Rabu, 28 Mei 2025

PERTEMUAN NABI MUHAMMAD DENGAN PARA NABI SAAT MI'ROJ

 


Dalam literatur Islam klasik, alam barzakh adalah alam perantara antara dunia dan akhirat yang dilalui oleh setiap manusia setelah wafat, termasuk para nabi. Namun, ketika kita membahas alam barzakh Nabi Adam ‘alayhis salam, maka pembahasannya memiliki dimensi yang lebih simbolik dan teologis daripada geografis.


Penjelasan Ulama tentang Alam Barzakh Nabi Adam


  1. Nabi Adam Sudah Wafat dan Ruhnya di Barzakh

    • Menurut akidah Ahlussunnah wal Jama‘ah, semua manusia termasuk Nabi Adam telah melalui kematian, dan ruhnya berada di alam barzakh, tempat penantian hingga hari kiamat.
    • Namun, lokasi barzakh bukanlah lokasi fisik yang bisa ditentukan secara pasti di dunia ini. Ia merupakan alam yang tidak kasat mata.
  2. Tempat Dikuburkannya Nabi Adam

    • Menurut sebagian riwayat yang bersumber dari Isra’iliyyat (cerita-cerita Bani Israil yang tidak bertentangan dengan Islam), Nabi Adam dimakamkan di Gunung Abu Qubais dekat Ka'bah, atau ada pula yang menyebutkan bahwa ia dimakamkan di Gua Hira.
    • Riwayat lain menyebutkan bahwa ketika terjadi banjir besar pada zaman Nabi Nuh, jenazah Nabi Adam dibawa ke tempat yang lebih tinggi, dan beberapa menyebut Bukit di India atau Sri Lanka, namun semua ini adalah pendapat-pendapat yang tidak mutlak kebenarannya.
  3. Ruh Nabi Adam di ‘Illiyyin

    • Sebagian ulama tafsir seperti Imam Qurtubi menjelaskan bahwa ruh para nabi berada di tempat yang tinggi, yaitu di ‘Illiyyin, tempat yang paling mulia di alam barzakh.
    • Ini juga ditegaskan oleh hadits tentang Nabi Muhammad ﷺ bertemu ruh para nabi saat Isra’ Mi‘raj, dan Nabi Adam ditemui di langit pertama — yang dipahami oleh para ulama sebagai bentuk kehormatan ruh beliau di alam tinggi (barzakh khusus).

Kesimpulan

  • Alam barzakh Nabi Adam bukanlah tempat yang bisa dilacak secara geografis di dunia ini, melainkan alam ruhani, tempat ruh beliau berada dalam keadaan mulia.
  • Ruh Nabi Adam diyakini berada di ‘Illiyyin, tempat ruh-ruh orang shaleh dan para nabi menanti hari kiamat.
  • Jenazah Nabi Adam, menurut sebagian riwayat, dikuburkan di daerah Arab, tetapi tidak ada dalil syar‘i yang tegas dan mutlak tentang lokasinya.

Dalam Peristiwa Isra’ dan Mi‘raj, Nabi Muhammad ﷺ bertemu dengan Nabi Adam ‘alayhis salam di langit pertama, sebagaimana disebutkan dalam banyak hadits shahih, seperti riwayat dari Imam Muslim, Bukhari, dan lainnya.

Ini membuka diskusi menarik tentang lokasi ruh Nabi Adam dan alam barzakh beliau, serta bagaimana hal ini dipahami oleh para ulama. Mari kita bahas secara terstruktur:



🌌 1. Hadits Tentang Pertemuan Nabi Muhammad ﷺ dengan Nabi Adam


Dalam Shahih Muslim, hadits riwayat Anas bin Malik, Rasulullah ﷺ bersabda:

"Ketika aku diangkat ke langit pertama, aku bertemu dengan Adam. Lalu dikatakan kepadaku, ‘Ini ayahmu Adam, maka ucapkanlah salam kepadanya.’ Aku pun mengucapkan salam kepadanya, dan dia menjawab salamku. Lalu dia berkata, ‘Selamat datang wahai anak yang shalih dan nabi yang shalih.’"
(HR. Muslim no. 2591)



🪐 2. Apakah Ini Menunjukkan Nabi Adam Hidup di Langit Pertama?


Para ulama tidak memahami perjumpaan Nabi ﷺ dengan para nabi di langit dalam peristiwa mi’raj sebagai bukti bahwa mereka hidup secara fisik di langit. Sebaliknya, ini dipahami sebagai:

a. Perjumpaan Ruhani

  • Ruh para nabi, menurut Ahlussunnah, berada dalam kehidupan barzakh yang istimewa, tidak seperti ruh manusia biasa.
  • Imam an-Nawawi dan ulama lainnya menjelaskan bahwa para nabi itu diperlihatkan dalam wujud mereka yang sempurna sebagai bentuk penghormatan bagi Nabi Muhammad ﷺ.

b. Langit dalam Mi’raj sebagai Wilayah Ruhani

  • Langit yang ditemui Nabi ﷺ dalam Mi’raj bukanlah langit fisik biasa, melainkan alam yang terbuka karena kehendak Allah sebagai bentuk mukjizat.
  • Maka kehadiran Nabi Adam di langit pertama bukan berarti ruh beliau “tinggal” di sana, tapi Allah tampakkan kepadanya dalam tempat kehormatan yang sesuai.


✨ 3. Kaitan dengan Alam Barzakh


a. Ruh Para Nabi di Barzakh yang Khusus

  • Dalam kitab at-Tadzkirah oleh Imam al-Qurthubi dan juga penjelasan Imam Suyuthi dalam Sharh as-Sudur, disebutkan bahwa ruh para nabi berada di tempat tertinggi dari barzakh, yaitu:

    Fi al-Rauḍah (taman-taman surga), atau ‘Illiyyin.”

b. Kehidupan Barzakh para Nabi

  • Rasulullah ﷺ bersabda:

    "Para nabi hidup di dalam kuburnya dan mereka shalat."
    (HR. Abu Ya’la dan al-Bazzar, dishahihkan al-Albani)

  • Ini menunjukkan bahwa alam barzakh para nabi adalah kehidupan khusus dan aktif, bukan sekadar tidur atau menunggu pasif.



🔍 4. Kesimpulan


  • Nabi Adam berada di alam barzakh, seperti para nabi lainnya, namun dalam kedudukan mulia.
  • Dalam peristiwa Mi’raj, Nabi Muhammad ﷺ berjumpa dengan ruh Nabi Adam di langit pertama, bukan menunjukkan tempat tinggal tetap, tetapi manifestasi kehormatan dan pengajaran spiritual.
  • Alam barzakh Nabi Adam — dalam pandangan banyak ulama — berada di tempat tertinggi dari barzakh, bahkan dikaitkan dengan ‘Illiyyin, tapi perwujudannya dalam Mi’raj bukan berarti tempat geografis tetap, melainkan alam yang dibukakan secara ghaib.


Pemahaman teologis dan ruhaniyah dari peristiwa besar Isra’ dan Mi’raj. Mari kita jawab dengan jelas dan berdasarkan penjelasan ulama Ahlussunnah wal Jama‘ah, agar tidak rancu antara makna fisik dan barzakh/ruhani.



🧭 Apakah Nabi Muhammad ﷺ bertemu Nabi Adam secara fisik dan fisik di langit pertama?


🔹 Jawaban Tegas:

Tidak. Mayoritas ulama Ahlussunnah menjelaskan bahwa yang ditemui oleh Nabi Muhammad ﷺ dalam Mi'raj adalah ruh Nabi Adam dalam bentuk wujud yang Allah kehendaki — bukan jasad fisiknya yang bangkit dari kubur dan naik ke langit.



📚 Penjelasan Rinci dari Ulama


1. 🌌 Mi’raj adalah Perjalanan Luar Biasa yang Bersifat Ghaib dan Ruhani

  • Mi’raj terjadi dengan tubuh dan ruh Rasulullah ﷺ, itu benar.
  • Namun, makhluk-makhluk yang ditemui Rasulullah ﷺ, seperti Nabi Adam di langit pertama, bukan berarti hadir dengan jasad fisik mereka yang asli, melainkan dengan ruh yang diberi bentuk dan wujud oleh Allah di alam langit.

2. 🕌 Penjelasan Imam an-Nawawi (Syarh Muslim):

"Yang dimaksud perjumpaan Nabi ﷺ dengan para nabi dalam Mi'raj bukan berarti mereka hidup secara fisik di langit, tetapi Allah tampakkan ruh mereka dalam bentuk yang sempurna sebagai bentuk kehormatan terhadap Nabi Muhammad ﷺ."

  • Ini berlaku untuk Nabi Adam di langit pertama, Nabi Isa dan Yahya di langit kedua, dan seterusnya.

3. 🕊️ Ruh Para Nabi dalam Kehidupan Barzakh

  • Berdasarkan hadits sahih:

    "Para nabi hidup di kubur mereka dan mereka shalat."
    (HR. Abu Ya‘la, al-Bazzar — hasan oleh al-Albani)

  • Maka para nabi tidak tinggal secara fisik di langit, tapi ruh mereka berada dalam kehidupan barzakh yang mulia.



📍 Analogi: Apakah Kita Bisa Bertemu Ruh?


Dalam pengalaman para wali atau dalam mimpi, ruh bisa menampakkan diri dalam bentuk jasmani yang sempurna. Maka apalagi dalam peristiwa mukjizat Mi‘raj, bukan mustahil Allah menampakkan ruh Nabi Adam dalam bentuk jasad yang bisa dilihat dan disalami oleh Rasulullah ﷺ.



🧠 Kesimpulan Tegas

Pertanyaan

Jawaban

Apakah Nabi Adam hadir secara fisik jasmani?

Tidak. Ruh beliau ditampakkan dalam bentuk rupa oleh Allah.

Apakah Nabi Muhammad ﷺ melihat Nabi Adam?

Ya, dengan wujud yang tampak seperti manusia, meskipun ruhani.

Apakah ini terjadi di langit pertama?

Ya, tapi langit ini bukan tempat tinggal jasmani tetap.

Apakah ini menunjukkan jasad Adam ada di langit?

Tidak. Jasadnya tetap di bumi; ruhnya di alam barzakh khusus.



Inti akidah Ahlussunnah wal Jama‘ah tentang keberadaan Nabi Isa ‘alayhis salam. Dalam Islam, Nabi Isa memiliki keistimewaan luar biasa karena:

🌟 Beliau belum wafat, dan masih hidup secara jasmani, serta akan turun kembali ke bumi menjelang kiamat.

Lalu bagaimana konsistensi ini dengan fakta bahwa Nabi Muhammad ﷺ bertemu Nabi Isa di langit kedua saat Isra’ dan Mi‘raj?

Mari kita bahas secara terstruktur dan mendalam.



🕊️ 1. Apakah Nabi Isa ‘alayhis salam masih hidup?


Ya, masih hidup. Ini adalah aqidah resmi Ahlussunnah wal Jama‘ah, berdasarkan dalil Al-Qur’an dan hadits:

📖 Al-Qur’an – An-Nisa: 157-158

"Mereka tidak membunuhnya dan tidak pula menyalibnya, tetapi (yang mereka bunuh) diserupakan bagi mereka… namun Allah mengangkat Isa kepada-Nya."
{QS. An-Nisa: 157–158}

🔍 Makna “diangkat” (رَفَعَهُ ٱللَّهُ إِلَيْهِ)
Menurut mayoritas ulama tafsir (Ibn Katsir, al-Qurthubi, dan lain-lain):
➡️ Nabi Isa diangkat dengan jasad dan ruhnya secara utuh ke langit.



🪐 2. Mengapa Nabi Isa ditemui di langit kedua saat Mi‘raj?


➡️ Karena beliau memang berada di langit (as-samā’) — tidak dalam kondisi wafat, tapi masih hidup secara fisik dalam penjagaan Allah, sebagai bagian dari mukjizat dan takdirnya yang unik.

Penjelasan ulama:

  • Imam as-Suyuthi dan al-Alusi menjelaskan bahwa:

    “Nabi Isa berada di langit, dalam kondisi jasad dan ruh, dan Allah menjaganya hingga waktu yang telah ditentukan.”

  • Ini berbeda dengan Nabi Adam, Musa, Ibrahim, dll, yang telah wafat dan berada di alam barzakh (ruh saja).


⏳ 3. Apa bedanya pertemuan Nabi ﷺ dengan Nabi Isa dibanding Nabi lain saat Mi‘raj?


Nabi yang Ditemui Status Kehidupan Saat Mi’raj Penjelasan
Nabi Adam Sudah wafat – ruh beliau ditampakkan Alam barzakh
Nabi Musa Sudah wafat – ruh beliau ditampakkan Alam barzakh
Nabi Ibrahim Sudah wafat – ruh beliau ditampakkan Alam barzakh
Nabi Isa Belum wafat – masih hidup jasad dan ruh Ditemui secara jasmani
Nabi Yahya Sudah wafat menurut pendapat kuat Alam barzakh

🔑 Artinya:
➡️ Dalam kasus Nabi Isa, beliau memang secara hakiki berada di langit kedua secara jasmani dan ruhani, sehingga ketika ditemui oleh Rasulullah ﷺ, itu benar-benar jasad hidupnya, bukan hanya ruh seperti nabi lainnya.



🔄 4. Nabi Isa Akan Turun Kembali ke Bumi


  • Hadits sahih dari Imam Muslim:

    "Demi Dzat yang jiwaku di tangan-Nya, sungguh Isa bin Maryam akan turun di tengah-tengah kalian..."
    (HR. Muslim no. 155)

  • Maka keberadaan Nabi Isa di langit bersifat sementara, hingga beliau turun lagi menjelang kiamat untuk menjalankan tugas akhir zaman.



🧭 Kesimpulan Tegas


Pertanyaan

Jawaban

Apakah Nabi Isa masih hidup secara jasmani dan ruhani?

✅ Ya. Diangkat ke langit dalam keadaan hidup.

Apakah Nabi Isa ditemui dalam Mi’raj secara jasmani?

✅ Ya. Karena beliau masih hidup dan memang berada di langit kedua.

Apakah ini beda dengan nabi lain seperti Adam, Musa, Ibrahim?

✅ Ya. Mereka sudah wafat dan hanya ruh mereka yang diperlihatkan dalam Mi’raj.

Apakah Nabi Isa akan turun ke bumi menjelang kiamat?

✅ Ya. Ini termasuk keyakinan utama Ahlussunnah wal Jama‘ah.



Apakah Nabi Idris ‘alayhis salam sudah wafat atau belum saat ditemui Rasulullah ﷺ dalam Mi‘raj?

Mari kita bahas secara ilmiah, hati-hati, dan berdasarkan pendapat ulama Ahlussunnah wal Jama‘ah.



📍 Fakta Mi‘raj: Nabi Muhammad ﷺ bertemu Nabi Idris di langit keempat


Hadits sahih dari riwayat al-Bukhari dan Muslim:

“…lalu aku (Nabi ﷺ) naik ke langit keempat, dan di sana aku bertemu dengan Idris. Malaikat Jibril berkata: ‘Ini Idris, ucapkan salam kepadanya.’ Lalu aku pun memberi salam, dan ia menjawabnya serta berkata: ‘Marhaban bil akhi ash-shalih, wa nabiyyish shalih.’”
(HR. Bukhari & Muslim)



📚 Pertanyaan: Apakah Nabi Idris sudah wafat atau masih hidup seperti Nabi Isa?


🔹 Pendapat mayoritas ulama:

Nabi Idris sudah wafat.
Pertemuan Nabi Muhammad ﷺ dengan Nabi Idris adalah pertemuan dengan ruh beliau, sebagaimana pertemuan dengan Nabi Adam, Musa, dan lainnya.

🔹 Namun ada pendapat minoritas yang menyatakan:

🔸 Nabi Idris belum wafat, karena disebutkan dalam Al-Qur’an:

"Dan Kami telah mengangkat Idris ke tempat yang tinggi."
{QS. Maryam: 57}

Sebagian ulama menafsirkan “tempat tinggi” (مَكَانًا عَلِيًّا) itu sebagai langit, dan menyamakannya dengan kisah Nabi Isa.



🧠 Penjelasan Lengkap dari Para Mufassir:


1. 🏛️ Imam Ibn Katsir dalam Tafsirnya:

  • Ketika menafsirkan QS. Maryam: 57, Ibn Katsir menyebut beberapa riwayat Israiliyat bahwa Idris diangkat ke langit.
  • Namun ia tidak memastikan apakah masih hidup atau sudah wafat, dan lebih condong pada pemahaman bahwa itu pengangkatan ruh setelah wafat, sebagai bentuk pemuliaan.

2. 🕌 Tafsir al-Qurthubi:

  • Menyebutkan bahwa "tempat tinggi" bisa bermakna kedekatan ruhani kepada Allah, bukan fisik.
  • Menurutnya, wafat Nabi Idris adalah yang lebih kuat, dan ruhnya yang diangkat mulia ke langit.

3. 📖 Syaikh Abu Hayyan (Tafsir al-Bahr al-Muhith):

  • Menolak pemahaman bahwa Nabi Idris masih hidup jasmani seperti Nabi Isa.
  • Menegaskan bahwa “diangkat ke tempat tinggi” maksudnya bukan tidak wafat, tapi ruh beliau dimuliakan di alam langit.


🧭 Kesimpulan Ulama Ahlussunnah


Aspek

Nabi Idris

Nabi Isa

Status kehidupan

📌 Mayoritas: Sudah wafat

Masih hidup (jasmani & ruhani)

Tempat saat Mi‘raj

🌌 Langit ke-4 – ruh ditampakkan

🌌 Langit ke-2 – hadir secara jasmani

Dalil Qur’an

QS Maryam: 57

QS An-Nisa: 157–158

Kesepakatan ulama

⚖️ Tidak ijma’, tapi mayoritas katakan wafat

✅ Ijma’ Ahlussunnah: Nabi Isa belum wafat



Kesimpulan Tegas:

Nabi Idris ‘alayhis salam kemungkinan besar sudah wafat, dan yang ditemui Nabi Muhammad ﷺ dalam peristiwa Mi‘raj adalah ruh beliau dalam bentuk yang ditampakkan oleh Allah.

Sementara Nabi Isa ‘alayhis salam masih hidup secara jasad dan ruh, dan benar-benar berada di langit kedua hingga nanti turun ke bumi menjelang kiamat.



Berikut ini kutipan dan penjelasan tafsir dan hadits dari para ulama besar Ahlussunnah wal Jama‘ah mengenai Nabi Idris ‘alayhis salam, terutama terkait ayat:

"وَرَفَعْنَاهُ مَكَانًا عَلِيًّا"
“Dan Kami telah mengangkatnya (Idris) ke tempat yang tinggi.”
(QS Maryam: 57)



📖 1. Tafsir Ibn Katsir – QS Maryam: 57


“Adapun firman Allah: ‘Dan Kami telah mengangkatnya ke tempat yang tinggi’, Mujahid berkata: ‘Idris diangkat ke langit keempat.’ Demikian juga dikatakan oleh Qatadah. Ibnu Abi Hatim meriwayatkan dari berbagai jalur bahwa Idris diangkat ke langit dan tidak turun lagi.”

Namun Ibn Katsir memberi catatan:

“Riwayat-riwayat ini banyak berasal dari Israiliyyat, dan tidak bisa dijadikan hujjah kecuali yang sesuai dengan syariat kita.”

➡️ Kesimpulan Ibn Katsir:
Beliau tidak secara tegas menyatakan bahwa Nabi Idris masih hidup, dan lebih condong kepada bahwa beliau telah wafat dan ruh beliau ditinggikan kedudukannya.



📚 2. Tafsir Al-Qurthubi – QS Maryam: 57


“Yang dimaksud ‘tempat tinggi’ adalah kemuliaan di sisi Allah, dan bukan secara fisik. Ini bisa dipahami sebagai posisi mulia bagi ruhnya setelah wafat.”

➡️ Tafsir al-Qurthubi juga menyebut sebagian riwayat yang menyatakan Nabi Idris masih hidup di langit keempat, tapi beliau lebih cenderung menolaknya karena tidak ada dalil qath‘i.



📖 3. Fathul Bari (Syarah Shahih Bukhari) – oleh Imam Ibn Hajar al-‘Asqalani


Dalam menjelaskan hadits Mi‘raj:

“Adapun pertemuan Nabi ﷺ dengan para nabi di langit, maka itu adalah ruh-ruh mereka, yang ditampakkan dalam bentuk sebagaimana saat hidup, sebagai penghormatan terhadap Nabi Muhammad ﷺ.”
(Fathul Bari, jilid 7, hlm. 200)

➡️ Termasuk Nabi Idris, yang ditemui di langit keempat — dalam bentuk ruh, bukan jasad.



📘 4. Tafsir al-Alusi (Ruh al-Ma’ani) – QS Maryam: 57


“Yang lebih sahih adalah bahwa Nabi Idris telah wafat, dan yang dimaksud ‘diangkat ke tempat tinggi’ adalah pemuliaan ruhnya.”



📜 5. Hadits & Atsar Pendukung


a. Hadits dari Bukhari & Muslim tentang Mi‘raj:

“…di langit keempat aku bertemu dengan Idris…”
Tapi tidak disebut bahwa beliau masih hidup atau belum wafat, hanya bahwa beliau ada di langit keempat.

b. Riwayat Israiliyat (non-hujjah):

Dalam Tafsir At-Tabari dan Durr al-Mantsur, disebutkan:

“Allah memerintahkan malaikat maut agar mencabut nyawa Idris di langit keempat setelah diangkat.”
Tapi sanadnya dari sumber Israiliyat (riwayat Wahb bin Munabbih), dan tidak dijadikan dasar hukum oleh ulama hadits.



Kesimpulan Final:


Aspek

Nabi Idris ‘alayhis salam

Lokasi saat Mi‘raj

Langit ke-4

Makna “tempat tinggi” (QS Maryam)

📌 Mayoritas tafsir: kedudukan mulia

Apakah masih hidup jasmani?

📉 Tidak ada dalil sahih yang menyatakan begitu

Kemungkinan ruh atau jasad saat Mi‘raj

💡 Mayoritas ulama: ruh beliau yang ditampakkan

Dibandingkan dengan Nabi Isa

❌ Bukan seperti Nabi Isa, yang masih hidup jasmani



Apakah ada tingkatan-tingkatan di alam Barzakh sebagaimana tingkatan langit dalam Mi‘raj, dan bagaimana posisi para nabi serta manusia biasa di dalamnya? Kita akan membahasnya berdasarkan keterangan para ulama Ahlussunnah wal Jama‘ah, terutama dalam kitab tafsir, hadits, dan akidah klasik.



📌 Konsep Umum: Alam Barzakh Memiliki Tingkatan (Darajat)

Alam Barzakh bukanlah ruang hampa statis, tetapi memiliki tingkatan, sebagaimana dunia dan akhirat. Hal ini tersirat dari:

  • Al-Qur’an,
  • Hadits shahih,
  • Keterangan para ulama salaf dan sufi.


📚 1. Dalil-Dalil dari Al-Qur’an dan Hadits


🔹 QS al-Muthaffifin: 18–19

“Ketahuilah, sesungguhnya kitab orang-orang yang taat (abrar) itu di dalam ‘Illiyyin. Dan tahukah kamu apakah ‘Illiyyin itu?”

➡️ ‘Illiyyin dipahami sebagai tempat yang tinggi, tingkat tertinggi di Barzakh, tempat catatan orang-orang shalih bahkan ruh para nabi dan siddiqin.


🔹 QS al-An‘am: 83

“Kami angkat derajat siapa yang Kami kehendaki…”

Menurut banyak mufassir, ini berlaku bukan hanya di dunia dan akhirat, tetapi termasuk alam Barzakh.


🔹 Hadits: Arwah para syuhada berada di tubuh burung di surga

"Ruh para syuhada berada dalam burung hijau yang beterbangan di surga..."
(HR. Muslim)

➡️ Menunjukkan bahwa tingkat arwah para syuhada lebih tinggi dibandingkan mukmin biasa, bahkan sebelum hari kiamat.



📖 2. Pandangan Ulama tentang Tingkatan di Barzakh


🏛️ Imam Ibn al-Qayyim – Kitab ar-Ruh

Kitab klasik paling detail tentang alam Barzakh. Beliau menyebutkan tingkatan ruh setelah kematian, antara lain:

✅ Tingkatan arwah menurut Ibn al-Qayyim:

  1. Tertinggi: Arwah para nabi – berada di langit tertinggi bersama ruhnya, bahkan berinteraksi (seperti saat Mi‘raj).
  2. Kedua: Arwah para syuhada – dalam bentuk burung yang bebas di surga.
  3. Ketiga: Arwah para shiddiqin & ulama – dimuliakan, diberi cahaya & penglihatan ke surga.
  4. Keempat: Mukmin shalih biasa – dalam taman Barzakh, tidur dalam kebahagiaan.
  5. Kelima: Mukmin berdosa – tergantung amal, ada yang disiksa.
  6. Keenam: Munafik & kafir – dalam barzakh siksa, bahkan dicabut ruhnya ke bawah bumi.

📌 Ibn al-Qayyim menegaskan bahwa ada gradasi ruh di alam Barzakh, persis seperti tingkatan surga dan neraka.


🕌 Imam al-Ghazali – Ihya’ Ulumuddin, Bab Zikir Mati dan Akhirat

“Para arwah tidak pada satu tingkatan, sebagaimana manusia di dunia dan di akhirat. Ada ruh yang diluaskan kuburnya seperti taman surga, ada pula yang sempit dan gelap.”

➡️ Barzakh bersifat dinamis dan hierarkis, tergantung amal & maqam ruhani.


📖 Tafsir Fakhruddin ar-Razi – QS al-Muthaffifin: 18

“Illiyyin adalah tempat tertinggi dari alam Barzakh. Dihuni para nabi, shiddiqin, dan para wali Allah.”


💡 Simetri dengan Langit dalam Mi‘raj


Para ulama seperti Ibn Hajar al-‘Asqalani (Fathul Bari) dan Imam an-Nawawi (Syarh Muslim) menyatakan bahwa langit yang dilalui Nabi ﷺ dalam Mi‘raj berisi tingkatan ruh para nabi, bukan tubuh fisik (kecuali Nabi Isa & Idris menurut sebagian riwayat).

Ini menunjuk pada simetri antara alam langit dan alam barzakh dalam hal kedudukan ruh, bukan tempat material secara mutlak.



🧭 Kesimpulan: Alam Barzakh Memiliki Tingkatan


Tingkatan Barzakh

Penghuni

Sifat Barzakh

‘Illiyyin tertinggi

Para Nabi

Ruh bercahaya, mulia, interaktif

Tingkatan ruh syuhada

Syuhada

Burung di surga, penuh nikmat

Tingkatan ulama & shiddiqin

Wali & shalih

Cahaya, taman surga, ziarah ruhani

Tingkatan mukmin biasa

Mukmin awam

Istirahat, mimpi surga

Tingkatan mukmin berdosa

Pelaku maksiat

Siksa, tergantung kadar dosa

Tingkatan ruh kafir/munafik

Kafir

Terjerembab di bawah bumi, tersiksa



Berikut ini penjelasan lengkap dan terstruktur mengenai tingkatan alam Barzakh dari manusia biasa hingga para Nabi, dengan kutipan dari kitab-kitab utama ulama Ahlussunnah, tanpa visual, tapi cukup padat secara ilmiah dan referensial.



🌌 TINGKATAN ALAM BARZAKH: DARI NABI HINGGA ORANG FASIK & KAFIR


1. 📗 Kitab: ar-Rūḥ karya Ibn al-Qayyim al-Jawziyyah

Ibn al-Qayyim menguraikan secara eksplisit tingkatan ruh dalam Barzakh sebagai berikut:

✴️ 1. Arwah para Nabi

  • Tempat: Di ‘Illiyyīn, langit tertinggi.

  • Keterangan:

    "Wa arwāḥ al-anbiyā’ fī a‘lā ‘Illiyyīn"
    (“Ruh para nabi berada di ‘Illiyyīn yang tertinggi”)

    • (Ar-Rūḥ, Ibn al-Qayyim, hal. 82 cet. Darul Fikr)
  • Ruh mereka paling sempurna dan berpengaruh; bahkan bisa hadir dalam dunia secara ruhani seperti saat Nabi ﷺ bertemu Nabi Musa dan Nabi Adam dalam Mi'raj.


✴️ 2. Arwah para syuhada

  • Tempat: Dalam burung hijau di Surga.

  • Hadits shahih:

    "إن أرواح الشهداء في أجواف طير خضر تعلق في قناديل معلقة بالعرش..."
    (HR. Muslim no. 1887)

  • Mereka memiliki kebebasan untuk terbang ke surga dan ke dunia.


✴️ 3. Arwah para shiddiqin dan wali

  • Tempat: Derajat tinggi di Barzakh, diberi cahaya dan ziarah ke tempat-tempat suci.
  • Ibn al-Qayyim berkata:

    “Wa minhā mā taṣ‘ad ilā a‘lā ‘Illiyyīn wa taḥaḍuru jamā‘at al-muḥibīn wa turāfiq al-mala’ al-a‘lā.”


✴️ 4. Arwah kaum mukminin shalih (awam)

  • Tempat: Taman dari taman-taman surga dalam kubur.
  • Hadits:

    "فَيُفْسَحُ لَهُ فِي قَبْرِهِ مَدَّ بَصَرِهِ وَيُمَلَّأُ لَهُ قَبْرُهُ نُورًا"
    (HR. Ahmad dan Abu Dawud)


✴️ 5. Arwah mukmin yang berdosa

  • Tempat: Antara siksa dan rahmat, tergantung amal.
  • Dihimpun di lapisan bawah Barzakh, atau di kubur yang sempit dan disiksa sebagian waktu.

✴️ 6. Arwah orang munafik dan kafir

  • Tempat: Di bawah bumi, barzakh gelap dan penuh siksaan.
  • Ibn al-Qayyim menulis:

    "Wa minhā mā yushaddad ‘alayhi fī barzakhihi wa yuqayyadu wa yuq‘ad ‘alayhi mālik al-‘adhāb."



📘 Kitab: Iḥyā’ ‘Ulūm ad-Dīn oleh Imam al-Ghazālī

Dalam Bab “Zikir akan Mati dan Sesudahnya”:

“Sesungguhnya ruh-ruh tidak berada pada satu derajat, dan mereka memperoleh apa yang mereka peroleh sesuai dengan amalan mereka di dunia...”

➡️ Beliau membagi secara umum:

  • Ruh orang taqwa: diluaskan kuburnya dan diberi mimpi surga.
  • Ruh fasik: dihimpit, penuh ketakutan, kadang disiksa.
  • Ruh auliya’: ziarah ke ruh sesama wali dan tempat zikir.


📙 Kitab: Fath al-Bārī oleh Ibn Ḥajar al-‘Asqalānī

  • Menjelaskan bahwa para nabi yang ditemui Nabi ﷺ di tiap lapisan langit dalam Mi‘raj adalah ruh mereka dalam bentuk khusus, bukan jasadnya (kecuali Nabi Isa dan Idris dalam tafsir tertentu).

“Allāhu qādara an taẓhar arwāḥuhum fī ṣūrah ajṣādihim fī tilka al-samāwāt.”
(Fath al-Bārī, syarh hadits Mi‘raj)



📕 Tafsir Fakhruddin ar-Rāzī – QS al-Muṭaffifīn: 18

“Wa ‘Illiyyīn a‘lā marātib al-‘ālam al-barzakhī, wa fīhi arwāḥ al-anbiyā’ wa al-ṣiddīqīn.”
(“‘Illiyyin adalah derajat tertinggi dalam alam Barzakh, di dalamnya terdapat ruh para nabi dan orang-orang siddiq.”)



📒 Pendekatan Tasawuf: Tingkatan Spiritual Arwah


🔹 Imam Al-Haddād (An-Nashaih ad-Diniyyah):

“Arwāḥ al-muttaqīn tufarriḥ wa tatazāwar wa tatajalla lahum al-anwār, wa arwāḥ al-fāsiqīn tu‘adhdhab fī ṣuratin mughliqah.”

➡️ Ruh orang bertakwa mendapat cahaya, bisa ziarah antar ruh, sedangkan fasik dalam kesempitan.



Rangkuman Tingkatan Alam Barzakh Menurut Para Ulama


Tingkatan

Penghuni

Keterangan

Sumber

1. Tertinggi – ‘Illiyyin

Para Nabi

Ruh berada di langit tertinggi, penuh cahaya

Ar-Ruh, Tafsir Razi

2. Tinggi

Syuhada

Ruh dalam burung hijau, ziarah surga

HR Muslim

3. Mulia

Wali, shiddiqin

Ziarah antar ruh, penuh nur, taman surga

Ibn Qayyim, Ghazali

4. Aman

Mukmin shalih

Kubur menjadi taman, tidur damai

Hadits Sahih

5. Rendah Mukmin fasik Dihimpit, sebagian disiksa Ar-Ruh
6. Terendah Kafir & munafik Di bawah bumi, barzakh penuh siksa QS al-Ghafir, Hadits Kubur


0 komentar:

Posting Komentar