Apakah Ruh Bisa Merasuk ke Dalam Orang Lain (Tajassud)?
1. Definisi Tajassud
Tajassud berarti “berjisim” atau “berwujud badan”. Dalam konteks ruh, berarti ruh yang tidak pada jasad aslinya, tapi merasuk atau menempati jasad orang lain.
2. Pandangan Islam Umum
- Dalam Islam, ruh setiap manusia adalah unik dan melekat pada jasadnya yang diciptakan Allah.
- Ruh orang mati tidak bisa kembali merasuk ke jasad orang lain, karena ruh itu sudah dipisahkan dan berada di alam barzakh sampai hari kiamat.
3. Larangan dan Kepercayaan
- Merasuknya ruh orang mati ke jasad orang lain bukanlah ajaran Islam yang sahih, dan tidak ditemukan dalil shahih yang mendukung.
- Cerita-cerita tentang orang kerasukan biasanya bukan karena ruh orang mati merasuk, melainkan karena gangguan jin yang masuk dan menguasai jasad manusia (kerasukan jin).
- Dalam Islam, jin dapat merasuk ke manusia, tapi ruh manusia tidak dapat berpindah-pindah atau merasuk ke jasad lain.
4. Dalil dan Penjelasan
- Al-Qur’an menyebutkan bahwa ruh adalah ciptaan Allah yang tiupan-Nya dalam jasad (QS 15:29, 32:9). Setiap ruh melekat pada jasad masing-masing dan tidak berpindah.
- Hadits dan tafsir menyatakan bahwa ruh kembali kepada Allah setelah kematian, dan menunggu di alam barzakh, bukan bebas keluar masuk jasad manusia lain.
- Gangguan atau kerasukan yang terjadi dalam dunia nyata umumnya adalah dari jin qarin, bukan ruh manusia.
5. Perbedaan Kerasukan Jin dengan Tajassud Ruh
Aspek | Kerasukan Jin | Tajassud Ruh Manusia |
---|---|---|
Sifat | Makhluk jin yang masuk ke tubuh manusia, menyebabkan gangguan fisik dan psikologis. | Ruh manusia yang berpindah jasad (tidak ada bukti shahih). |
Kebenaran Islam | Diakui sebagai fenomena gangguan jin yang nyata dan harus diobati dengan ruqyah. | Ditolak sebagai ajaran, tidak ada bukti dari Al-Qur’an atau Hadits. |
Cara Mengatasi | Ruqyah syar’iyyah (doa, ayat Qur’an, dzikir). | Tidak berlaku karena tidak ada konsep ruh pindah jasad. |
Kesimpulan Singkat
- Ruh manusia melekat dan khusus pada jasad masing-masing.
- Ruh orang mati tidak bisa merasuk ke jasad orang lain (tidak ada tajassud ruh).
- Fenomena kerasukan yang dialami manusia adalah gangguan jin, bukan perpindahan ruh.
- Sikap yang tepat adalah memperbanyak doa, dzikir, dan ruqyah syar’iyyah jika mengalami gangguan.
Tajassud dalam Pandangan Tasawuf
Tajassud secara bahasa berarti “berjelma menjadi jasad (tubuh)”, yaitu ruh atau makhluk halus yang mengambil wujud fisik atau tubuh tertentu—bisa berupa manusia, hewan, atau makhluk lain.
1. Makna Tajassud dalam Tasawuf
- Tajassud adalah manifestasi ruh atau makhluk halus yang “memperwujudkan” diri dalam bentuk jasad nyata di dunia.
- Dalam tasawuf, ini biasanya dikaitkan dengan fenomena jin yang mampu merasuk atau berwujud tubuh tertentu.
- Namun, ada juga pandangan bahwa sebagian ruh, terutama yang belum tenang atau dalam kondisi tertentu, bisa “mengalami tajassud” untuk berinteraksi dengan dunia fisik.
2. Pandangan Para Ulama dan Sufi
- Banyak ulama dan sufi mewaspadai tajassud sebagai sesuatu yang berbahaya jika tanpa izin Allah dan tanpa tujuan kebaikan.
- Tajassud yang dilakukan oleh jin atau makhluk halus lain seringkali dikaitkan dengan gangguan, tipu daya, atau kesesatan.
- Namun, beberapa wali atau orang suci bisa “menampakkan” diri secara jasad dalam keadaan tertentu, atas izin Allah, sebagai mukjizat atau untuk memberi petunjuk.
3. Konsekuensi dan Bahaya Tajassud
- Tajassud yang tidak terkendali bisa menyebabkan fitnah, kebingungan, dan gangguan psikologis atau spiritual bagi manusia.
- Bisa menyebabkan kesalahpahaman antara dunia ruh dan dunia jasad, seperti kesan bahwa roh itu benar-benar “hidup” di dunia secara fisik.
- Dalam banyak kitab tasawuf, tajassud dijelaskan sebagai sesuatu yang tidak dianjurkan, kecuali atas kehendak dan izin Allah.
4. Sikap Tasawuf terhadap Tajassud
- Para sufi menekankan pentingnya menjaga hati, memperbanyak dzikir, dan memperkuat hubungan dengan Allah agar terhindar dari gangguan makhluk halus yang melakukan tajassud.
- Memahami bahwa ruh sejati tetaplah substansi halus yang tidak boleh disamakan dengan tubuh jasmani.
- Mengedepankan tawakal dan keimanan, serta menghindari perbuatan yang bisa membuka pintu gangguan tajassud, seperti sihir, perdukunan, dan praktik-praktik bathil.
0 komentar:
Posting Komentar