Berikut adalah Penjelasan tentang "Nafas" dan "Jiwa" (Nafs) dalam Al-Qur’an dan Hadits menurut pemaparan para ulama, khususnya dalam semangat yang juga sejalan dengan pembahasan dalam Kitab ar-Rūḥ karya Imam Ibnul Qayyim al-Jawziyyah:
🕊️ 1. Definisi “Nafs” dalam Al-Qur’an dan Hadits
Kata nafs (نَفْس) secara bahasa berarti diri, jiwa, atau pribadi. Dalam Al-Qur’an dan Hadits, makna "nafs" bervariasi tergantung konteksnya.
📖 A. Dalam Al-Qur’an
Al-Qur’an menggambarkan "nafs" dalam tiga kondisi utama:
1. An-Nafs al-Ammārah bis-Sū’ (jiwa yang mengajak kepada kejahatan)
"Sesungguhnya nafsu itu benar-benar menyuruh kepada kejahatan, kecuali nafsu yang diberi rahmat oleh Tuhanku."
(QS. Yūsuf: 53)
- Ini adalah jiwa yang masih dikuasai hawa nafsu dan dorongan-dorongan duniawi.
- Ia menjadi alat setan dalam menyesatkan manusia.
2. An-Nafs al-Lawwāmah (jiwa yang mencela dirinya sendiri)
"Dan Aku bersumpah dengan jiwa yang selalu mencela (dirinya sendiri)."
(QS. Al-Qiyāmah: 2)
- Jiwa yang sadar ketika berbuat dosa, lalu mencela dirinya sendiri dan merasa menyesal.
- Ini adalah jiwa orang mukmin yang sedang berada dalam fase taubat.
3. An-Nafs al-Muṭma’innah (jiwa yang tenang)
"Hai jiwa yang tenang, kembalilah kepada Tuhanmu dengan hati yang puas lagi diridhai-Nya."
(QS. Al-Fajr: 27–28)
- Jiwa yang mantap dalam keimanan, tidak gelisah karena dunia.
- Ia akan mendapat panggilan dari Allah ketika meninggal dalam keadaan ridha dan diridhai.
📜 B. Dalam Hadits
Hadits-hadits Nabi ﷺ juga menggunakan istilah "nafs" dengan makna-makna berikut:
-
Sebagai makhluk hidup yang ditiupkan ke dalam janin:
“Sesungguhnya setiap dari kalian dikumpulkan penciptaannya di perut ibunya selama 40 hari... kemudian ditiupkan ruh padanya.”
(HR. Bukhari dan Muslim) -
Sebagai objek penyerahan diri kepada Allah:
“Orang yang cerdas adalah orang yang menundukkan nafsunya dan beramal untuk setelah mati.”
(HR. Tirmidzi)
🌬️ 2. Nafas: Hubungannya dengan Ruh dan Jiwa
- Nafas (نَفَس) secara bahasa berarti hembusan udara saat bernafas.
- Dalam makna spiritual, ia berhubungan erat dengan ruh dan jiwa sebagai manifestasi kehidupan.
- Tidak banyak disebut secara langsung dalam Al-Qur’an, tetapi nafas adalah bukti bahwa ruh masih di tubuh.
Beberapa ulama tasawuf memaknai nafas sebagai detik-detik waktu yang sangat berharga, karena setiap nafas bisa bernilai pahala atau dosa tergantung isi hati dan amal.
🧠 3. Perbedaan antara Ruh dan Nafs
Aspek |
Ruh |
Nafs (Jiwa) |
---|---|---|
Hakikat |
Makhluk halus yang menghidupkan jasad |
Diri atau kesadaran manusia |
Setelah Mati |
Tetap hidup dalam barzakh, merasakan |
Bisa dimaknai sebagai identitas ruh |
Kondisi |
Stabil, tidak berubah menjadi baik/buruk |
Bisa suci, tercela, atau tenang |
Fungsi |
Sumber kehidupan |
Sumber kehendak, pilihan, dan akhlak |
Identitas |
Bisa tetap disebut ruh |
Bisa disebut ruh atau nafs tergantung konteks |
✅ Kesimpulan:
- Ruh adalah sumber kehidupan, sementara nafs adalah diri manusia dengan kehendak dan pilihan moralnya.
- Al-Qur’an menggambarkan perjalanan jiwa manusia dari jiwa yang dikuasai hawa nafsu hingga jiwa yang tenang.
- Dalam hadits, pengendalian jiwa adalah kunci keselamatan.
- Nafas, meskipun maknanya fisik, menjadi simbol waktu, hidup, dan amal yang harus dimanfaatkan.
Jika Anda ingin melanjutkan ke:
- Penjelasan dari ulama tasawuf tentang "nafs"
- Perjalanan pembersihan nafs menurut Imam al-Ghazali atau Ibnul Qayyim
- Hubungan ruh dan nafs dalam konteks mimpi dan alam barzakh
Silakan baca terbitan sebelumnya.
0 komentar:
Posting Komentar