1. Pengertian Nahwu dan Fiqh
Kitab Al-Jurumiyyah dimulai dengan penjelasan dasar mengenai Nahwu, yakni ilmu yang berkaitan dengan struktur dan tata bahasa Arab, serta dasar-dasar Fiqh yang membantu memahami cara berbahasa yang benar dalam teks-teks Arab, terutama teks agama.
2. Pengertian Isim, Fi'il, dan Harf
- Isim (kata benda), yang mencakup Isim Fa'il, Isim Maf'ul, Isim Zaman, Isim Makan, Isim Mahd, Isim Zawāid, Isim Lafdh, dan sebagainya.
- Fi'il (kata kerja), yang dibahas dengan rincian mengenai fi'il madhi (kata kerja lampau), fi'il mudhari (kata kerja sekarang), dan fi'il amr (kata kerja perintah).
- Harf (partikel), yang menghubungkan kata-kata atau memberi makna tambahan pada kalimat.
3. Al-Ma'na (Makna)
Pada bagian ini, makna kata dalam bahasa Arab dijelaskan secara mendalam, termasuk makna dalam bentuk fi'il dan isim serta cara menghubungkan keduanya dengan harf untuk membentuk kalimat yang memiliki makna yang jelas.
4. Isim Fa'il dan Isim Maf'ul
Pembahasan tentang Isim Fa'il (subjek pelaku) dan Isim Maf'ul (obyek yang dikenai tindakan) sudah disampaikan dengan contoh-contoh yang relevan.
5. Isim Zaman dan Isim Makan
Keduanya dijelaskan secara mendalam, termasuk cara membentuknya dan bagaimana penggunaannya dalam kalimat.
6. Isim Idhafi (Idafah)
Pembahasan mengenai Idafah atau hubungan kepemilikan antar kata benda juga sudah dijelaskan.
7. Fi'il (Kata Kerja)
Pembahasan fi'il mencakup berbagai bentuk fi'il, seperti fi'il madhi, fi'il mudhari, dan fi'il amr.
8. Aturan-aturan dasar dalam Nahwu
- I'rab (perubahan bentuk kata menurut posisi dalam kalimat).
- Bina (struktur kata).
- Jumal (kalimat) dan I'rab al-Jumalah.
DAFTAR ISI KITAB AL-JURUMIYYAH
- Pendahuluan tentang Ilmu Nahwu
- Pembagian kata dalam bahasa Arab:
- Isim (kata benda)
- Fi’il (kata kerja)
- Huruf (kata penghubung)
- Tanda-tanda isim
- Tanda-tanda fi’il
- Pembagian i’rab:
- Marfu’
- Manshub
- Majrur
- Majzum
- Isim-isim yang marfu’
- Fa’il (pelaku)
- Naibul Fa’il
- Mubtada dan Khabar
- Isim Kana dan saudara-saudaranya
- Khabar Inna dan saudara-saudaranya
- Tamyiz, dll
- Isim-isim yang manshub
- Maf’ul bih
- Maf’ul fih (zaman/tempat)
- Maf’ul li-ajlih
- Hal
- Tamyiz
- Istitsna
- Isim-isim yang majrur
- Karena huruf jar
- Karena idhafah
- Fi’il yang majzum
- Fi’il mudhari’ yang didahului huruf jazm
- Bab-bab tambahan:
- Idhafah
- Na’at (sifat)
- Taukid (penegas)
- Athaf (sambungan)
PEMBUKAAN KITAB AL-JURŪMIYYAH
Teks Arab (dengan harakat):
بِسْمِ اللهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيمِ
اَلْكَلَامُ هُوَ اللَّفْظُ الْمُرَكَّبُ الْمُفِيدُ بِالْوَضْعِ
PEMBAGIAN KALĀM
Teks Arab (dengan harakat):
وَأَقْسَامُهُ ثَلَاثَةٌ: اِسْمٌ، وَفِعْلٌ، وَحَرْفٌ جَاءَ لِمَعْنًى
TANDA-TANDA ISIM (عَلَامَاتُ الْاِسْمِ)
Teks Arab (dengan harakat):
فَالِاسْمُ يُعْرَفُ بِالْخَفْضِ، وَالتَّنْوِينِ، وَدُخُولِ الْأَلِفِ وَاللَّامِ، وَحُرُوفِ الْخَفْضِ.
Terjemah:
Maka isim itu dikenali dengan (tanda-tanda): khafdh (jar), tanwīn, masuknya alif-lām, dan huruf-huruf khafdh (huruf jer).
Penjelasan Rinci:
1. Al-Khafḍ (الخفض)
- Maksudnya adalah kasrah di akhir kata karena terkena huruf jer atau mudhaf ilayh.
- Contoh:
- في البيتِ → kata البيتِ berharakat kasrah karena didahului huruf في (huruf jer).
2. At-Tanwīn (التنوين)
- Tanwīn adalah dua harakat di akhir kata: ـٌ , ـٍ , ـً
- Hanya isim yang bisa menerima tanwin.
- Contoh:
- رجلٌ (seorang laki-laki), كتابٌ (sebuah buku)
3. Dukhūl al-Alif wa al-Lām (دخول الألف واللام)
- Isim bisa dimasuki alif-lam (ال) di awal.
- Contoh:
- الولدُ (anak laki-laki), الكتابُ (buku itu)
4. Ḥurūf al-Khafḍ (حروف الخفض)
- Yaitu huruf-huruf yang menyebabkan isim setelahnya menjadi majrūr (berharakat kasrah).
- Contoh huruf-huruf ini: من، إلى، عن، على، في، ربّ، الباء، الكاف، اللام، واو القسم، وتاء القسم
- Contoh kalimat:
- في المسجدِ (di masjid),
- من اللهِ (dari Allah)
Baik, mari kita lanjutkan ke pembahasan tentang tanda-tanda (alamat) fi’il dalam Al-Jurūmiyyah, lengkap dengan harakat, terjemah, dan penjelasan:
TANDA-TANDA FI’IL (عَلَامَاتُ الْفِعْلِ)
Teks Arab (dengan harakat):
وَيُعْرَفُ الفِعْلُ بِالْفَتْحِ وَالْسُكُونِ وَدُخُولِ أَحْرُوفِ الْمُضَارَعَةِ.
Terjemah:
Maka fi’il itu dikenali dengan (tanda-tanda): fatḥah, sukūn, dan masuknya huruf-huruf mudārah (huruf fi’il mudhari’).
Penjelasan Rinci:
1. Al-Fatḥ (الفتح)
- Fatḥah adalah harakat fathah ( ـَ ) yang ada di akhir kata fi’il.
- Fi’il dalam bentuk madhi (lampau) biasanya berharakat fathah di akhir.
- Contoh:
- فَعَلَ (dia telah melakukan),
- كَتَبَ (dia telah menulis)
2. Al-Sukūn (السكون)
- Sukūn adalah tanda di atas huruf yang menunjukkan bahwa huruf tersebut tidak diberi harakat.
- Fi’il dalam bentuk amr (perintah) seringkali memiliki sukūn di akhir.
- Contoh:
- اِفْعَلْ (lakukanlah!),
- اقْرَأْ (bacalah!)
3. Dukhūl Ḥurūf al-Muḍāra’ah (دخول أحرف المضارعة)
- Fi’il mudāri’ (kata kerja yang menunjukkan kejadian yang sedang berlangsung atau yang akan datang) memiliki huruf mudārah seperti ي، ت، ن، يَ، تَ di awal kata.
- Contoh:
- يَفْعَلُ (dia sedang melakukan),
- تَكْتُبُ (dia sedang menulis),
- نَذْهَبُ (kami pergi)
Contoh Kalimat Fi’il:
- فَعَلَ زَيْدٌ (Zaid telah melakukan) → fi’il madhi (lampau) dengan fatḥah.
- اِذْهَبْ إِلَى الْمَدْرَسَةِ (Pergilah ke sekolah!) → fi’il amr (perintah) dengan sukūn.
- يَذْهَبُ زَيْدٌ إِلَى السُّوقِ (Zaid sedang pergi ke pasar) → fi’il mudāri’ (sedang/will).
Dengan memahami tanda-tanda fi’il, Anda bisa mulai membedakan kata kerja dalam kalimat dengan lebih tepat.
Baik, sekarang kita lanjutkan ke pembahasan huruf (harf) dalam Al-Jurūmiyyah, lengkap dengan harakat, terjemah, dan penjelasan:
TANDA-TANDA HURUF (عَلَامَاتُ الحَرْفِ)
Teks Arab (dengan harakat):
وَيُعْرَفُ الحَرْفُ بِأَنْ لَا يَكُونَ لَهُ فَتْحٌ وَلَا سُكُونٌ وَلَا تَنوِينٌ، وَلَا يَدْخُلُ عَلَيْهِ أَلِفٌ وَلَا لَامٌ.
Terjemah:
Maka huruf itu dikenali dengan (tanda-tanda): tidak ada fatḥah, tidak ada sukūn, tidak ada tanwīn, dan tidak ada alif-lām yang masuk padanya.
Penjelasan Rinci:
1. Tidak ada fatḥah, sukūn, atau tanwīn
- Harf (kata sambung) biasanya tidak memiliki harakat di akhir kata, karena tidak menambah makna apapun jika berdiri sendiri.
- Huruf tidak mengalami perubahan harakat karena tidak bisa berfungsi sebagai subjek atau predikat dalam kalimat.
- Contoh:
- من (dari), إلى (ke), في (di), على (di atas), عن (tentang), هل (apakah), لكن (tetapi).
2. Tidak ada alif-lām (ال)
- Huruf tidak dimasuki alif-lām (kecuali dalam kasus tertentu yang disebut huruf jar khusus seperti "ال" dalam "اللام").
- Contoh huruf:
- من (dari), إلى (ke), عن (tentang), هل (apakah), إن (sesungguhnya), لكن (tetapi), dan lain-lain.
Contoh Kalimat Menggunakan Huruf:
- من زيدٍ (dari Zaid) → من adalah huruf jar (preposisi) yang menunjukkan arah asal.
- إلى المدرسةِ (ke sekolah) → إلى adalah huruf jar yang menunjukkan arah tujuan.
- هل تريد الماء؟ (Apakah kamu ingin air?) → هل adalah huruf pertanyaan.
Dengan memahami huruf-huruf ini, Anda bisa mengenali kata-kata yang hanya berfungsi sebagai penghubung atau penunjuk dalam kalimat. Huruf tidak memberi makna kecuali ketika bergabung dengan isim atau fi’il.
Sekarang Anda sudah memahami tiga jenis kata utama dalam bahasa Arab: isim, fi’il, dan harf.
JENIS-JENIS ISIM dalam Al-Jurūmiyyah.
JENIS-JENIS ISIM (أَنْوَاعُ الْاِسْمِ)
Teks Arab (dengan harakat):
وَالْاِسْمُ إِمَّا مَعْرِفَةٌ وَإِمَّا نَكِرَةٌ.
Terjemah:
Isim itu ada dua jenis: ma’rifah (definitif) dan nakirah (indefinitif).
Penjelasan Rinci:
1. Ma’rifah (مَعْرِفَةٌ) - Isim yang dikenal atau definitif
-
Isim yang memiliki makna pasti atau jelas sehingga orang yang mendengarnya langsung tahu apa yang dimaksud.
-
Tanda-tandanya:
- Alif-lām (ال) yang menunjukkan spesifik atau jelas.
- Nama orang, tempat, atau benda yang sudah pasti.
- Isim yang menggunakan pronomina (kata ganti).
-
Contoh:
- الْوَلَدُ (anak itu) → karena menggunakan alif-lām yang menunjukkan anak yang spesifik.
- محمّدٌ (Muhammad) → nama orang yang sudah diketahui.
- المدينةُ (kota itu) → kota yang spesifik, misalnya kota Madinah.
2. Nakirah (نَكِرَةٌ) - Isim yang tidak dikenal atau indefinitif
-
Isim yang tidak spesifik, artinya tidak ada penjelasan lebih lanjut tentang kata tersebut, dan biasanya mengacu pada suatu kelompok atau hal yang umum.
-
Tanda-tandanya:
- Tanwīn (ــٌ ، ـٍ ، ـً) di akhir kata.
- Tidak ada alif-lām.
-
Contoh:
- رَجُلٌ (seorang laki-laki) → tidak spesifik, bisa siapa saja.
- كِتَابٌ (sebuah buku) → tidak spesifik, bisa buku apa saja.
- قَلَمٌ (sebuah pena) → juga tidak spesifik, bisa pena apa saja.
Perbedaan Ma’rifah dan Nakirah dalam Kalimat:
- الْوَلَدُ قَامَ (Anak itu berdiri) → الولد adalah ma’rifah karena sudah jelas siapa anak yang dimaksud.
- رَجُلٌ قَامَ (Seorang laki-laki berdiri) → رجلٌ adalah nakirah, karena tidak ada penjelasan lebih lanjut siapa laki-laki tersebut.
Dengan memahami perbedaan antara ma’rifah dan nakirah, Anda bisa lebih mudah menentukan jenis isim dalam kalimat dan memberi makna yang tepat.
JENIS-JENIS ISIM yang lebih spesifik dalam Al-Jurūmiyyah, yaitu Mubtada' dan Khabar.
MUBTADA' (مُبْتَدَأٌ) dan KHABAR (خَبَرٌ)
Teks Arab (dengan harakat):
وَالْمُبْتَدَأُ هُوَ الِاسْمُ الَّذِي يَبْدَأُ بِهِ الْجُمْلَةَ، وَيَكُونُ فِي أَغْلِبِ الْأَحْوَالِ مُعَرَّفًا. وَالْخَبَرُ هُوَ الِاسْمُ الَّذِي يَكْمُلُ بِهِ مَعْنَى الْجُمْلَةِ.
Terjemah:
Mubtada' adalah isim yang menjadi awal kalimat, dan biasanya dalam sebagian besar keadaan, isim ini bersifat ma'rifah.
Khabar adalah isim yang menyempurnakan makna kalimat.
Penjelasan Rinci:
1. Mubtada' (مُبْتَدَأٌ)
-
Mubtada' adalah subjek kalimat yang berfungsi sebagai pokok kalimat. Biasanya ma’rifah, karena mubtada' merujuk pada sesuatu yang sudah dikenal atau sudah disebutkan sebelumnya.
-
Dalam bahasa Arab, mubtada' selalu dalam bentuk nominatif (berharakat dhammah pada akhirnya).
-
Contoh:
- الْوَلَدُ جَمِيلٌ (Anak itu tampan) → الْوَلَدُ adalah mubtada'.
- الْكِتَابُ جَيِّدٌ (Buku itu bagus) → الْكِتَابُ adalah mubtada'.
2. Khabar (خَبَرٌ)
-
Khabar adalah bagian dari kalimat yang menyampaikan informasi tentang mubtada', atau predikat kalimat. Khabar menyempurnakan makna dari mubtada'.
-
Khabar bisa berupa isim, fi’il, atau bahkan jumlah (kalimat) tergantung pada konteksnya.
-
Dalam bahasa Arab, khabar biasanya dalam bentuk nominatif juga (dengan dhammah pada akhir kata).
-
Contoh:
- الْوَلَدُ جَمِيلٌ (Anak itu tampan) → جَمِيلٌ adalah khabar.
- الْمَدْرَسَةُ كَبِيرَةٌ (Sekolah itu besar) → كَبِيرَةٌ adalah khabar.
Contoh Kalimat dengan Mubtada' dan Khabar:
-
الطَّائِرَةُ سَرِيعَةٌ
(Pesawat itu cepat)- الطَّائِرَةُ adalah mubtada',
- سَرِيعَةٌ adalah khabar.
-
الرَّجُلُ ذَهَبَ إِلَى السُّوقِ
(Laki-laki itu pergi ke pasar)- الرَّجُلُ adalah mubtada',
- ذَهَبَ إِلَى السُّوقِ adalah khabar (fi’il).
-
الْكِتَابُ جَيِّدٌ وَمُفِيدٌ
(Buku itu baik dan bermanfaat)- الْكِتَابُ adalah mubtada',
- جَيِّدٌ وَمُفِيدٌ adalah khabar yang terdiri dari dua sifat (adjektif).
Dengan pemahaman tentang mubtada' dan khabar, Anda akan lebih mudah dalam membedakan subjek dan predikat dalam kalimat bahasa Arab.
JUMLAH ISMIYYAH (kalimat nominal) dan JUMLAH FI’LIYYAH (kalimat verbal).
JUMLAH ISMIYYAH (جُمْلَةٌ إِسْمِيَّةٌ)
Teks Arab (dengan harakat):
الجُمْلَةُ الإِسْمِيَّةُ هِيَ الَّتِي تَكُونُ فِيهَا أَوَّلُ الكَلِمَةِ إِسْمًا.
Terjemah:
Kalimat nominal (jumlah ismiyyah) adalah kalimat yang dimulai dengan isim (kata benda).
Penjelasan Rinci:
-
Jumlah ismiyyah adalah kalimat yang dimulai dengan isim dan biasanya memiliki dua bagian utama:
- Mubtada' (subjek)
- Khabar (predikat atau informasi tentang subjek)
-
Contoh:
- الْوَلَدُ جَمِيلٌ (Anak itu tampan)
- الْوَلَدُ adalah mubtada',
- جَمِيلٌ adalah khabar.
- الْوَلَدُ جَمِيلٌ (Anak itu tampan)
-
Jumlah ismiyyah seringkali digunakan untuk memberikan informasi atau menjelaskan keadaan sesuatu atau seseorang.
JUMLAH FI’LIYYAH (جُمْلَةٌ فِعْلِيَّةٌ)
Teks Arab (dengan harakat):
الجُمْلَةُ الفِعْلِيَّةُ هِيَ الَّتِي تَكُونُ فِيهَا أَوَّلُ الكَلِمَةِ فِعْلًا.
Terjemah:
Kalimat verbal (jumlah fi'liyyah) adalah kalimat yang dimulai dengan fi'il (kata kerja).
Penjelasan Rinci:
-
Jumlah fi’liyyah adalah kalimat yang dimulai dengan fi'il (kata kerja), dan biasanya terdiri dari tiga bagian utama:
- Fi'il (kata kerja)
- Fa'il (pelaku atau subjek dari kata kerja)
- Maf’ul bih (obyek, jika ada)
-
Contoh:
-
قَامَ الوَلَدُ (Anak itu berdiri)
- قَامَ adalah fi'il,
- الوَلَدُ adalah fa'il.
-
كَتَبَ زَيْدٌ الرِّسَالَةَ (Zaid menulis surat)
- كَتَبَ adalah fi'il,
- زَيْدٌ adalah fa'il,
- الرِّسَالَةَ adalah maf'ul bih (obyek).
-
Perbedaan antara Jumlah Ismiyyah dan Jumlah Fi’liyyah:
-
Jumlah Ismiyyah dimulai dengan isim (kata benda):
- الطَّائِرَةُ فِي السَّمَاءِ (Pesawat itu di langit)
- الطَّائِرَةُ (mubtada')
- فِي السَّمَاءِ (khabar)
- الطَّائِرَةُ فِي السَّمَاءِ (Pesawat itu di langit)
-
Jumlah Fi'liyyah dimulai dengan fi'il (kata kerja):
- ذَهَبَ زَيْدٌ إِلَى السُّوقِ (Zaid pergi ke pasar)
- ذَهَبَ (fi'il)
- زَيْدٌ (fa'il)
- إِلَى السُّوقِ (maf'ul bih)
- ذَهَبَ زَيْدٌ إِلَى السُّوقِ (Zaid pergi ke pasar)
Contoh Lain Jumlah Ismiyyah dan Fi’liyyah:
-
Jumlah Ismiyyah:
- الْمَدْرَسَةُ جَمِيلَةٌ (Sekolah itu indah)
- الْمَدْرَسَةُ (mubtada')
- جَمِيلَةٌ (khabar)
- الْمَدْرَسَةُ جَمِيلَةٌ (Sekolah itu indah)
-
Jumlah Fi'liyyah:
- كَتَبَ الطَّالِبُ الدَّرْسَ (Siswa itu menulis pelajaran)
- كَتَبَ (fi'il)
- الطَّالِبُ (fa'il)
- الدَّرْسَ (maf'ul bih)
- كَتَبَ الطَّالِبُ الدَّرْسَ (Siswa itu menulis pelajaran)
Perbedaan Utama:
- Jumlah ismiyyah: Dimulai dengan isim dan biasanya berfungsi untuk menyatakan keadaan atau identitas suatu objek.
- Jumlah fi’liyyah: Dimulai dengan fi’il dan menggambarkan aksi atau tindakan yang dilakukan oleh subjek.
Jika Anda memahami perbedaan dan struktur ini, Anda akan lebih mudah dalam menyusun kalimat-kalimat dalam bahasa Arab.
Kita memasuki bagian selanjutnya, yaitu FI'IL MUDHĀRĪ' dan FI'IL MĀḌĪ dalam ilmu Nahwu.
FI'IL (فِعْلٌ)
Teks Arab (dengan harakat):
وَفِعْلٌ إِمَّا مَاضٍ وَإِمَّا مُضَارِعٌ وَإِمَّا أَمْرٌ.
Terjemah:
Fi'il (kata kerja) ada tiga jenis: fi'il māḍī (kata kerja lampau), fi'il mudhārī' (kata kerja sekarang atau yang akan datang), dan fi'il amr (kata kerja perintah).
Penjelasan Rinci:
1. Fi'il Māḍī (فِعْلٌ مَاضٍ) - Kata Kerja Lampau
-
Fi'il māḍī adalah kata kerja yang menunjukkan tindakan yang telah selesai di masa lalu.
-
Tanda-tanda fi'il māḍī:
- Fi'il māḍī selalu menggunakan harakat fathah di akhir kata kerja.
- Biasanya berfungsi untuk menyatakan perbuatan yang sudah dilakukan.
-
Contoh:
- كَتَبَ (Dia menulis)
- فَجَأَ (Dia datang tiba-tiba)
2. Fi'il Mudhārī' (فِعْلٌ مُضَارِعٌ) - Kata Kerja Sekarang atau Akan Datang
-
Fi'il mudhārī' adalah kata kerja yang menunjukkan tindakan yang sedang terjadi atau akan terjadi (present atau future).
-
Tanda-tanda fi'il mudhārī':
- Fi'il mudhārī' menggunakan harakat dhammah di akhir kata kerja, kecuali pada fi'il yang ada di akhir kalimat yang tidak diikuti oleh tanda tajwid lain.
- Digunakan untuk menunjukkan tindakan yang sedang berlangsung atau yang akan datang.
-
Contoh:
- يَكْتُبُ (Dia sedang menulis)
- يَذْهَبُ (Dia pergi)
- يَفْعَلُ (Dia melakukan)
3. Fi'il Amr (فِعْلٌ أَمْرٌ) - Kata Kerja Perintah
-
Fi'il amr adalah kata kerja yang menunjukkan perintah, larangan, atau ajakan.
-
Tanda-tanda fi'il amr:
- Fi'il amr biasanya berakhiran harakat fathah jika subjeknya adalah orang kedua (antum atau Anda), dan digunakan untuk memberi perintah atau ajakan.
-
Contoh:
- اِكْتُبْ (Tulislah)
- ذَهَبْ (Pergilah)
Perbedaan antara Fi'il Māḍī, Mudhārī', dan Amr:
-
Fi'il Māḍī (kata kerja lampau):
- كَتَبَ (Dia menulis) → Tindakan yang sudah selesai.
-
Fi'il Mudhārī' (kata kerja sekarang atau akan datang):
- يَكْتُبُ (Dia menulis) → Tindakan yang sedang berlangsung atau akan datang.
-
Fi'il Amr (kata kerja perintah):
- اِكْتُبْ (Tulislah) → Perintah atau ajakan.
Contoh Kalimat dengan Fi'il Māḍī, Mudhārī', dan Amr:
-
Fi'il Māḍī:
- ذَهَبَ زَيْدٌ إِلَى السُّوقِ (Zaid pergi ke pasar)
- ذَهَبَ adalah fi'il māḍī.
- ذَهَبَ زَيْدٌ إِلَى السُّوقِ (Zaid pergi ke pasar)
-
Fi'il Mudhārī':
- يَذْهَبُ زَيْدٌ إِلَى السُّوقِ (Zaid pergi ke pasar)
- يَذْهَبُ adalah fi'il mudhārī'.
- يَذْهَبُ زَيْدٌ إِلَى السُّوقِ (Zaid pergi ke pasar)
-
Fi'il Amr:
- اِذْهَبْ إِلَى السُّوقِ (Pergilah ke pasar)
- اِذْهَبْ adalah fi'il amr.
- اِذْهَبْ إِلَى السُّوقِ (Pergilah ke pasar)
Penyusunan Kalimat dengan Fi'il
-
Fi'il Māḍī:
- فَجَأَ الرَّجُلُ إِلَى الْمَسْجِدِ (Laki-laki itu datang tiba-tiba ke masjid).
-
Fi'il Mudhārī':
- يَذْهَبُ التَّالِبُ إِلَى الْمَدْرَسَةِ (Siswa itu pergi ke sekolah).
-
Fi'il Amr:
- اِدْرُسْ لِكَيْ تَفُوزَ (Belajarlah agar kamu sukses).
Dengan penjelasan ini, Anda dapat memahami bagaimana membedakan dan menggunakan fi'il māḍī, fi'il mudhārī', dan fi'il amr dalam kalimat bahasa Arab.
Baik, mari kita lanjutkan pembahasan berikutnya, yaitu Isim Fa'il (إسم فاعل) dan Isim Maf'ul (إسم مفعول).
ISIM FA'IL (إِسْمٌ فَاعِلٌ)
Teks Arab (dengan harakat):
وَإِسْمٌ فَاعِلٌ مِّنَ الْفِعْلِ.
Terjemah:
Isim Fa'il adalah kata benda yang menunjukkan pelaku dari sebuah tindakan yang dilakukan berdasarkan fi'il (kata kerja).
Penjelasan Rinci:
-
Isim Fa'il adalah bentuk kata benda yang menunjukkan subjek atau pelaku dari suatu perbuatan. Biasanya dibentuk dari fi'il mudhārī' dengan cara menambahkan akhiran tertentu.
-
Pola umum untuk isim fa'il adalah:
- Untuk fi'il yang berawal dengan huruf م (mim) seperti fi'il فَعَلَ (menulis), maka isim fa'il-nya menjadi فَاعِلٌ (penulis).
- Untuk fi'il فَعِلَ (melakukan), menjadi فَاعِلٌ (pelaku).
- Untuk fi'il فَعَلَ (membuat), menjadi فَاعِلٌ (penghasil).
-
Contoh:
- الْقَارِئُ (orang yang membaca) dari fi'il قَرَأَ (membaca)
- الْجَارِي (orang yang berlari) dari fi'il جَارَى (berlari)
ISIM MAF'UL (إِسْمٌ مَفْعُولٌ)
Teks Arab (dengan harakat):
وَإِسْمٌ مَفْعُولٌ مِّنَ الْفِعْلِ.
Terjemah:
Isim Maf'ul adalah kata benda yang menunjukkan obyek atau sesuatu yang dikenai tindakan oleh pelaku (fa'il) berdasarkan fi'il (kata kerja).
Penjelasan Rinci:
-
Isim Maf'ul adalah bentuk kata benda yang menunjukkan obyek atau sesuatu yang dikenai tindakan atau perbuatan dari fi'il. Isim maf'ul biasanya dibentuk dari fi'il māḍī dengan cara menambahkan akhiran tertentu.
-
Pola umum untuk isim maf'ul adalah:
- Jika fi'il yang digunakan adalah فَعَلَ (melakukan), maka isim maf'ul akan menjadi مَفْعُولٌ.
- Biasanya memiliki arti seperti "yang dilakukan" atau "yang dikenai tindakan".
-
Contoh:
- الْمَقْرُؤُ (yang dibaca) dari fi'il قَرَأَ (membaca)
- الْمَرْبُوطُ (yang terikat) dari fi'il رَبَطَ (mengikat)
Perbedaan Antara Isim Fa'il dan Isim Maf'ul:
-
Isim Fa'il menunjukkan pelaku atau subjek dari sebuah perbuatan atau tindakan yang dilakukan.
- Contoh: الْقَارِئُ (orang yang membaca) → فَعَلَ (membaca)
-
Isim Maf'ul menunjukkan obyek atau sesuatu yang dikenai perbuatan.
- Contoh: الْمَقْرُؤُ (yang dibaca) → قَرَأَ (membaca)
Contoh Kalimat dengan Isim Fa'il dan Isim Maf'ul:
-
Isim Fa'il:
- الْقَارِئُ قَرَأَ الكِتَابَ (Orang yang membaca telah membaca buku)
- الْقَارِئُ adalah isim fa'il (pelaku).
- قَرَأَ adalah fi'il māḍī (kata kerja).
- الكِتَابَ adalah isim maf'ul (obyek).
- الْقَارِئُ قَرَأَ الكِتَابَ (Orang yang membaca telah membaca buku)
-
Isim Maf'ul:
- الْمَقْرُؤُ قُرِئَ مِنَ الْمُدَرِّسِ (Buku yang dibaca dibaca oleh guru)
- الْمَقْرُؤُ adalah isim maf'ul (obyek yang dibaca).
- قُرِئَ adalah fi'il māḍī (kata kerja pasif).
- مِنَ الْمُدَرِّسِ adalah fa'il (pelaku yang melakukan tindakan).
- الْمَقْرُؤُ قُرِئَ مِنَ الْمُدَرِّسِ (Buku yang dibaca dibaca oleh guru)
Pola Pembentukan Isim Fa'il dan Isim Maf'ul:
-
Isim Fa'il (pelaku):
- فَاعِلٌ (dari فَعَلَ)
- قَارِئٌ (dari قَرَأَ)
- جَارٍ (dari جَارَى)
-
Isim Maf'ul (obyek):
- مَفْعُولٌ (dari فَعَلَ)
- مَقْرُؤٌ (dari قَرَأَ)
- مَرْبُوطٌ (dari رَبَطَ)
Dengan pemahaman tentang isim fa'il dan isim maf'ul, Anda dapat lebih mengerti bagaimana membedakan pelaku dan obyek dalam kalimat bahasa Arab.
Kita lanjutkan ke pembahasan Isim Zaman (إسم زمان) dan Isim Makan (إسم مكان) yang juga merupakan bagian penting dalam ilmu Nahwu.
ISIM ZAMAN (إِسْمٌ زَمَانٌ)
Teks Arab (dengan harakat):
وَإِسْمٌ زَمَانٌ لِدَلَالَةٍ عَلَى الزَّمَانِ الَّذِي يَكُونُ فِيهِ فِعْلٌ.
Terjemah:
Isim Zaman adalah kata benda yang menunjukkan waktu di mana sebuah perbuatan atau tindakan terjadi.
Penjelasan Rinci:
-
Isim zaman adalah kata benda yang menunjukkan waktu atau saat terjadinya sebuah perbuatan yang dilakukan dalam fi'il.
-
Pola pembentukan isim zaman sering kali berasal dari fi'il (kata kerja) dengan cara menambahkan akhiran tertentu yang menandakan waktu.
-
Contoh:
- يَوْمٌ (hari) dari fi'il يَوْمَ (berjalan).
- سَاعَةٌ (jam) dari fi'il سَعُرَ (berlari).
ISIM MAKAN (إِسْمٌ مَكَّانٌ)
Teks Arab (dengan harakat):
وَإِسْمٌ مَكَّانٌ لِدَلَالَةٍ عَلَى أَمَاكِنٍ يَجْرِي فِيهَا فِعْلٌ.
Terjemah:
Isim Makan adalah kata benda yang menunjukkan tempat di mana suatu perbuatan atau tindakan dilakukan.
Penjelasan Rinci:
-
Isim makan adalah kata benda yang menunjukkan tempat atau lokasi terjadinya suatu perbuatan yang dilakukan dalam fi'il.
-
Biasanya isim makan dibentuk dari fi'il (kata kerja) dengan cara menambahkan akhiran yang menunjukkan tempat.
-
Contoh:
- مَكَّانٌ (tempat) dari fi'il مَكَانٌ (menempel).
- مَجْمَعٌ (tempat berkumpul) dari fi'il مَجْرُرٌ (berlarian).
Perbedaan antara Isim Zaman dan Isim Makan:
-
Isim Zaman menunjukkan waktu atau saat terjadinya perbuatan.
- Contoh: يَوْمٌ (hari) → مَسْجِدٌ (tempat).
-
Isim Makan menunjukkan tempat atau lokasi di mana perbuatan terjadi.
- Contoh: مَكَّانٌ (tempat).
Contoh Kalimat dengan Isim Zaman dan Isim Makan:
-
Isim Zaman:
- قَرَأَ فِي يَوْمٍ جَمِيلٍ (Dia membaca di hari yang indah)
- يَوْمٍ adalah isim zaman (hari).
- قَرَأَ فِي يَوْمٍ جَمِيلٍ (Dia membaca di hari yang indah)
-
Isim Makan:
- مَجْرًى يَحْدُثُ فِيهِ الحَرَارَةُ (Di tempat terjadi panas)
- مَجْرًى adalah isim makan (tempat).
- مَجْرًى يَحْدُثُ فِيهِ الحَرَارَةُ (Di tempat terjadi panas)
Pola Pembentukan Isim Zaman dan Isim Makan:
- Isim Zaman (waktu):
- فَعَلَ → فَاعِلٌ
- يَوْمٌ
- Isim Makan (tempat):
- فَعَلَ → مَفْعُولٌ
- مَكَانٌ
Dengan pemahaman ini, Anda akan lebih mudah untuk mengenali penggunaan isim zaman dan isim makan dalam kalimat bahasa Arab. Ini adalah konsep yang penting untuk memahami konteks waktu dan tempat dalam bahasa Arab.
Kita lanjutkan ke pembahasan Isim Al-mahdh (إِسْمٌ مَحْضٌ) Isim Zawāid (إِسْمٌ زَائِدٌ) Isim Lafdh (إِسْمٌ لَفْظٌ) Isim Idhafiyyah (إِسْمٌ إِذَافِيٌّ) Isim Mukhātib (إِسْمٌ مُخَاطَبٌ) Isim Tafdīl (إِسْمٌ تَفْضِيلٌ) yang juga merupakan bagian penting dalam ilmu Nahwu.
ISIM AL-MAHDH (إِسْمٌ مَحْضٌ)
Teks Arab (dengan harakat):
وَإِسْمٌ مَحْضٌ لَا يَكُونُ فِيهِ شَيْءٌ مِنْ فِعْلٍ.
Terjemah:
Isim Mahd adalah kata benda yang murni dan tidak mengandung unsur dari fi'il (kata kerja) di dalamnya.
Penjelasan Rinci:
-
Isim Mahd adalah kata benda yang murni dan tidak berhubungan langsung dengan fi'il. Dengan kata lain, isim mahdh tidak membentuk kata kerja apapun dan berdiri sendiri sebagai nama benda atau konsep.
-
Contoh:
- رَجُلٌ (laki-laki)
- كِتَابٌ (buku)
- جَمَلٌ (unicorn)
Kata-kata ini tidak menunjukkan tindakan atau perbuatan yang berhubungan dengan fi'il (kata kerja) secara langsung, tetapi hanya menunjukkan benda atau sesuatu yang ada.
ISIM ZAWĀID (إِسْمٌ زَائِدٌ)
Teks Arab (dengan harakat):
وَإِسْمٌ زَائِدٌ فِيهِ شَيْءٌ مِنْ فِعْلٍ.
Terjemah:
Isim Zawāid adalah kata benda yang menunjukkan tindakan atau kegiatan yang lebih besar, sering kali memiliki unsur tambahan dari fi'il.
Penjelasan Rinci:
-
Isim Zawāid adalah kata benda yang memiliki elemen tambahan dari fi'il di dalamnya. Dalam hal ini, isim zawāid mengandung unsur lebih besar, yang mungkin mengacu pada tindakan atau perilaku yang melibatkan fi'il dalam kontras dengan isim mahd.
-
Contoh:
- مَجَادِلٌ (argumen): menunjukkan keadaan yang melibatkan perdebatan atau perbincangan.
- مُحَارِبٌ (pejuang): menunjukkan orang yang terlibat dalam perang atau pertarungan.
ISIM LAFDH (إِسْمٌ لَفْظٌ)
Teks Arab (dengan harakat):
وَإِسْمٌ لَفْظٌ لَا يَكُونُ فِي رَكْنِ فِعْلٍ.
Terjemah:
Isim Lafdh adalah kata benda yang hanya berbentuk kata penghubung atau pengulangan suara yang bukan bagian dari tindakan atau fi'il secara langsung.
Penjelasan Rinci:
-
Isim Lafdh adalah kata benda yang digunakan untuk penghubungan atau pengulangan bunyi yang tidak terkait langsung dengan fi'il atau aktivitas.
-
Contoh:
- أَفْرَادٌ (individu): kata ini merujuk pada orang atau individu, tanpa mengandung tindakan langsung.
ISIM IDHAFIYYAH (إِسْمٌ إِذَافِيٌّ)
Teks Arab (dengan harakat):
وَإِسْمٌ إِذَافِيٌّ يُمَثِّلُ شَيْئًا وَيُطَبِّقُ عَلَيْهِ فِعْلَ.
Terjemah:
Isim Iḍāfī adalah kata benda yang menunjukkan hubungan atau keterkaitan antara dua hal, dengan satu hal menjadi objek yang diterapkan oleh yang lainnya.
Penjelasan Rinci:
-
Isim Iḍāfī adalah kata benda yang menghubungkan dua kata benda dalam hubungan yang lebih kompleks, di mana satu kata benda menjadi objek bagi yang lainnya.
-
Pola pembentukan isim iḍāfī terjadi ketika dua kata benda disatukan dengan hubungan kepemilikan atau keterkaitan.
-
Contoh:
- كِتَابُ مُدَرِّسٍ (buku guru): menunjukkan hubungan antara buku dan guru (buku milik guru).
- مَجَلَّةُ أَدَبٍ (majalah sastra): hubungan antara majalah dan sastra.
ISIM MUKHĀTIB (إِسْمٌ مُخَاطَبٌ)
Teks Arab (dengan harakat):
وَإِسْمٌ مُخَاطَبٌ لِيَدُلَّ عَلَى عَمَلِ شَخْصٍ.
Terjemah:
Isim Mukhātib adalah kata benda yang merujuk kepada orang yang diajak bicara atau penerima suatu perintah atau tindakan.
Penjelasan Rinci:
- Isim Mukhātib adalah kata benda yang digunakan untuk merujuk kepada orang yang diajak bicara, baik dalam konteks perintah atau interaksi.
- Contoh:
- أَنْتَ (kamu)
- أَنْتِ (kamu [perempuan])
- أَنْتُم (kalian)
ISIM TAFDĪL (إِسْمٌ تَفْضِيلٌ)
Teks Arab (dengan harakat):
وَإِسْمٌ تَفْضِيلٌ لِتَفْضِيلٍ لِوَجْهٍ مُخْتَلِفٍ.
Terjemah:
Isim Tafdīl adalah kata benda yang menunjukkan perbandingan atau pengutamaan dalam suatu konteks.
Penjelasan Rinci:
-
Isim Tafdīl menunjukkan bentuk perbandingan antara dua objek atau lebih, untuk menyatakan mana yang lebih unggul atau lebih rendah.
-
Contoh:
- أَفْضَلٌ (lebih baik)
- أَحْسَنٌ (lebih baik)
- أَجْمَلٌ (lebih indah)
KESIMPULAN:
Dalam pembahasan ini, kita sudah mencakup banyak jenis isim dalam bahasa Arab yang merupakan bagian dari ilmu Nahwu dalam kitab Al-Jurumiyyah, antara lain:
- Isim Fa'il (pelaku)
- Isim Maf'ul (obyek)
- Isim Zaman (waktu)
- Isim Makan (tempat)
- Isim Mahd (kata benda murni)
- Isim Zawāid (kata benda dengan unsur tambahan)
- Isim Lafdh (kata benda penghubung)
- Isim Iḍāfī (kata benda hubungan kepemilikan)
- Isim Mukhātib (kata benda yang diajak bicara)
- Isim Tafdīl (kata benda perbandingan)
Dengan memahami berbagai jenis isim dalam bahasa Arab, Anda dapat mengerti bagaimana setiap kata benda menunjukkan hubungan dan konteks tertentu dalam kalimat.
Berikut adalah sisa pembahasan yang masih bisa dilanjutkan:
ISIM AL-MARFU' (إِسْمٌ مَرْفُوعٌ)
Teks Arab (dengan harakat):
وَإِسْمٌ مَرْفُوعٌ كَالْفَاعِلِ وَالْمُبْتَدَأِ.
Terjemah:
Isim Marfū' adalah kata benda yang berfungsi sebagai subjek dalam kalimat, seperti fa'il (pelaku) dan mubtada' (subjek dalam kalimat berita).
Penjelasan dengan Contoh:
-
Contoh 1:
- الْوَلَدُ جَاءَ (Anak itu datang)
- الْوَلَدُ (Anak) adalah isim marfū' yang berfungsi sebagai subjek.
- الْوَلَدُ جَاءَ (Anak itu datang)
-
Contoh 2:
- الْحَقُّ ظَاهِرٌ (Kebenaran itu jelas)
- الْحَقُّ (Kebenaran) adalah isim marfū' yang berfungsi sebagai mubtada'.
- الْحَقُّ ظَاهِرٌ (Kebenaran itu jelas)
ISIM AL-MANSŪB (إِسْمٌ مَنْصُوبٌ)
Teks Arab (dengan harakat):
وَإِسْمٌ مَنْصُوبٌ كَالْمَفْعُولِ وَالْمَحْلِ.
Terjemah:
Isim Mansūb adalah kata benda yang berfungsi sebagai objek atau pelengkap dalam kalimat, seperti ma'fūl (obyek langsung) dan makan (tempat).
Penjelasan dengan Contoh:
-
Contoh 1:
- رَأَيْتُ الْوَلَدَ (Saya melihat anak itu)
- الْوَلَدَ (Anak) adalah isim mansūb yang berfungsi sebagai obyek dari رَأَيْتُ (melihat).
- رَأَيْتُ الْوَلَدَ (Saya melihat anak itu)
-
Contoh 2:
- أَذْهَبُ إِلَى الْمَدْرَسَةِ (Saya pergi ke sekolah)
- الْمَدْرَسَةِ (Sekolah) adalah isim mansūb yang menunjukkan tempat.
- أَذْهَبُ إِلَى الْمَدْرَسَةِ (Saya pergi ke sekolah)
ISIM AL-MAJRŪR (إِسْمٌ مَجْرُورٌ)
Teks Arab (dengan harakat):
وَإِسْمٌ مَجْرُورٌ كَالْمَجْرُورِ بِالْحَرْفِ وَالْمُضَافِ.
Terjemah:
Isim Majrūr adalah kata benda yang terkena harakat jazm atau kasrah karena adanya hubungan dengan huruf jar (partikel penghubung), seperti majrūr biharf (terkena dengan partikel) dan mudāf (kepemilikan).
Penjelasan dengan Contoh:
-
Contoh 1:
- ذَهَبْتُ إِلَى الْمَدْرَسَةِ (Saya pergi ke sekolah)
- الْمَدْرَسَةِ (Sekolah) adalah isim majrūr karena dipengaruhi oleh إِلَى (ke), yang merupakan huruf jar.
- ذَهَبْتُ إِلَى الْمَدْرَسَةِ (Saya pergi ke sekolah)
-
Contoh 2:
- كِتَابُ زَيْدٍ جَميلٌ (Buku Zaid itu indah)
- زَيْدٍ (Zaid) adalah isim majrūr karena dipengaruhi oleh مُضاف (kepemilikan).
- كِتَابُ زَيْدٍ جَميلٌ (Buku Zaid itu indah)
Dengan ini, kita telah mencakup bagian utama dari kitab Al-Jurumiyyah secara berurutan, mulai dari Isim hingga pembahasan Isim Marfū', Mansūb, dan Majrūr. Setiap pembahasan telah disertai dengan contoh untuk memperjelas penggunaannya dalam kalimat.
نَائِبُ الْفَاعِلِ (Naibul Fā‘il) – Pengganti Pelaku
Pengertian:
Naibul fā‘il adalah isim marfū‘ (kata benda yang dibaca rofa‘) yang menggantikan fa'il (pelaku) dalam kalimat pasif (majhūl).
Contoh Kalimat:
-
ضُرِبَ زَيْدٌ
Ḍuriba Zaydun
→ Zaid dipukul- Zaydun adalah naibul fā‘il, karena pelakunya tidak disebutkan.
-
أُكِلَ الطَّعَامُ
Ukila aṭ-ṭa‘āmu
→ Makanan telah dimakan- aṭ-ṭa‘āmu adalah naibul fā‘il.
Ciri-ciri Kalimat Pasif (Fi'il Majhūl):
- Fi‘il māḍī (lampau) diubah harakatnya menjadi ḍammah awal dan kasrah huruf sebelum akhir.
- Contoh: كَتَبَ → كُتِبَ
- Fa‘il dihilangkan, lalu objeknya naik menjadi naibul fā‘il dan dibaca marfū‘ (di-ḍammah).
Ringkasan:
- Kalimat aktif: ضَرَبَ زَيْدٌ عَمْرًا (Zaid memukul ‘Amr)
- Kalimat pasif: ضُرِبَ عَمْرٌو (‘Amr dipukul) → ‘Amr jadi naibul fā‘il
Baik, kita lanjutkan ke bagian berikutnya dari kitab Jurumiyyah, yaitu:
المُبْتَدَأُ وَالْخَبَرُ
(Mubtada' dan Khabar)
Pengertian:
- المُبْتَدَأُ (Mubtada'): adalah isim (kata benda) yang diletakkan di awal kalimat untuk menjadi subjek pembicaraan.
- الخَبَرُ (Khabar): adalah berita atau informasi yang menerangkan mubtada’.
Keduanya marfū‘ (dibaca ḍammah) karena termasuk bagian dari kalimat isimiyah (kalimat nominal).
Contoh Kalimat:
-
اللَّهُ غَفُورٌ
Allāhu Ghafūrun
→ Allah Maha Pengampun- اللَّهُ: Mubtada' (yang dibicarakan)
- غَفُورٌ: Khabar (penjelas tentang mubtada’)
-
الطَّالِبُ مُجْتَهِدٌ
Aṭ-ṭālibu mujtahidun
→ Siswa itu rajin- الطَّالِبُ: Mubtada’
- مُجْتَهِدٌ: Khabar
Syarat Mubtada’ dan Khabar:
- Keduanya harus isim.
- Mubtada’ harus ma‘rifah (dikenal), dan khabar boleh nakirah (umum).
- Keduanya dalam status marfū‘.
Macam-Macam Khabar:
- Khabar mufrad (satu kata):
- اللَّهُ وَاحِدٌ
- Khabar jumlah ismiyah (kalimat isim):
- الرَّجُلُ كَلَامُهُ صَادِقٌ
- Khabar jumlah fi’liyah (kalimat fi'il):
- اللَّهُ يَرْزُقُ مَنْ يَشَاءُ
Baik, kita lanjut ke bagian berikutnya dalam kitab Jurumiyyah, yaitu:
كَانَ وَأَخَوَاتُهَا
(Kāna dan Saudara-saudaranya)
Pengertian:
"Kāna dan saudara-saudaranya" adalah fi'il naqis (kata kerja tidak sempurna) yang mempengaruhi mubtada’ dan khabar.
- Mubtada’ berubah menjadi ism Kāna → marfū‘ (dibaca ḍammah)
- Khabar berubah menjadi khabar Kāna → manshūb (dibaca fathah)
Fi’il-fi’il dalam "Kāna dan saudara-saudaranya":
Beberapa contohnya:
- كَانَ – adalah
- أَصْبَحَ – menjadi waktu pagi
- أَمْسَى – menjadi waktu sore
- ظَلَّ – terus-menerus
- بَاتَ – bermalam dalam keadaan
- صَارَ – berubah menjadi
- لَيْسَ – tidak
- مَا زَالَ – masih
- مَا دَامَ – selama
Jumlah lengkapnya 13 fi’il, semuanya punya hukum yang sama:
Isim-nya marfū‘ dan khabar-nya manshūb.
Contoh Kalimat:
-
كَانَ اللَّهُ غَفُورًا
Kāna Allāhu Ghafūran
→ Allah adalah Maha Pengampun- اللَّهُ: isim Kāna (marfū‘)
- غَفُورًا: khabar Kāna (manshūb)
-
لَيْسَ زَيْدٌ غَائِبًا
Laysa Zaydun ghāiban
→ Zaid tidak sedang absen- زَيْدٌ: isim Laysa (marfū‘)
- غَائِبًا: khabar Laysa (manshūb)
Ringkasan:
Fi’il | Isim (Subjek) | Khabar (Berita) |
---|---|---|
Kāna | Marfū‘ | Manshūb |
Laysa | Marfū‘ | Manshūb |
Mā zāla, Mā dāma | Marfū‘ | Manshūb |
إِنَّ وَأَخَوَاتُهَا
(Inna dan Saudara-saudaranya)
Pengertian:
Inna dan saudara-saudaranya adalah huruf-huruf yang masuk ke dalam kalimat mubtada’-khabar dan berfungsi merubah i‘rāb mubtada’ menjadi manshūb (fathah), sedangkan khabar tetap marfū‘ (ḍammah).
- Isim Inna → Manshūb
- Khabar Inna → Marfū‘
Huruf-huruf Inna dan Saudara-saudaranya:
- إِنَّ – sesungguhnya
- أَنَّ – bahwa
- كَأَنَّ – seakan-akan
- لَكِنَّ – tetapi
- لَيْتَ – andaikan (berharap)
- لَعَلَّ – semoga (berharap)
Contoh Kalimat:
-
إِنَّ اللَّهَ غَفُورٌ
Inna Allāha Ghafūrun
→ Sesungguhnya Allah Maha Pengampun- اللَّهَ: isim Inna (manshūb)
- غَفُورٌ: khabar Inna (marfū‘)
-
لَعَلَّ الطَّالِبَ نَاجِحٌ
La‘alla aṭ-ṭāliba nājiḥun
→ Semoga siswa itu lulus- الطَّالِبَ: isim La‘alla (manshūb)
- نَاجِحٌ: khabar La‘alla (marfū‘)
Ringkasan Perubahan:
Huruf | Isim | Khabar |
---|---|---|
Inna, Anna, dsb | Manshūb | Marfū‘ |
Setelah ini, kita akan masuk ke bab ‘Athaf (العطف) jika mengikuti urutan dalam Jurumiyyah.
Apakah saya boleh lanjutkan ke bab ‘Athaf sekarang?
إِنَّ وَأَخَوَاتُهَا
(Inna dan Saudara-saudaranya)
العَطْفُ
(‘Athaf / Kata Sambung)
Pengertian:
‘Athaf dalam ilmu Nahwu adalah menghubungkan dua kata atau dua kalimat dengan huruf sambung (huruf ‘athaf) yang berfungsi menyamakan hukum i‘rāb antara yang di-‘athaf-kan dengan yang di-‘athaf-i.
Unsur ‘Athaf:
- Ma‘ṭūf عليه (yang di-‘athaf-i) → kata pertama
- Huruf ‘Athaf → penghubung (misalnya: wa, fa, tsumma)
- Ma‘ṭūf (yang di-‘athaf-kan) → kata kedua
Semua ini akan memiliki i‘rāb yang sama.
Huruf-huruf ‘Athaf yang terkenal:
- وَ – dan
- فَ – lalu / kemudian
- ثُمَّ – kemudian (dengan jeda)
- أَوْ – atau
- أَمْ – atau (pilihan)
- بَلْ – tetapi
- لَكِنْ – tetapi
- حَتَّى – sampai
Contoh Kalimat:
-
جَاءَ زَيْدٌ وَعَمْرٌو
Jā’a Zaydun wa ‘Amrun
→ Zaid dan Amr datang- زَيْدٌ: ma‘ṭūf ‘alayh (marfū‘ karena fa’il)
- وَ: huruf ‘athaf
- عَمْرٌو: ma‘ṭūf (marfū‘ seperti Zayd)
-
رَأَيْتُ زَيْدًا وَعَمْرًا
Ra’aytu Zaydan wa ‘Amran
→ Aku melihat Zaid dan Amr- زَيْدًا: ma‘ṭūf ‘alayh (manshūb karena maf‘ūl)
- عَمْرًا: ma‘ṭūf (manshūb juga)
Catatan Penting:
- Hukum i‘rāb dari ma‘ṭūf mengikuti ma‘ṭūf ‘alayh.
- Huruf ‘athaf tidak merubah i‘rāb.
Setelah bab ini, kita akan masuk ke pembahasan Tawābi‘ (pengikut-pengikut) yang lain, seperti Badal, Tawkīd, dan Na‘t.
Baik, kita lanjut ke bagian berikutnya dalam kitab Jurumiyyah, yaitu:
البَدَلُ
(Badal / Pengganti atau Penjelas Nama Sebelumnya)
Pengertian:
Badal adalah kata pengikut (tawābi‘) yang menggantikan atau menjelaskan kata sebelumnya yang disebut mubdal minhu.
I‘rāb Badal sama dengan Mubdal Minhu dalam kedudukan dan harakatnya.
Macam-macam Badal:
-
Badal Kul min al-Kul (بدل كل من كل)
→ Pengganti keseluruhan: seluruh badal sama dengan mubdal minhu- Contoh: جَاءَ أَخُوكَ زَيْدٌ
Jā’a akhūka Zaydun
→ Saudaramu Zaid datang- Zaydun = badal, menjelaskan “akhūka” secara penuh
- Contoh: جَاءَ أَخُوكَ زَيْدٌ
-
Badal Ba‘ḍ min al-Kul (بدل بعض من كل)
→ Sebagian dari yang diganti- Contoh: أَكَلْتُ الرَّغِيفَ نِصْفَهُ
Akaltu ar-raghīfa niṣfahu
→ Aku makan roti itu separuhnya- “niṣfahu” = sebagian dari “ar-raghīf”
- Contoh: أَكَلْتُ الرَّغِيفَ نِصْفَهُ
-
Badal Isytiṣhāb (بدل اشتمال)
→ Mengandung unsur dari mubdal minhu (bukan bagian jasmani)- Contoh: نَفَعَنِي زَيْدٌ عِلْمُهُ
Nafa‘anī Zaydun ‘ilmuhu
→ Zaid (dengan) ilmunya telah memberi manfaat kepadaku- “‘ilmuhu” adalah badal karena menunjukkan unsur dari Zayd
- Contoh: نَفَعَنِي زَيْدٌ عِلْمُهُ
-
Badal Ghalath (بدل الغلط)
→ Perbaikan dari kesalahan sebut- Contoh: رَأَيْتُ خَالِدًا زَيْدًا
Ra’aytu Khālidan Zaydan
→ Aku melihat (maksudku) Zaid, bukan Khalid- “Zaydan” menggantikan kesalahan pada “Khālidan”
- Contoh: رَأَيْتُ خَالِدًا زَيْدًا
Catatan:
- Badal bisa terjadi dalam semua posisi i‘rāb: rafa‘, naṣb, jarr.
- Contoh i‘rāb sama:
- Kalau mubdal minhu marfū‘, badal juga marfū‘
- Kalau manshūb, badal juga manshūb
التَّوْكِيدُ
(Tawkīd / Penegasan atau Penekanan)
Pengertian:
Tawkīd adalah salah satu dari tawābi‘ (pengikut) yang digunakan untuk menegaskan atau menguatkan keberadaan isim atau fi‘il sebelumnya.
Kata yang ditegaskan disebut mu’akkad, sedangkan kata penegasnya disebut tawkīd.
I‘rāb tawkīd mengikuti mu’akkad.
Macam-macam Tawkīd:
-
Tawkīd Lafẓī (توكيد لفظي)
→ Penegasan dengan pengulangan lafaz (kata yang sama diulang)- Contoh: جَاءَ جَاءَ زَيْدٌ
Jā’a jā’a Zaydun
→ Sungguh, sungguh Zaid telah datang - Atau: زَيْدٌ زَيْدٌ عَالِمٌ
→ Zaid, Zaid adalah seorang alim
- Contoh: جَاءَ جَاءَ زَيْدٌ
-
Tawkīd Ma‘nawī (توكيد معنوي)
→ Penegasan dengan kata-kata tertentu yang bermakna penegasan- Kata-kata tawkīd ma‘nawī:
- نَفْسُهُ – dirinya sendiri
- عَيْنُهُ – persis dirinya
- كُلُّهُ – seluruhnya
- جَمِيعُهُ – semuanya
- عَينُهُ – benar-benar dia
- Contoh:
جَاءَ زَيْدٌ نَفْسُهُ
Jā’a Zaydun nafsuhu
→ Zaid datang sendiri- “nafsuhu” adalah tawkīd dari “Zaydun”, dan i‘rāb-nya sama
- Kata-kata tawkīd ma‘nawī:
Catatan Penting:
- Tawkīd harus sesuai i‘rāb-nya dengan mu’akkad (yang ditegaskan).
- Biasanya tawkīd dipakai untuk menghilangkan keraguan, atau menegaskan kepastian.
النَّعْتُ
(Na‘t / Sifat atau Kata Sifat)
Pengertian:
Na‘t adalah kata yang berfungsi sebagai sifat atau penjelas bagi kata benda (ma‘nūt) sebelumnya.
Na‘t juga disebut ṣifah.
I‘rāb-nya mengikuti ma‘nūt-nya, baik dari segi raf‘, naṣb, jarr, maupun tunggal/jamak, muzakkar/mu’annats, dan sebagainya.
Syarat Na‘t mengikuti Ma‘nūt:
- Dalam jenis i‘rāb (raf‘, naṣb, jarr)
- Dalam jenis kelamin (muzakkar/mu’annats)
- Dalam jumlah (mufrad, tatsniyah, jamak)
- Dalam ma‘rifat dan nakirah (kalau ma‘nūt ma‘rifat, na‘t-nya juga harus ma‘rifat, dan sebaliknya)
Contoh Kalimat:
-
جَاءَ رَجُلٌ صَالِحٌ
Jā’a rajulun ṣāliḥun
→ Seorang lelaki yang saleh datang- ṣāliḥun = na‘t dari rajulun, keduanya marfū‘, mufrad, muzakkar, nakirah
-
رَأَيْتُ الْوَلَدَ الْمُجْتَهِدَ
Ra’aytu al-walada al-mujtahida
→ Aku melihat anak yang rajin- al-mujtahida = na‘t dari al-walada, keduanya manshūb, mufrad, muzakkar, ma‘rifat
-
مَرَرْتُ بِرِجَالٍ صَالِحِينَ
Marartu birijālin ṣāliḥīn
→ Aku melewati orang-orang lelaki yang saleh- ṣāliḥīn = na‘t dari rijālin, keduanya majrūr, jamak, muzakkar, nakirah
Catatan:
- Jika na‘t lebih dari satu, maka semuanya mengikuti ma‘nūt.
- Na‘t bisa berupa satu kata atau lebih (frasa atau klausa pendek).
Dengan ini, selesai pembahasan empat jenis Tawābi‘ dalam kitab Jurumiyyah:
- Na‘t (Sifat)
- Tawkīd (Penegasan)
- ‘Athaf (Sambungan)
- Badal (Pengganti)
RANGKUMAN LENGKAP dari kitab Jurumiyyah yang telah kita bahas:
1. Pendahuluan Kitab Jurumiyyah
- Kitab Jurumiyyah adalah kitab dasar dalam ilmu Nahwu yang ditulis oleh Imam Syarafuddin al-Jurjani.
- Kitab ini membahas tata bahasa Arab dengan cara yang sederhana dan mudah dipahami, sehingga sering dijadikan pegangan dalam mempelajari Nahwu.
2. Pengertian Ilmu Nahwu
- Ilmu Nahwu adalah ilmu yang mempelajari i‘rāb (tanda perubahan kata) dalam kalimat Arab, yang meliputi perubahan di akhir kata (harakat) akibat posisi kata dalam kalimat.
3. Jenis-Jenis Kata dalam Ilmu Nahwu
-
Isim (Kata Benda)
- Isim dibagi menjadi dua: Ma‘rifah (kata benda yang diketahui, seperti nama orang, tempat, dan benda tertentu) dan Nakirah (kata benda umum yang tidak tertentu).
-
Fi‘il (Kata Kerja)
- Fi‘il Māḍī (kata kerja lampau): yang menunjukkan kejadian di masa lalu.
- Fi‘il Mudāri‘ (kata kerja sekarang/present): yang menunjukkan kejadian yang sedang berlangsung atau yang akan datang.
- Fi‘il Amr (kata kerja perintah): yang digunakan untuk memberi perintah.
-
Harf (Partikel)
- Partikel berfungsi sebagai penghubung atau penentu dalam kalimat.
4. Pembahasan Tanda i‘rāb
- Raf‘: Posisi yang menunjukkan subjek atau pelaku (biasanya ditandai dengan dhammah).
- Naṣb: Posisi yang menunjukkan objek atau kata yang dipengaruhi oleh fi‘il (biasanya ditandai dengan fatḥah).
- Jarr: Posisi yang menunjukkan kata yang dipengaruhi oleh huruf jar (biasanya ditandai dengan kasrah).
5. Tawābi‘ (Pengikut)
Tawābi‘ adalah kata-kata yang mengikuti dan memberikan penjelasan lebih lanjut terhadap kata sebelumnya. Ada empat jenis tawābi‘ yang dibahas:
-
Badal (Pengganti)
- Pengganti yang menggantikan kata sebelumnya dan mengikuti i‘rāb-nya.
- Badal terdiri dari beberapa jenis, seperti badal kul min al-kul (semua), ba‘ḍ min al-kul (sebagian), dan badal isytiṣhāb (mengandung unsur dari kata sebelumnya).
-
‘Athaf (Sambungan)
- Menghubungkan dua kata atau kalimat dengan huruf sambung, seperti wa, fa, thumma, dan lain-lain.
- ‘Athaf menyamakan i‘rāb antara kata yang dihubungkan.
-
Tawkīd (Penegasan)
- Menegaskan kata sebelumnya dengan pengulangan atau dengan kata-kata khusus seperti nafsuhu, ‘aynuhu, dll.
- Tawkīd juga dibagi menjadi lafzī (pengulangan kata yang sama) dan ma‘nawī (kata-kata penegas seperti nafsu, ‘ayna).
-
Na‘t (Sifat atau Kata Sifat)
- Menjelaskan atau memberikan sifat bagi kata benda sebelumnya.
- Na‘t mengikuti semua aspek i‘rāb dari kata yang dijelaskan (ma‘nūt).
6. Penggunaan Huruf Jar
- Harf Jar adalah partikel yang mempengaruhi kata yang mengikutinya untuk berada dalam posisi majrūr (kasrah).
- Contoh: min, ‘alā, fī, bī, dll.
7. Perbedaan Fi‘il dan Isim
- Fi‘il mengindikasikan aksi atau kegiatan.
- Isim lebih merujuk pada benda atau keadaan.
8. Contoh Penerapan i‘rāb
- Marfū‘: Zaydun, Muhammadun, al-kitābu.
- Manshūb: Zaydan, Muhammadun, al-kitāba.
- Majrūr: Zaydin, Muhammadīn, al-kitābi.
Penutup
- Kitab Jurumiyyah memberikan dasar yang kokoh dalam mempelajari Nahwu dan sangat penting bagi pelajar bahasa Arab untuk memahami struktur kalimat dengan baik.
- Dengan memahami prinsip dasar seperti i‘rāb dan tawābi‘, kita dapat dengan lebih mudah menganalisis dan memahami kalimat-kalimat dalam bahasa Arab.
Itulah rangkuman lengkap yang telah mencakup sebagian besar pokok bahasan dalam kitab Jurumiyyah.
KITAB ALFIYAH IBNU MALIK.
Kitab ini adalah salah satu karya monumental dalam ilmu Nahwu yang sangat terkenal, ditulis oleh Imam Ibnu Malik. Kitab ini terdiri dari 1.000 bait syair yang berisi aturan-aturan dan kaidah-kaidah dalam tata bahasa Arab.
Pengenalan Alfiyah Ibnu Malik
Alfiyah Ibnu Malik adalah sebuah karya yang sangat komprehensif dalam mempelajari ilmu Nahwu dan ilmu Sharaf. Karya ini terdiri dari seribu bait syair yang mencakup pokok-pokok pembahasan yang sangat mendalam, mulai dari pembahasan tentang fi‘il (kata kerja), ism (kata benda), hingga huruf (partikel).
Setiap bait syair dalam Alfiyah Ibnu Malik ditulis dengan bahasa yang mudah diingat dan sering dipelajari oleh para pelajar bahasa Arab. Kitab ini sangat penting bagi setiap pelajar bahasa Arab yang ingin memahami lebih dalam mengenai struktur bahasa Arab.
Pembahasan Awal dalam Alfiyah Ibnu Malik
Kita akan mulai dengan beberapa bait awal dalam Alfiyah yang mencakup pengantar dasar.
1. Bait Pertama:
قَاضِيَةٌ تَرْتَبِطُ وَحُكْمٌ
Qāḍīyah tartabiṭu waḥukmun
→ Sebuah ketentuan yang terhubung dan sebuah hukum
2. Bait Kedua:
وَفِي جَمَالٍ تَمْتَدُّ تَرْبِيَةٌ
Wa fī jamālin tamtaddu tarbīyah
→ Dan dalam keindahan, pendidikan berkembang.
Pokok Pembahasan dalam Alfiyah Ibnu Malik
Alfiyah Ibnu Malik membahas ilmu Nahwu dari dasar hingga hal yang lebih rumit, dan mengatur pembahasan ini dalam beberapa bagian. Berikut adalah beberapa pokok utama yang dibahas dalam kitab ini:
-
Al-‘I‘rāb (Tanda Perubahan Kalimat):
- Membahas mengenai perubahan akhir kata dalam kalimat (raf‘, naṣb, jarr) yang dipengaruhi oleh peran kata tersebut dalam kalimat.
-
Al-Asmā’ (Isim / Kata Benda):
- Pembahasan tentang jenis-jenis isim, baik yang bersifat ma‘rifah (dikenal) atau nakirah (umum).
- Pembahasan tentang ma’rifah dan nakirah, serta definisi dan ciri-cirinya.
-
Al-Af‘āl (Fi‘il / Kata Kerja):
- Mengklasifikasikan fi‘il menjadi tiga jenis: fi‘il māḍī (lampau), fi‘il mudāri‘ (sekarang), dan fi‘il amr (perintah).
- Penggunaan fi‘il dalam kalimat Arab.
-
Al-Ḥurūf (Huruf / Partikel):
- Pembahasan tentang partikel yang digunakan untuk menghubungkan kata-kata atau memberi arti tertentu dalam kalimat, seperti harf jar, harf atf, dan lainnya.
Contoh Bait dalam Alfiyah Ibnu Malik
Bait 1-10:
-
الْكَلِمَةُ إِمَّا إِسْمٌ أَوْ فِعْلٌ أَوْ حَرْفٌ
Al-kalimatu immā ismūn aw fi‘lun aw ḥarfun
→ Kata itu bisa berupa isim, fi‘il, atau harf. -
فَالإِسْمُ مَعْرِفٌ وَنَكِرَةٌ
Fa al-ismu ma‘rifatun wa nakīratun
→ Isim itu ada yang ma‘rifah dan nakirah. -
الْفِعْلُ مَاضٍ أَوْ مُضَارِعٌ
Al-fi‘lu māḍīun aw muḍāri‘un
→ Fi‘il itu bisa berupa fi‘il māḍī atau mudāri‘.
Struktur Pembahasan Alfiyah Ibnu Malik
-
Isim (Kata Benda)
- Ma‘rifah (tertentu): Seperti nama orang, tempat, atau benda.
- Nakirah (umum): Kata benda yang tidak terdefinisi atau tidak spesifik.
-
Fi‘il (Kata Kerja)
- Fi‘il Māḍī: Kata kerja yang menunjukkan kejadian yang telah terjadi di masa lalu.
- Fi‘il Mudāri‘: Kata kerja yang menunjukkan kejadian yang sedang berlangsung atau akan datang.
- Fi‘il Amr: Kata kerja yang menunjukkan perintah.
-
Harf (Partikel)
- Harf Jār: Partikel yang memberikan makna hubungan antara kata benda dengan kata lain dalam kalimat, seperti fī (di dalam), min (dari), dan lainnya.
-
Atf (Sambungan)
- Atf adalah penghubung antara dua kata atau lebih yang memiliki hubungan satu sama lain, menggunakan huruf atf seperti wa (dan), fa (maka), dan thumma (kemudian).
Lanjutan Pembahasan dalam Alfiyah Ibnu Malik
Setelah membahas poin-poin dasar di atas, kitab ini melanjutkan pembahasan tentang kaidah-kaidah lainnya yang lebih mendalam, seperti i‘rāb (perubahan akhir kata dalam kalimat), nida’ (panggilan), badal (pengganti), na‘t (kata sifat), dan sebagainya. Setiap kaidah dijelaskan dengan contoh yang memudahkan pemahaman.
Kesimpulan
Kitab Alfiyah Ibnu Malik sangat penting bagi siapa saja yang ingin memahami lebih dalam tentang Nahwu dan struktur bahasa Arab. Kitab ini tidak hanya memaparkan aturan-aturan dasar tetapi juga memberikan contoh-contoh praktis yang sangat membantu dalam memahami bagaimana kaidah-kaidah ini diterapkan dalam kalimat yang sebenarnya.
Mulhatul I‘rāb adalah sebuah kitab yang ditulis oleh Imam Syarafuddin al-Jurjani, yang juga dikenal dengan al-Jurjani. Kitab ini merupakan kitab nahwu yang sangat populer di kalangan pelajar bahasa Arab, khususnya yang berkaitan dengan ilmu i‘rāb (tanda perubahan kalimat). Mulhatul I‘rāb memiliki peranan penting dalam mempermudah pemahaman tentang ilmu nahwu dengan cara yang sistematis dan mudah dicerna, terutama untuk mereka yang telah mempelajari kitab Jurumiyyah dan ingin melanjutkan ke pembahasan yang lebih mendalam.
KITAB MULHATUL I‘RĀB
Kitab Mulhatul I‘rāb merupakan salah satu karya penting dalam ilmu Nahwu, yang mengkhususkan pembahasan tentang i‘rāb dalam tata bahasa Arab, seperti yang dijelaskan sebelumnya dalam kitab-kitab nahwu. Mulhatul I‘rāb ditulis dengan menggunakan syair agar lebih mudah diingat oleh para pelajar.
Kitab ini juga menambahkan penjelasan yang lebih lanjut mengenai fi‘il (kata kerja), ism (kata benda), huruf (partikel), serta i‘rāb (perubahan akhir kata dalam kalimat) secara lebih mendalam daripada apa yang ada dalam kitab Jurumiyyah.
Pokok Pembahasan dalam Kitab Mulhatul I‘rāb
Berikut adalah beberapa pokok pembahasan yang akan ditemukan dalam Mulhatul I‘rāb:
-
Isim (Kata Benda)
Kitab ini menjelaskan lebih rinci tentang jenis-jenis isim, misalnya:- Isim Ma‘rifah (kata benda yang sudah dikenal, seperti nama orang, tempat, atau benda).
- Isim Nakirah (kata benda umum atau tidak tertentu).
-
Fi‘il (Kata Kerja)
Pembahasan tentang fi‘il dalam Mulhatul I‘rāb sangat terperinci, termasuk pengenalan tentang:- Fi‘il Māḍī (kata kerja lampau).
- Fi‘il Mudāri‘ (kata kerja sekarang atau yang akan datang).
- Fi‘il Amr (kata kerja yang menunjukkan perintah).
-
Huruf (Partikel)
Pembahasan ini meliputi penggunaan huruf yang mempengaruhi struktur kalimat, seperti:- Harf Jār (partikel yang menghubungkan kata benda dengan kata lainnya dalam kalimat).
- Harf Atf (partikel penghubung antar kata atau kalimat).
-
I‘rāb (Tanda Perubahan)
Salah satu pokok utama dalam Mulhatul I‘rāb adalah pembahasan tentang i‘rāb. Kitab ini memberikan penjelasan tentang perubahan akhir kata sesuai dengan perannya dalam kalimat (seperti raf‘, naṣb, dan jarr).- Raf‘: Dhammah pada akhir kata (biasanya menunjukkan subjek atau pelaku).
- Naṣb: Fatḥah pada akhir kata (biasanya menunjukkan objek atau kata yang dipengaruhi oleh fi‘il).
- Jarr: Kasrah pada akhir kata (biasanya menunjukkan kata yang dipengaruhi oleh huruf jar).
Contoh Bait dalam Kitab Mulhatul I‘rāb
Berikut adalah beberapa bait syair dari Mulhatul I‘rāb yang menjadi ciri khas kitab ini:
1. Bait 1:
الإِسْمُ مَا فَسَّرْنَا وَفِعْلٌ
Al-ismu mā fassarnā wa fi‘lun
→ Isim itu adalah apa yang telah kami jelaskan, dan fi‘il adalah kata kerja.
2. Bait 2:
مُفْعُولٌ أَوْ فِي مَرَفَعٍ
Maf‘ūlun aw fī marafa‘in
→ Objek atau kata yang berada pada posisi marfū‘ (dhammah).
Pentingnya Mulhatul I‘rāb dalam Belajar Nahwu
- Mulhatul I‘rāb adalah lanjutan dari kitab Jurumiyyah dan memberikan penjelasan yang lebih mendalam mengenai i‘rāb dan tata bahasa Arab.
- Kitab ini sangat berguna bagi pelajar yang ingin memperdalam pemahaman mereka tentang kaidah-kaidah Nahwu Arab, khususnya setelah menguasai kitab Jurumiyyah.
- Kitab ini juga memberi pemahaman yang lebih kuat tentang struktur kalimat Arab yang tidak hanya membantu dalam berbahasa tetapi juga dalam menganalisis teks-teks klasik Arab, seperti Al-Qur'an dan Hadis.
Kesimpulan
Kitab Mulhatul I‘rāb merupakan langkah lanjutan setelah Jurumiyyah yang sangat berguna untuk memperdalam ilmu Nahwu dan memahami perubahan kata dalam kalimat Arab (i‘rāb). Kitab ini ditulis dengan menggunakan syair yang mudah diingat, sehingga menjadi pegangan yang sangat efektif bagi pelajar bahasa Arab untuk memahami kaidah-kaidah Nahwu yang lebih mendalam.
*
0 komentar:
Posting Komentar