memeliharanya."

Imam Al-Qurthubi dalam Tafsir Al-Jami' li Ahkam Al-Qur'an menjelaskan bahwa janji Allah ini menunjukkan bahwa tidak ada satu pun makhluk yang mampu mengubah atau menggantikan ayat-ayat-Nya, sebagaimana yang terjadi pada kitab-kitab sebelumnya.

Salah satu keajaiban Al-Qur'an adalah banyaknya ayat yang mengandung fakta ilmiah yang baru terbukti di era modern. Seperti yang dijelaskan oleh Prof. Zaghloul El-Naggar, seorang ilmuwan Muslim, mukjizat ilmiah Al-Qur'an membuktikan bahwa kitab suci ini bukanlah karangan manusia, melainkan wahyu Ilahi.

Al-Qur'an diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW sebagai mukjizat. Mukjizat ini merupakan kelebihan yang diberikan Allah SWT untuk meneguhkan kedudukan para Rasulnya.


10 ayat Al-Qur’an yang terbukti secara ilmiah


Fakta Ilmiah dalam Al-Qur’an yang Terbukti Kebenarannya

Fakta ilmiah yang tertuang dalam Al-Qur’an dalam beberapa abad terakhir telah terbukti kebenarannya. Para ilmuan menemukan beberapa hasil penelitian yang ternyata telah tertulis dalam kitab suci umat muslim ini.
Bagi umat muslim, al-Qur’an dianggap sebagai penyempurna bagi kitab-kitab sebelumnya. Salah satu keajaiban al-Qur’an adalah terpeliharanya keaslian isi. Al-Qur’an tidak berubah sedikitpun sejak pertama kali diturunkan pada malam 17 Ramadan (14 abad yang lalu) hingga saat ini, dan bahkan mungkin sampai hari kiamat nanti.
Beberapa ilmuan menemukan fakta mencengangkan yang ternyata telah termaktub dalam al-Qur’an yang datang sebelum penelitian diadakan. Berikut 10 ayat al-Qur’an yang terbukti secara ilmiah:


1. Sungai di Bawah Laut

Fenomena pertemuan dua laut yang tidak bercampur telah dijelaskan dalam QS. Ar-Rahman: 19-20:

مَرَجَ ٱلْبَحْرَيْنِ يَلْتَقِيَانِ۝ بَيْنَهُمَا بَرْزَخٌۭ لَّا يَبْغِيَانِ
"Dia membiarkan dua lautan mengalir yang keduanya kemudian bertemu, antara keduanya ada batas yang tidak dilampaui masing-masing."

Penemuan ilmuwan Jacques Cousteau menunjukkan bahwa di laut tertentu terdapat lapisan yang membatasi antara air asin dan air tawar, yang disebut sebagai halocline. Fakta ini juga dijelaskan oleh Al-Qur’an dalam QS. Al-Furqan: 53.

Ibnu Katsir dalam Tafsir Al-Qur'an Al-Azhim menyatakan bahwa ayat ini menunjukkan tanda kebesaran Allah yang telah mengatur sifat-sifat air di lautan.

Definisi sungai sendiri adalah aliran air yang besar, memanjang, kemudian mengalir secara terus-menerus dari hulu (sumber) menuju hilir (muara). Namun melihat penelitian yang baru saja dilakukan oleh ilmuan Jacques-Yves Cousteau, pakar peneliti dunia bawah laut asal Mexico, sepertinya sungai perlu didefinisikan ulang. Penelitian yang ia tekuni menemukan bahwa terdapat sungai di dalam lautan. Jadi akan ada bagian dari lautan yang mempertemukan antara air tawar dan asin. Sungai bawah laut tersebut terjadi karena terdapat perbedaan tekanan lapisan air.

Hal inilah yang telah disampaikan al-Qur’an lewat surat Ar-Rahman ayat 19-20 dan surat Al-Furqan ayat 53 yang artinya: “Dia membiarkan dua lautan mengalir yang keduanya kemudian bertemu, antara keduanya ada batas yang tidak dilampaui masing-masing.” “Dan Dialah yang membiarkan dua laut mengalir (berdampingan); yang ini tawar lagi segar dan yang lain masin lagi pahit; dan Dia jadikan antara keduanya dinding dan batas yang menghalangi.”


2. Jasad Fir’aun yang Masih Utuh

Allah berfirman dalam QS. Yunus: 92:

فَٱلْيَوْمَ نُنَجِّيكَ بِبَدَنِكَ لِتَكُونَ لِمَنْ خَلْفَكَ ءَايَةً
"Maka pada hari ini Kami selamatkan jasadmu (hai Fir’aun) agar engkau menjadi pelajaran bagi orang-orang yang datang setelahmu."

Pada tahun 1975, Prof. Maurice Bucaille menemukan bahwa jasad Ramses II masih utuh dengan sisa garam yang menempel pada tubuhnya, membuktikan bahwa ia mati tenggelam di Laut Merah. Imam As-Sa’di dalam Tafsir As-Sa’di menyatakan bahwa ini adalah tanda kebesaran Allah untuk memperingatkan generasi setelahnya.

Fir’aun merupakan gelar yang digunakan untuk para penguasa, pemimpin keagamaan dan pemimpin politik pada Mesir kuno. Pada tahun 1975 presiden Perancis menawarkan kepada kerajaan Mesir bantuan untuk meneliti, mempelajari dan menganalisis mumi Firaun, Ramsess II, yang sangat terkenal. Ramsess II diceritakan mati tenggelam dalam Laut Merah ketika mengejar Nabi Musa dan pengikutnya. Dipimpin oleh dokter Prof. Dr. Maurice Bucaille, penelitian ini berhasil menemukan fakta bahwa terdapat sisa-sisa garam yang masih melekat pada jasad mumi tersebut sebagai bukti besar bahwa Firaun mati akibat tenggelam di dalam laut. Selain itu diketahui juga perihal jasad yang dikeluarkan dari laut, dirawat, dan dijadikan mumi hingga dapat awet hingga sekarang. Al-Qur’an yang datang beberapa dekade sebelum penelitian ini telah menjelaskan dalam surat Yunus ayat 92 yang artinya “Maka hari ini, Kami biarkan engkau (hai Firaun) terlepas dari badanmu (yang tidak bernyawa ditelan laut), untuk menjadi tanda bagi orang-orang setelahmu (supaya mereka mengambil pelajaran). Dan (ingatlah) sesungguhnya kebanyakan manusia lengah terhadap tanda-tanda kekuasaan Kami!"


3. Sidik Jari sebagai Identitas Unik

Al-Qur’an menyebutkan dalam QS. Al-Qiyamah: 3-4:

أَيَحْسَبُ ٱلْإِنسَٰنُ أَلَّن نَّجْمَعَ عِظَامَهُۥ۝ بَلَىٰ قَٰدِرِينَ عَلَىٰ أَن نُّسَوِّىَ بَنَانَهُۥ
"Apakah manusia mengira bahwa Kami tidak akan mengumpulkan kembali tulang belulangnya? Bahkan (Kami mampu) menyusun kembali jari-jarinya dengan sempurna."

Ilmu forensik modern menemukan bahwa setiap manusia memiliki sidik jari yang unik dan tidak berubah sepanjang hidupnya. Fakta ini telah diungkap dalam Al-Qur’an lebih dari 1400 tahun yang lalu.

Sidik jari adalah adalah hasil reproduksi tapak/bekas pada sesuatu yang pernah tersentuh kulit telapak tangan atau kaki. Sidik jari manusia digunakan untuk keperluan identifikasi karena di dunia ini tidak ada manusia yang memiliki sidik jari yang persis sama. Seiring perkembangan zaman, sidik jari sudah di kembangkan ke arah security system yang berfungsi sebagai data keamanan. Pola sidik jari selalu ada dalam setiap tangan dan bersifat permanen. Itu berarti dari bayi hingga dewasa pola sidik jari tidak akan berubah sebagaimana garis tangan. Kekhasan sidik jari ini telah disampaikan al-Qur’an surat Al Qiyamah ayat 3-4 yang artinya “Apakah manusia mengira, bahwa kami tidak akan mengumpulkan (kembali) tulang belulangnya? Bukan demikian, sebenarnya Kami kuasa menyusun (kembali) jari jemarinya dengan sempurna.”


4. Segala Sesuatu Diciptakan Berpasangan

Dalam QS. Adz-Dzariyat: 49, Allah berfirman:

وَمِن كُلِّ شَىْءٍ خَلَقْنَا زَوْجَيْنِ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُونَ
"Dan segala sesuatu Kami ciptakan berpasang-pasangan agar kamu mengingat kebesaran Allah."

Fakta ini diperkuat oleh teori fisika modern, khususnya penemuan Paul Dirac tentang keberadaan antimateri, yang membuktikan bahwa segala sesuatu di alam ini memiliki pasangan.

Orang muslim pasti pernah mendengar arti dari surat QS Adz-Zaariyat ayat 49: “Dan segala sesuatu Kami ciptakan berpasang-pasangan supaya kamu mengingat akan kebesaran Allah.” Menurut ayat ini, Allah telah menciptakan segala sesuatunya secara berpasangan, termasuk berbagai partikel yang ada di bumi. Seorang ilmuwan asal Inggris, Paul Dirac, berhasil melakukan penelitian yang membuktikan bahwa materi diciptakan secara berpasangan (terdapat proton dan neutron dalam elektron). Penemuannya dinamakan ‘Parite. Dia memperoleh Nobel di bidang fisika pada tahun 1933 karena penemuannya itu.


6. Tumbuhan yang Bertasbih

Allah berfirman dalam QS. Al-Isra’: 44:

وَإِن مِّن شَىْءٍ إِلَّا يُسَبِّحُ بِحَمْدِهِۦ وَلَٰكِن لَّا تَفْقَهُونَ تَسْبِيحَهُمْ
"Dan tidak ada sesuatu pun melainkan bertasbih dengan memuji-Nya, tetapi kamu tidak mengerti tasbih mereka."

Penelitian oleh Prof. William Brown menemukan bahwa tumbuhan mengeluarkan gelombang suara ultrasonik yang menunjukkan aktivitas bioelektrik unik.Sebuah majalah sains terkenal, Journal of Plant Molecular Biologies, mengungkapkan hasil penelitian yang telah dilakukan oleh tim ilmuwan asal Amerika Serikat tentang suara ulstrasonik yang berasal dari tumbuhan. Penelitian yang dipimpin oleh Prof. William Brown ini kemudian merekam dan menyimpan suara ultrasonik dari tumbuhan dan mengubahnya menjadi gelombang elektrik optik yang dapat ditampilkan ke layar monitor dalam bentuk rangkaian garis. Yang mengejutkan adalah, garis-garis tersebut membentuk lafadz Allah yang kemudian diketahui sebagai kalimat tasbih. Al-Qur’an tentu saja telah menjelaskan fenomena ini dalam surat Al-Israa’ ayat 44 yang artinya “Dan tak ada sesuatu pun melainkan bertasbih dengan memuji-Nya, tetapi kamu sekalian tidak mengerti tasbih mereka. Sesungguhnya Dia adalah Maha Penyantun lagi Maha Pengampun.”


6. Fenomena Hujan Darah

Pada tahun 2008, hujan berwarna merah yang dipastikan oleh bakteriolog setempat sebagai darah jatuh pada sebuah komunitas kecil di La Sierra, Choco, Kolombia. Sebagian sampel diambil dan analisis, dan hasilnya menunjukkan bahwa air itu darah. Qur’an surat Al-A’raf ayat 133 telah memperingatkan kejadian ini: “Maka Kami kirimkan kepada mereka angin topan, belalang, kutu, katak dan darah sebagai bukti yang jelas, tetapi mereka tetap menyombongkan diri dan mereka adalah kaum yang berdosa.”


7. Big Bang dan Penciptaan Alam Semesta

Allah menjelaskan penciptaan alam dalam QS. Al-Anbiya: 30:

أَوَلَمْ يَرَ ٱلَّذِينَ كَفَرُوٓاْ أَنَّ ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَٱلْأَرْضَ كَانَتَا رَتْقًۭا فَفَتَقْنَٰهُمَا
"Dan apakah orang-orang yang kafir tidak mengetahui bahwa langit dan bumi itu dahulu adalah suatu yang padu, kemudian Kami pisahkan antara keduanya?"

Teori Big Bang yang dikemukakan oleh ilmuwan modern seperti Edwin Hubble membuktikan bahwa alam semesta berawal dari satu titik yang meledak dan mengembang, sebagaimana dijelaskan dalam ayat ini.

Big bang merupakan sebuah peristiwa yang menyebabkan pembentukan alam semesta yang didasarkan pada kajian kosmologi mengenai bentuk awal dan perkembangan alam semesta. Berdasarkan permodelan ledakan ini, alam semesta, awalnya dalam keadaan sangat panas dan padat, mengembang secara terus menerus hingga hari ini. Diantara teori penciptaan alam semesta yang lain, teori ini telah memberikan penjelasan paling komprehensif dan akurat yang didukung oleh metode ilmiah beserta pengamatan. Begitulah yang juga disampaikan al-Qur’an dalam surat Al-Anbiya' ayat 30: "Dan apakah orang-orang yang kafir tidak mengetahui bahwasanya langit dan bumi itu keduanya dahulu adalah suatu yang padu, kemudian Kami pisahkan antara keduanya.”


8. Bahtera Kapal Nuh

Cerita tentang kehebatan kapal Nabi Nuh yang terdampat setelah banjir bandang sudah diwariskan dalam al-Qur’an Hud ayat 44 yang artinya “Hai bumi tahanlah airmu, dan hai langit (hujan) berhentilah,” dan airpun disurutkan, perintah pun diselesaikan dan bahtera itupun berlabuh di atas bukit Judi (tempat yang tinggi), dan dikatakan: “Binasalah orang-orang yang zalim”. Setelah selang dekade berlalu, sejumlah peneliti menemukan bukti-bukti valid tentang keberadaan kapal Nuh tersebut. Melalui penelitian selama beratus-ratus tahun dan mengamati hasil foto satelit, salah satu situs yang dipercaya sebagai jejak peninggalan kapal tersebut terletak di pegunungan Ararat, Turki, yang berdekatan dengan perbatasan Iran. Pemerintah Turki mengklaim 3500 tahun kemudian bangkai kapal tersebut ditemukan pada 11 Agustus 1979 di wilayahnya.


9. Semua Makhluk Hidup Berasal dari Air

Allah berfirman dalam QS. Al-Anbiya: 30:

وَجَعَلْنَا مِنَ ٱلْمَآءِ كُلَّ شَىْءٍ حَىٍّۚ
"Dan dari air Kami jadikan segala sesuatu yang hidup."

Ilmuwan menemukan bahwa semua organisme hidup, termasuk sel manusia, tersusun dari 70-80% air. Fakta ini membuktikan keakuratan Al-Qur’an dalam menggambarkan asal mula kehidupan.

Air adalah salah satu komponen pembentuk kehidupan, apabila ada cadangan air disuatu tempat, dipastikan ada kehidupan di dalamnya. Kemudian ternyata benar bahwa segala yang bernyawa, termasuk tumbuhan bersel satu pasti mengandung air dan juga membutuhkan air. Keberadaan air adalah satu indikasi adanya kehidupan. Tanpa air, mustahil ada kehidupan. Surat Al- Anbiya menjelaskannya di ayat 30: “…dan dari air Kami jadikan segala sesuatu yang hidup… “

samudera bumi, termasuk di dalamnya Samudera Antartika Utara dan Selatan, dan dasar sejumlah lautan seperti Laut Merah.

Fenomena retakan di dasar lautan mengeluarkan lava. Lava tersebut menyebabkan air mendidih hingga suhunya lebih dari seribu derajat Celcius. Meskipun suhu lava tersebut luar biasa tingginya, ia tidak bisa membuat air laut menguap, dan walaupun air laut ini berlimpah-ruah, ia tidak bisa memadamkan api.

Sesungguhnya, Alquran telah menyebutkan fakta itu sejak 1.400 tahun lalu. Alquran menjelaskan api di dalam lautan itu dengan istilah “Masjur.” Dalam bahasa Arab, “Masjur,” dimaknai dengan sesuatu yang berada di atas, dipanaskan dari oleh panas dibawahnya.

Nabi SAW pun pernah bersabda: “Tidak ada yang mengarungi lautan kecuali orang yang berhaji, berumrah atau orang yang berperang di jalan Allah. Sesungguhnya di bawah lautan terdapat api dan di bawah api terdapat lautan,” (HR Abu Daud).

Dari sini, kita dapat memahami bahwa Alquran dan Hadits selalu terhubung dan datang dari Allah Sang maha Pencipta langit dan bumi.

“Dan tiadalah yang diucapkannya itu (Al Qur’an) menurut kemauan hawa nafsunya. Ucapannya itu tiada lain hanyalah wahyu yang diwahyukan (kepadanya), yang diajarkan kepadanya oleh (Jibril) yang sangat kuat, Yang mempunyai akal yang cerdas; dan (Jibril itu) menampakkan diri dengan rupa yang asli, sedang dia berada di ufuk yang tinggi. Kemudian dia mendekat, lalu bertambah dekat lagi, maka jadilah dia dekat (pada Muhammad sejarak) dua ujung busur panah atau lebih dekat (lagi). Lalu dia menyampaikan kepada hamba-Nya (Muhammad) apa yang telah Allah wahyukan” (QS. An-Najm 3-10)

Teks yang Anda ajukan sudah cukup komprehensif dalam membahas berbagai mukjizat ilmiah dalam Al-Qur'an. Namun, untuk memperkuatnya dengan keterangan para ulama, berikut adalah penyusunan ulang dengan tambahan penjelasan dari tafsir klasik dan kontemporer.


10. Fakta tentang jenis kelamin bayi

Hasil penemuan ilmu genetika abad 20 menjelaskan bahwa jenis kelamin seorang bayi ditentukan oleh air mani dari pria. Dalam air mani pria terdapat kromosom x yang berisi sifat-sifat kewanitaan dan kromosom y berisi sifat kelaki-lakian. Sedangkan dalam sel telur wanita hanya mengandung kromosom x yang mengandung sifat-sifat kewanitaan. Jenis kelamin seorang bayi tergantung pada sperma yang membuahi, apakah mengandung kromosom x atau y. Alquran telah menjelaskan fakta itu dalam surat An Najm ayat 45-46, “Dialah yang menciptakan berpasang-pasangan pria dan wanita, dari air mani, apabila dipancarkan.” Sebelum penemuan itu diperoleh, masyarakat menganggap bahwa penentu jenis kelamin berasal dari wanita, bukan dari air mani si pria.


Kumpulan Ayat Al-Quran yang Teruji secara Ilmiah

Diringkas dari sumber yang telah disebutkan, Sekolah Al-Quran Al-Gibran, dan Studio Arabiya, ini sejumlah ayat Al-Quran yang terbukti ilmiah:


1. Tumbuhan yang Bertasbih

Dalam surat Al-Israa' ayat 44, Allah SWT berfirman:

تُسَبِّحُ لَهُ السَّمٰوٰتُ السَّبْعُ وَالْاَرْضُ وَمَنْ فِيْهِنَّۗ وَاِنْ مِّنْ شَيْءٍ اِلَّا يُسَبِّحُ بِحَمْدِهٖ وَلٰكِنْ لَّا تَفْقَهُوْنَ تَسْبِيْحَهُمْۗ اِنَّهٗ كَانَ حَلِيْمًا غَفُوْرًا

Artinya: "Langit yang tujuh, bumi, dan semua yang ada di dalamnya senantiasa bertasbih kepada Allah. Tidak ada sesuatu pun, kecuali senantiasa bertasbih dengan memuji-Nya, tetapi kamu tidak mengerti tasbih mereka. Sesungguhnya Dia Maha Penyantun lagi Maha Pengampun."

Sebuah penelitian dalam majalah sains terkenal, Journal of Plant Molecular Biologies, menemukan hal yang mengejutkan. Prof William Brown yang memimpin penelitian ini berhasil menangkap suara ultrasonik yang berasal dari tumbuhan.

Ketika suara ini diubah menjadi gelombang elektrik optik dan ditampilkan ke layar monitor, terbentuklah lafadz Allah yang kemudian diketahui sebagai kalimat tasbih. Wallahu a'lam bish-shawab.


2. Garis Edar Tata Surya


Sejatinya, ada banyak ayat yang memperbincangkan urusan ini. Misalnya, dalam surat Al-Anbiya ayat 33, Allah SWT berfirman:

وَهُوَ الَّذِيْ خَلَقَ الَّيْلَ وَالنَّهَارَ وَالشَّمْسَ وَالْقَمَرَۗ كُلٌّ فِيْ فَلَكٍ يَّسْبَحُوْنَ

Artinya: "Dialah yang telah menciptakan malam dan siang, matahari dan bulan. Masing-masing beredar pada garis edarnya."

Juga dalam surat Yaasin ayat 40 yang berbunyi:

لَا الشَّمْسُ يَنْۢبَغِيْ لَهَآ اَنْ تُدْرِكَ الْقَمَرَ وَلَا الَّيْلُ سَابِقُ النَّهَارِ ۗوَكُلٌّ فِيْ فَلَكٍ يَّسْبَحُوْنَ

Artinya: "Tidaklah mungkin bagi matahari mengejar bulan dan malam pun tidak dapat mendahului siang. Masing-masing beredar pada garis edarnya."

Sebagaimana telah menjadi pengetahuan umum, matahari dan planet-planet lain memiliki garis edarnya sendiri-sendiri. Hal ini membuktikan bahwasanya firman Allah SWT telah teruji kebenarannya secara ilmiah.


3. Dasar Lautan yang Gelap Gulita

Disadur dari American Museum of Natural History, lautan sangatlah dalam sehingga cahaya tidak dapat menembus hingga bagian bawahnya. Bagaimana bisa? Ketika energi cahaya bergerak melalui air, molekul-molekul dalam air akan menyebar dan menyerapnya sehingga cahaya tersebut menghilang.

Diketahui bahwasanya hanya lapisan paling atas laut, yakni zona fotik, yang mendapatkan cukup cahaya. Zona dengan batas kedalaman sekitar 200 meter ini ditinggali oleh hampir semua tanaman laut dan organisme mikroskopis kecil lainnya yang perlu melakukan fotosintesis.

Ajaibnya, semua hal ini telah diungkapkan oleh Al-Quran yang turun ribuan tahun lalu. Dalam surat An-Nuur ayat 40, Allah SWT berfirman:

اَوْ كَظُلُمٰتٍ فِيْ بَحْرٍ لُّجِّيٍّ يَّغْشٰىهُ مَوْجٌ مِّنْ فَوْقِهٖ مَوْجٌ مِّنْ فَوْقِهٖ سَحَابٌۗ ظُلُمٰتٌۢ بَعْضُهَا فَوْقَ بَعْضٍۗ اِذَآ اَخْرَجَ يَدَهٗ لَمْ يَكَدْ يَرٰىهَاۗ وَمَنْ لَّمْ يَجْعَلِ اللّٰهُ لَهٗ نُوْرًا فَمَا لَهٗ مِنْ نُّوْرٍ ࣖ

Artinya: "Atau, (amal perbuatan orang-orang yang kufur itu) seperti gelap gulita di lautan yang dalam, yang diliputi oleh gelombang demi gelombang yang di atasnya ada awan gelap. Itulah gelap gulita yang berlapis-lapis. Apabila dia mengeluarkan tangannya, ia benar-benar tidak dapat melihatnya. Siapa yang tidak diberi cahaya (petunjuk) oleh Allah, maka dia tidak mempunyai cahaya sedikit pun."


4. Pertemuan Dua Laut

Ketika dua laut bertemu, hal tersebut dinamakan konfluks. Pemandangan yang dihasilkan pun menakjubkan. Bayangkan, dua laut yang memiliki air berbeda bertemu di satu tempat. Ajaibnya lagi, keduanya tetap masih mempertahankan sifat masing-masing tanpa terpengaruh.

Disadur dari laman EcoBNB, pertemuan kedua laut ini di antaranya terjadi di ujung Grenen, Denmark. Di tempat tersebut, air dari Laut Baltik bertemu Laut Utara. Keduanya bertemu dari arah yang berlawanan, tetapi tidak bercampur.

Hal ini sudah sejak dahulu difirmankan Allah SWT dalam surat Ar-Rahman ayat 19-20 berikut:

مَرَجَ الْبَحْرَيْنِ يَلْتَقِيٰنِۙ. بَيْنَهُمَا بَرْزَخٌ لَّا يَبْغِيٰنِۚ

Artinya: "Dia membiarkan dua laut (tawar dan asin) bertemu. Di antara keduanya ada pembatas yang tidak dilampaui oleh masing-masing."


5. Gunung Pelangi

Dalam surat Al-Fathir, tepatnya ayat ke-27, Allah SWT telah berfirman mengenai gunung pelangi. Ayat tersebut berbunyi:

اَلَمْ تَرَ اَنَّ اللّٰهَ اَنْزَلَ مِنَ السَّمَاۤءِ مَاۤءًۚ فَاَخْرَجْنَا بِهٖ ثَمَرٰتٍ مُّخْتَلِفًا اَلْوَانُهَا ۗوَمِنَ الْجِبَالِ جُدَدٌ ۢبِيْضٌ وَّحُمْرٌ مُّخْتَلِفٌ اَلْوَانُهَا وَغَرَابِيْبُ سُوْدٌ

Artinya: "Tidakkah engkau melihat bahwa sesungguhnya Allah menurunkan air dari langit, lalu dengan (air) itu Kami mengeluarkan hasil tanaman yang beraneka macam warnanya. Di antara gunung-gunung itu ada bergaris-garis putih dan merah yang beraneka macam warnanya dan ada (pula) yang hitam pekat."

Gunung pelangi ini bisa ditemukan di Peru, dengan nama resmi Rainbow Mountain. Biasa dikenal dengan nama Vinicunca, objek wisata indah ini terdiri dari 14 mineral dengan beragam warna yang berbeda.

Dikutip dari situs resmi Rainbow Mountain Peru, gunung yang terkenal dengan keindahan alamnya ini memiliki ketinggian 5.200 meter di atas permukaan laut. Adapun warna seperti pelangi yang ada di tempat tersebut diakibatkan adanya endapan mineral.

Ayat Al-Quran Yang  Terbukti Ilmiah

Dalam Al-Quran, Allah SWT banyak berfirman tentang keajaiban-keajaiban di dunia. Saat ini, setelah manusia memiliki teknologi yang maju dan mampu menelaah pelbagai masalah sains, ayat-ayat Al-Quran tersebut mulai terbukti satu per satu.
Dikutip dari laman Yayasan Takrimul Quran, setiap rasul yang diutus Allah SWT pasti memiliki mukjizat, tak terkecuali Nabi Muhammad SAW. Berdasar catatan sejarah, Rasulullah dikenal memiliki banyak mukjizat. Adapun yang paling agung adalah Al-Quran.

Hingga akhir zaman nanti, Al-Quran akan tetap dan terus menjadi pedoman hidup umat Islam di seluruh dunia, tidak peduli di manapun ia berada. Allah SWT telah menjanjikan untuk menjaga isi Al-Quran sehingga sudah pasti semuanya benar.

Janji ini difirmankan Allah SWT dalam surat Al-Hijr ayat 9. Dinukil dari Qur'an Kementerian Agama, redaksi ayatnya adalah sebagai berikut:

اِنَّا نَحْنُ نَزَّلْنَا الذِّكْرَ وَاِنَّا لَهٗ لَحٰفِظُوْنَ

Artinya: "Sesungguhnya Kamilah yang menurunkan Al-Quran dan pasti Kami (pula) yang memeliharanya."

Kini, satu per satu ayat Al-Quran mulai terbukti kebenarannya. Padahal, dahulu, ayat-ayat ini didustakan oleh kaum musyrikin karena tampak tidak masuk akal.


6. Tiga Tahap Penciptaan Manusia

Ketika mempelajari ilmu biologi modern, detikers akan menjumpai bahwasanya manusia diciptakan dalam tiga tahap. Ketiganya adalah tahap pre-embrionik, embrionik, dan fetus. Hal ini ternyata telah difirmankan Allah SWT dalam surat Az-Zumar ayat 6 sebagai berikut:

خَلَقَكُمْ مِّنْ نَّفْسٍ وَّاحِدَةٍ ثُمَّ جَعَلَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَاَنْزَلَ لَكُمْ مِّنَ الْاَنْعَامِ ثَمٰنِيَةَ اَزْوَاجٍ ۗ يَخْلُقُكُمْ فِيْ بُطُوْنِ اُمَّهٰتِكُمْ خَلْقًا مِّنْۢ بَعْدِ خَلْقٍ فِيْ ظُلُمٰتٍ ثَلٰثٍۗ ذٰلِكُمُ اللّٰهُ رَبُّكُمْ لَهُ الْمُلْكُۗ لَآ اِلٰهَ اِلَّا هُوَۚ فَاَنّٰى تُصْرَفُوْنَ

Artinya: "Dia menciptakanmu dari jiwa yang satu (Adam), kemudian darinya Dia menjadikan pasangannya dan Dia menurunkan delapan pasang hewan ternak untukmu. Dia menciptakanmu dalam perut ibumu kejadian demi kejadian dalam tiga kegelapan. Yang (berbuat) demikian itu adalah Allah, Tuhanmu, Pemilik kerajaan. Tidak ada tuhan selain Dia. Mengapa kamu dapat berpaling (dari kebenaran)?"

Kenapa disebut kegelapan? Pasalnya, proses penciptaan ini terjadi dalam rahim seorang ibu yang gelap. Dalam kegelapan tersebut, seorang manusia diciptakan dengan sebaik-baiknya bentuk oleh rabb penguasa semesta.


7. Diturunkannya Besi

Allah SWT berfirman dalam surat Al-Hadiid ayat 25:

لَقَدْ اَرْسَلْنَا رُسُلَنَا بِالْبَيِّنٰتِ وَاَنْزَلْنَا مَعَهُمُ الْكِتٰبَ وَالْمِيْزَانَ لِيَقُوْمَ النَّاسُ بِالْقِسْطِۚ وَاَنْزَلْنَا الْحَدِيْدَ فِيْهِ بَأْسٌ شَدِيْدٌ وَّمَنَافِعُ لِلنَّاسِ وَلِيَعْلَمَ اللّٰهُ مَنْ يَّنْصُرُهٗ وَرُسُلَهٗ بِالْغَيْبِۗ اِنَّ اللّٰهَ قَوِيٌّ عَزِيْزٌ ࣖ

Artinya: "Sungguh, Kami benar-benar telah mengutus rasul-rasul Kami dengan bukti-bukti yang nyata dan Kami menurunkan bersama mereka kitab dan neraca (keadilan) agar manusia dapat berlaku adil. Kami menurunkan besi yang mempunyai kekuatan hebat dan berbagai manfaat bagi manusia agar Allah mengetahui siapa yang menolong (agama)-Nya dan rasul-rasul-Nya walaupun (Allah) tidak dilihatnya. Sesungguhnya Allah Maha Kuat lagi Maha Perkasa."

Dalam ayat tersebut, secara gamblang, Allah SWT menggunakan kata 'Kami turunkan' ketika merujuk pada besi. Artinya, secara harfiah, besi ini diturunkan dari langit. Hal ini ternyata berkesesuaian dengan fakta ilmiah yang ditemukan para ilmuwan bahwasanya partikel-partikel besi berasal dari benda-benda luar angkasa.


8. Api Di Dasar Laut Terbukti Dalam Al-Quran

Alquran memang bukan kitab suci yang menjelaskan secara spesifik tentang ilmu pengetahuan (sains). Namun, hampir semua penemuan ilmiah abad terakhir sudah disebutkan dalam Alquran. Salah satunya seperti fenomena api di dasar lautan.

Dalam Alquran Surat At-Thur ayat 1-6 Allah SWT berfirman: “Demi bukit. Dan Kitab yang ditulis. Pada lembaran yang terbuka. Dan Demi Baitul Makmur (Ka’bah). Dan demi surga langit yang ditinggikan. Dan Demi laut, yang di dalam tanahnya ada api.”

Dulu, ketika Alquran diturunkan, bangsa Arab belum bisa memahami isyarat sumpah Allah SWT demi lautan yang di dalam tanahnya ada api ini. Ketika itu, mereka hanya mengetahui makna “sajara” sebagai menyalakan tungku pembakaran hingga membuatnya panas atau mendidih.

Dalam persepsi mereka, air dan panas merupakan dua hal yang bertentangan. Air mematikan panas sedangkan panas itu menguapkan air. Tidak mungkin kedua hal ini dapat berdampingan dalam sebuah ikatan yang kuat tanpa ada yang rusak salah satunya.

Sejumlah ahli tafsir pun meneliti makna dan arti bahasa kata kerja “sajara” selain menyalakan sesuatu hingga membuatnya panas. Mereka ternyata menemukan makna dan arti lain dari kata “sajara,” yaitu “mala’a” dan “kaffa” (memenuhi dan menahan).

Fenomena api di dasar lautan ini pun mulai terbukti secara ilmiah ketika dua ahli geologi berkebangsaan Rusia, Anatol Sbagovich dan Yuri Bagdanov bersama rekannya ilmuwan Amerika Serikat (AS), Rona Clint meneliti tentang kerak bumi dan patahannya di dasar laut pada pertengahan tahun 1990-an.

Mereka menyelam ke dasar laut sedalam 1.750 kilometer di lepas pantai Miami. Sbagovich bersama kedua rekannya menggunakan kapal selam canggih yang kemudian beristirahat di batu karang dasar laut.

Di dasar laut itulah, mereka dikejutkan dengan fenomena aliran air yang sangat panas mengalir ke arah retakan batu. Kemudian aliran air itu disertai dengan semburan lava cair panas menyembur layaknya api didaratan, dan disertai dengan debu vulkanik layaknya asap kebakaran di daratan. Tidak tanggung-tanggung panasnya suhu api vulkanis didalam air tersebut ternyata mencapai 231 derajat celcius.

Mereka menemukan fakta bahwa fenomena alam itu terjadi akibat aliran lava vulkanis yang terjadi di dasar laut, layaknya gunung api bila di daratan. Dan kemudian mereka menemukan lebih banyak lagi gunung api aktif di bawah laut, yang tersebar diseluruh lautan.

Selain itu, penjelasan terkait fenomena ini juga muncul ketika para peneliti turun dan menyelam ke dasar laut dan samudera dalam rangka mencari alternatif berbagai barang tambang. Mereka dikejutkan dengan rangkaian gunung berapi (volcanic mountain chain) yang membentang berpuluh-puluh ribu kilometer di tengah-tengah seluruh samudera bumi yang kemudian mereka sebut sebagai ‘gunung-gunung tengah samudera’.

Dengan mengkaji rangkaian gunung-gunung tengah samudera ini tampak jelas bahwa gunung-gunung tengah samudera tersebut sebagian besar terdiri dari bebatuan berapi (volcanic rocks) yang dapat meledak layaknya ledakan gunung berapi yang dahsyat melalui sebuah jaring retak yang sangat besar.

Jaring retak ini dapat merobek lapisan bebatuan bumi dan ia melingkupi bola bumi kita secara sempurna dari segala arah dan terpusat di dalam dasar samudera dan beberapa lautan. sedangkan kedalamannya mencapai 65 km. Kedalaman jaring retak ini menembus lapisan bebatuan bumi secara penuh hingga menyentuh lapisan lunak bumi (lapisan bumi ketiga) yang memiliki unsur bebatuan yang sangat elastis, semi cair, dan memiliki tingkat kepadatan dan kerekatan tinggi.

Bebatuan lunak ini didorong oleh arus muatan yang panas ke dasar semua samudera dan beberapa lautan semacam Laut Merah dengan suhu panas yang melebihi 1.000 derajat Celcius. Batuan-batuan elastis yang beratnya mencapai jutaan ton ini mendorong kedua sisi samudera atau laut ke kanan dan ke kiri yang kemudian disebut oleh para ilmuwan dengan “fenomena perluasan dasar laut dan samudera.”

Dengan terus berlangsungnya proses perluasan ini, maka wilayah-wilayah yang dihasilkan oleh proses perluasan itupun penuh dengan magma bebatuan yang mampu menimbulkan pendidihan di dasar samudera dan beberapa dasar laut.

Salah satu fenomena yang mencengangkan para ilmuwan saat ini adalah bahwa meskipun sebegitu banyak, air laut atau samudera tetap tidak mampu memadamkan bara api magma tersebut. Dan magma yang sangat panas pun tidak mampu memanaskan air laut dan samudera.

Keseimbangan dua hal yang berlawanan: air dan api di atas dasar 


Kesimpulan

Al-Qur’an bukan sekadar kitab agama, tetapi juga sumber ilmu pengetahuan yang tak terbantahkan. Banyak ayat yang baru terbukti kebenarannya di era modern. Para ulama seperti Ibnu Katsir, Al-Qurthubi, dan As-Sa’di telah menjelaskan bahwa mukjizat ilmiah dalam Al-Qur’an adalah bukti keagungan wahyu Allah.

Semoga tulisan ini semakin meneguhkan keimanan kita kepada Al-Qur’an sebagai pedoman hidup yang sempurna. Wallahu a’lam bish-shawab.

*

0 komentar:

Posting Komentar