HhBerikut ini adalah ringkasan isi bab "Apakah Ruh Itu Satu atau Beragam?" dari Kitab Ar-Rūḥ karya Ibnu Qayyim al-Jawziyyah:
📌 Pertanyaan: Apakah Ruh Itu Satu atau Banyak?
Ibnu Qayyim membahas perbedaan pandangan ulama tentang apakah ruh itu:
- Satu hakikat universal yang beragam dalam manifestasinya, atau
- Banyak dan beragam, setiap orang memiliki ruhnya sendiri yang khas.
🧠 Pendapat yang Lemah: Ruh Itu Satu
Sebagian kalangan, khususnya dari kalangan filosof atau ahli kalam, berpendapat bahwa:
- Ruh itu satu hakikat yang menyebar ke dalam semua tubuh.
- Ruh yang satu ini tampak berbeda hanya karena dipengaruhi oleh kondisi jasad.
📌 Ibnu Qayyim menolak pandangan ini.
Ia menegaskan bahwa pendapat ini bertentangan dengan dalil syar'i dan kenyataan. Jika ruh itu satu, maka:
- Tidak ada beda antara ruh orang mukmin dan kafir.
- Tidak ada beda antara ruh Nabi dan ruh pendosa.
- Maka tidak mungkin ada perbedaan dalam kebahagiaan dan siksa setelah mati.
✅ Pendapat yang Benar: Ruh Itu Beragam
Menurut Ibnu Qayyim:
- Ruh manusia itu berbeda-beda.
- Setiap manusia memiliki ruh tersendiri yang unik, sebagaimana jasad dan wajah mereka berbeda.
- Ini dikuatkan oleh Al-Qur'an, Hadits, dan ijma' ulama.
Dalilnya antara lain:
Al-Qur’an menyebut ruh-ruh dalam bentuk jamak:
"Allah memegang ruh (arwāḥ) ketika matinya." (QS. Az-Zumar: 42)
Hadits menyebutkan pertemuan antara ruh mukmin dan ruh kafir, yang menunjukkan perbedaan ruh.
Ruh para nabi, syuhada, orang shalih, dan orang durhaka berada di tempat dan kondisi yang berbeda-beda setelah mati.
🧾 Kesimpulan Ibnu Qayyim
- Ruh adalah makhluk halus yang nyata dan beragam.
- Tidak mungkin disatukan menjadi satu hakikat yang sama.
- Perbedaan kondisi ruh (bahagia, disiksa, tenteram, gelisah) menunjukkan bahwa ruh adalah entitas yang berdiri sendiri untuk setiap individu.
Baik, berikut ini adalah penjabaran lebih mendalam beserta kutipan teks Arab asli dari bab:
📚 باب: هل الأرواح متعددة أم روح واحدة؟
Bab: Apakah Ruh Itu Beragam atau Satu?
Kitab: Ar-Rūḥ karya Ibnu Qayyim al-Jawziyyah
🌟 Pendapat Kelompok yang Mengatakan Ruh Itu Satu
Ibnu Qayyim menyebutkan bahwa sebagian ahli kalam dan filsuf berpandangan bahwa ruh itu satu hakikat saja:
قال بعضهم: الأرواح روح واحدة، وأنها هي الروح الأعظم الكلي، وإن تفاوتت أبدان الناس في قبول تلك الروح، فمنهم من يقبل كثيرًا، ومنهم من يقبل قليلًا.
Terjemah:
Sebagian dari mereka berkata: Ruh itu satu, yaitu ruh agung (universal) yang menyebar. Tubuh manusia hanya berbeda dalam kadar penerimaannya terhadap ruh tersebut; ada yang menerima banyak, dan ada yang sedikit.
📌 Ibnu Qayyim mengkritik keras pendapat ini dan mengatakan bahwa:
- Ini adalah pendapat batil.
- Bertentangan dengan dalil wahyu dan kenyataan inderawi.
✅ Pendapat yang Benar: Ruh Itu Banyak dan Beragam
Ibnu Qayyim menjelaskan bahwa pendapat yang benar adalah ruh itu beragam:
الصحيح: أن الأرواح متعددة، وأن لكل إنسان روحًا تخصه.
Terjemah:
Pendapat yang benar adalah: Ruh itu beragam, dan setiap manusia memiliki ruh yang khas untuk dirinya.
Dalil-dalilnya antara lain:
- Al-Qur’an:
﴿اللَّهُ يَتَوَفَّى الأَنفُسَ حِينَ مَوْتِهَا﴾ (الزمر: 42)
"Allah mewafatkan ruh-ruh (nafs) saat kematiannya."
(QS. Az-Zumar: 42)
- Hadits:
أرواح المؤمنين تلتقي في البرزخ وتتحادث، وأرواح الكافرين تُحبس
"Ruh orang-orang beriman saling bertemu dan berbincang di barzakh, sementara ruh orang kafir ditahan."
- Hadits lain:
إن أرواح الشهداء في حواصل طير خضر، تعلق في شجر الجنة
"Ruh para syuhada berada di dalam paruh burung hijau, yang bergelantungan di pohon-pohon surga."
📌 Ini menunjukkan adanya perbedaan tempat, kondisi, dan bentuk ruh, tergantung amal dan tingkatannya.
🧠 Argumentasi Akal
Ibnu Qayyim juga menambahkan bahwa secara akal sehat, tidak mungkin ruh itu satu, karena:
- Setiap manusia punya karakter, kehendak, ilmu, dan pilihan yang berbeda.
- Jika ruh satu, bagaimana menjelaskan perbedaan moral, amal, niat, dan tujuan manusia?
📌 Kesimpulan Ibnu Qayyim:
الأرواح مخلوقة، وهي أجسام نورانية علوية، تختلف وتتميز كما تختلف الأجساد وتتميز.
Terjemah:
Ruh adalah makhluk, berupa jasad-jasad cahaya dari alam tinggi. Ia berbeda-beda dan khas, sebagaimana jasad manusia berbeda satu sama lain.
📚 باب: ما هو مقدار الروح في الجسد؟
Bab: Berapa Ukuran/Macam Ruh dalam Tubuh?
Kitab: Ar-Rūḥ karya Ibnu Qayyim al-Jawziyyah
🌟 Pertanyaan Pokok
Berapa ukuran, bentuk, dan kadar ruh dalam jasad manusia? Apakah ruh itu besar dan memenuhi tubuh, atau kecil dan terbatas? Berapa sebenarnya ukuran atau kadar ruh di dalam tubuh manusia? Apakah ruh memenuhi seluruh tubuh secara fisik, atau hanya sebagian kecil?
🧠 Penjelasan Ibnu Qayyim
- Ruh adalah makhluk halus yang tidak tampak dan tidak terikat oleh ukuran fisik seperti benda jasmani.
- Saat Allah meniupkan ruh ke dalam jasad, ukuran ruh tersebut sangat kecil, bahkan lebih kecil dari ujung tombak (mengutip hadits).
- Meskipun kecil, ruh itu mampu menghidupkan seluruh tubuh manusia.
قال النبي ﷺ:
"إذا شاء الله أن ينفخها في الجسد نفخها في مقدار رمح أو أدنى"
(HR. Bukhari)
- Ruh tidak menyebar secara fisik memenuhi seluruh tubuh, tapi secara hakikat dan pengaruhnya, ia menggerakkan seluruh jasad.
Ibnu Qayyim menjelaskan bahwa ruh bukanlah sesuatu yang dapat diukur dengan ukuran jasmani. Ruh adalah makhluk halus yang berbeda sifatnya dengan jasad.
- Ruh itu berbentuk halus dan ringan.
- Ukurannya tidak sama dengan jasad fisik.
- Ruh bisa berada di seluruh jasad tanpa harus memenuhi ruang secara fisik seperti jasad.
📜 Dalil dan Keterangan
- Hadits Rasulullah ﷺ:
"إن الروح إذا شاء الله أن ينفخها في الجسد نفخها في مقدار رمح أو أدنى."
(رواه البخاري)
"Ketika Allah ingin meniupkan ruh ke dalam jasad, Dia meniupkannya sebesar ujung tombak atau lebih kecil."
(HR. Bukhari)
- Ibnu Qayyim menyatakan bahwa ukuran ruh sangat kecil dan bukan sesuatu yang dapat dipersepsikan dengan panca indera.
🧩 Makna Simbolis dan Realitas Ruh
- Ukuran ruh yang kecil menunjukkan bahwa ruh bukan materi dan tidak bisa diukur dengan alat ukur fisik.
- Ruh adalah makhluk cahaya atau nurani, yang keberadaannya tidak tergantung pada ruang dan masa.
- Ukuran ruh yang kecil menunjukkan bahwa ruh bukan sesuatu yang material.
- Ruh adalah makhluk khusus yang memberi kehidupan tanpa memerlukan ruang fisik besar.
- Ruh menjadikan jasad hidup walau ia sendiri tidak tampak dan tidak bisa diukur.
Fungsi Ruh dalam Tubuh
- Ruh adalah sumber kehidupan, sebab ruh itulah yang menyebabkan jasad menjadi hidup, bergerak, dan sadar.
- Ketika ruh pergi, jasad menjadi mati meskipun jasad tetap ada secara fisik
📌 Kesimpulan Ibnu Qayyim
الروح خفيفة صغيرة في حجمها، لكنها حياة الجسد كلها، وهي لا تُدرك بالحواس ولا تُقاس بالأبعاد المادية.
Terjemah:
Ruh itu ringan dan kecil ukurannya, namun dia adalah keseluruhan kehidupan jasad. Ruh tidak dapat ditangkap oleh indera dan tidak dapat diukur dengan ukuran fisik.
"الروح صغيرة الحجم لكنها حياة الجسد بأكمله، وهي ليست جسماً مادياً ولا تُقاس بالأبعاد الحسية."
(Ruh kecil ukurannya, tetapi ia adalah kehidupan seluruh jasad. Ruh bukan jasad materi dan tidak dapat diukur dengan ukuran fisik.)
Berikut adalah bab berikutnya dalam Kitab Ar-Rūḥ karya Ibnu Qayyim al-Jawziyyah, yang membahas tentang jenis-jenis ruh:
📚 باب: هل الأرواح تتنوع؟
Bab: Apakah Ruh Itu Beraneka Macam?
Kitab: Ar-Rūḥ – Ibnu Qayyim al-Jawziyyah
🔍 Pertanyaan Pokok
Apakah ruh itu satu jenis saja, atau ada banyak jenis ruh yang berbeda tergantung makhluknya (manusia, hewan, malaikat, jin, dll)?
🧠 Penjelasan Ibnu Qayyim
Ibnu Qayyim menjelaskan bahwa ruh itu beragam dan memiliki jenis-jenis berbeda, sesuai dengan jenis makhluk yang diberi kehidupan. Setiap jenis ruh berbeda hakikatnya, sekalipun semuanya disebut “ruh”.
⚖️ Jenis-jenis Ruh Menurut Ibnu Qayyim
Ruh Insaniyah (Manusia)
- Ruh manusia adalah ruh yang paling sempurna dari segi ilmu, akal, dan tanggung jawab (taklif).
- Ruh ini mampu memahami wahyu, beriman, dan memikul amanah.
Ruh Hayawaniyah (Binatang)
- Memiliki ruh, tapi tidak berakal.
- Hidup, makan, bergerak, tapi tidak bisa memahami agama dan tidak mendapat beban taklif.
Ruh Nabatiyah (Tumbuhan)
- Juga memiliki “ruh” dalam bentuk kekuatan hidup, tumbuh, dan berkembang.
- Tidak sadar, tidak bergerak dengan kehendak sendiri.
Ruh Malakiyah (Malaikat)
- Makhluk yang sangat halus, kuat, bersih dari syahwat, diciptakan dari cahaya.
- Ruh malaikat sepenuhnya taat kepada Allah.
Ruh Syaithaniyah atau Jin
- Makhluk halus diciptakan dari api.
- Bisa beriman atau durhaka. Ruhnya memiliki kecenderungan pada tipu daya, hasad, dan makar.
📜 Kutipan Ibnu Qayyim
قال ابن القيم:
"الأرواح تختلف باختلاف أجناسها، فلكل مخلوق روح تخصه، تليق بطبيعته ووظيفته."
"Ruh itu berbeda sesuai jenis makhluknya. Setiap makhluk memiliki ruh yang sesuai dengan tabi’at dan fungsinya masing-masing."
📌 Kesimpulan
- Ruh itu bukan satu jenis saja, tetapi beragam sesuai jenis makhluk.
- Ruh manusia paling mulia karena memiliki akal dan tanggung jawab syariat.
- Ruh malaikat paling suci, sedangkan ruh jin/syaithan bisa durhaka.
- Ruh tumbuhan dan binatang hanya terbatas pada hidup dan gerak tanpa akal.
0 komentar:
Posting Komentar