Ada beberapa riwayat yang menyebutkan dialog antara Nabi Musa dan Allah tentang keutamaan Nabi Muhammad ﷺ. Salah satunya terdapat dalam kitab-kitab tasawuf dan hadis-hadis yang dikategorikan sebagai israiliyat atau kisah yang tidak semua ulama sepakat menerimanya sebagai hadis sahih.
Salah satu kisah yang sering dikutip adalah bahwa ketika Nabi Musa ‘alayhis-salam bermunajat kepada Allah di gunung Thur, ia bertanya tentang Nabi yang paling mulia. Allah kemudian memberitahunya bahwa akan ada seorang Nabi yang lebih utama, yakni Nabi Muhammad ﷺ. Nabi Musa kemudian meminta agar umatnya juga diberikan keistimewaan yang sama seperti umat Nabi Muhammad, tetapi Allah menjelaskan bahwa umat Nabi Muhammad memiliki keistimewaan tersendiri, termasuk rahmat dan syafaat Nabi mereka.
Dalam kisah lain yang lebih populer dalam hadis Mi'raj, Nabi Musa juga disebutkan beberapa kali "berdebat" dengan Nabi Muhammad ﷺ mengenai jumlah shalat wajib yang awalnya 50 waktu, kemudian atas saran Nabi Musa, Nabi Muhammad ﷺ kembali menghadap Allah hingga jumlahnya menjadi 5 waktu sehari semalam. Ini menunjukkan bahwa Nabi Musa sangat memahami keistimewaan umat Nabi Muhammad dan ingin agar mereka mendapatkan kemudahan.
Meskipun kisah-kisah ini banyak ditemukan dalam kitab-kitab tafsir, tasawuf, dan sejarah Islam, perlu kehati-hatian dalam menilai keabsahannya sebagai hadis. Namun, esensinya tetap menunjukkan keagungan Nabi Muhammad ﷺ di antara para nabi.
Ada sebuah riwayat yang sering dikutip dalam kitab-kitab tasawuf dan hikmah tentang dialog antara Nabi Musa ‘alayhis-salam dan Allah ﷻ mengenai keutamaan Nabi Muhammad ﷺ.
Dikisahkan bahwa Nabi Musa pernah bertanya kepada Allah:
“Ya Rabb, apakah Engkau telah menciptakan seorang hamba yang lebih mulia di sisi-Mu daripada aku?”
Allah ﷻ menjawab:
“Wahai Musa, tahukah engkau bahwa Muhammad adalah kekasih-Ku, dan Aku telah menulis namanya bersama nama-Ku di ‘Arasy sebelum Aku menciptakan makhluk?”
Lalu Nabi Musa bertanya lagi:
“Ya Rabb, apakah ada umat yang lebih mulia di sisi-Mu daripada umatku?”
Allah menjawab:
“Umat Muhammad adalah umat yang diridhai, sementara Aku menulis dalam Lauhul Mahfuzh bahwa mereka adalah umat yang diberkahi dan dirahmati.”
Nabi Musa kemudian berkata:
“Ya Rabb, jika demikian, jadikanlah aku bagian dari umat Muhammad.”
Namun Allah menjelaskan bahwa setiap nabi memiliki umatnya sendiri-sendiri dan bahwa keistimewaan umat Nabi Muhammad ﷺ adalah karena mereka mendapatkan syafaat dari Rasulullah ﷺ serta pengampunan yang luas dari Allah.
Riwayat ini sering ditemukan dalam kitab-kitab hikmah dan tasawuf, tetapi tidak semua ulama sepakat dalam menilai keabsahannya sebagai hadis sahih. Meskipun demikian, maknanya menunjukkan bahwa keutamaan Nabi Muhammad ﷺ dan umatnya sangat besar di sisi Allah.
Keutamaan Nabi Muhammad ﷺ atas Nabi Musa ‘alayhis-salam (dan atas semua nabi lainnya) telah disebutkan dalam berbagai dalil dari Al-Qur'an, hadis, serta pendapat ulama. Berikut adalah beberapa poin utama keutamaan Nabi Muhammad ﷺ dibandingkan Nabi Musa ‘alayhis-salam:
1. Nabi Muhammad ﷺ adalah Sayyidul Anbiya’ (Pemimpin Para Nabi)
Nabi Muhammad ﷺ memiliki kedudukan tertinggi di antara seluruh nabi dan rasul. Dalam sebuah hadis sahih, beliau bersabda:
أنا سيد ولد آدم يوم القيامة ولا فخر
"Aku adalah pemimpin anak keturunan Adam pada hari kiamat, dan aku tidak menyombongkan diri."
(HR. Muslim, no. 2278)
Nabi Musa ‘alayhis-salam adalah seorang rasul besar, namun kedudukannya tetap di bawah Nabi Muhammad ﷺ.
2. Risalah Nabi Muhammad ﷺ Bersifat Universal dan Kekal
Allah ﷻ mengutus Nabi Muhammad ﷺ sebagai rahmat bagi seluruh alam:
وَمَاۤ أَرْسَلْنٰكَ إِلَّا رَحْمَةً لِّلْعٰلَمِينَ
"Dan Kami tidak mengutus engkau (Muhammad), melainkan sebagai rahmat bagi seluruh alam."
(QS. Al-Anbiya’ [21]: 107)
Sementara itu, risalah Nabi Musa hanya untuk kaum Bani Israil, bukan untuk seluruh umat manusia.
3. Nabi Muhammad ﷺ Mendapat Syafaat Besar di Hari Kiamat
Dalam hadis sahih tentang peristiwa Syafaat Kubra, ketika manusia ketakutan pada hari kiamat, mereka mendatangi para nabi untuk meminta pertolongan. Nabi Adam, Nabi Nuh, Nabi Ibrahim, Nabi Musa, dan Nabi Isa semuanya menyatakan ketidakmampuan mereka. Akhirnya, manusia mendatangi Nabi Muhammad ﷺ, dan beliau pun bersujud di hadapan Allah hingga diberikan izin untuk memberikan syafaat.
"Aku pun sujud di bawah 'Arsy dan memuji Allah dengan pujian-pujian yang diilhamkan kepadaku. Lalu Allah berkata: 'Wahai Muhammad, angkatlah kepalamu, mintalah, niscaya engkau diberi. Berikanlah syafaat, niscaya syafaatmu diterima.’”
(HR. Bukhari, no. 7510; Muslim, no. 193)
Keutamaan ini tidak diberikan kepada Nabi Musa atau nabi lainnya.
4. Nabi Muhammad ﷺ Memiliki Mukjizat yang Lebih Besar
Nabi Musa ‘alayhis-salam memiliki banyak mukjizat, seperti tongkat yang berubah menjadi ular, laut yang terbelah, dan lain-lain. Namun, mukjizat terbesar Nabi Muhammad ﷺ lebih agung, di antaranya:
- Al-Qur'an, yang merupakan mukjizat abadi hingga hari kiamat.
- Isra’ dan Mi’raj, di mana beliau naik ke langit dan berbicara langsung dengan Allah ﷻ, sementara Nabi Musa hanya berbicara dengan Allah di gunung Thur.
- Mukjizat lainnya, seperti air yang keluar dari jari-jari beliau, bulan yang terbelah, dan banyak lagi.
5. Syariat Nabi Muhammad ﷺ Lebih Sempurna dan Lebih Mudah
Syariat Nabi Muhammad ﷺ menghapus dan menyempurnakan hukum-hukum sebelumnya. Misalnya:
- Dalam syariat Nabi Musa, taubat atas dosa besar harus dengan membunuh diri sendiri, seperti disebutkan dalam QS. Al-Baqarah [2]: 54. Sedangkan dalam Islam, taubat hanya dengan istighfar dan kembali kepada Allah.
- Syariat Nabi Musa lebih berat, termasuk kewajiban shalat yang lebih banyak, sementara umat Nabi Muhammad ﷺ hanya wajib shalat 5 waktu dengan pahala seperti 50 waktu, sebagaimana dalam peristiwa Isra’ Mi’raj.
6. Nabi Muhammad ﷺ Diberi Kemuliaan di Malam Isra’ dan Mi’raj
Ketika Nabi Muhammad ﷺ naik ke langit dalam peristiwa Mi’raj, beliau bertemu dengan Nabi Musa di langit keenam, sedangkan beliau sendiri ditempatkan lebih tinggi, yaitu di langit ketujuh, bahkan sampai ke Sidratul Muntaha, tempat tertinggi yang tidak bisa dicapai oleh makhluk lainnya.
Kesimpulan
Meskipun Nabi Musa ‘alayhis-salam adalah salah satu nabi ulul ‘azmi yang sangat mulia, keutamaan Nabi Muhammad ﷺ jauh lebih tinggi di semua aspek. Beliau adalah:
✅ Nabi terakhir dan pemimpin para nabi
✅ Pembawa risalah yang universal dan sempurna
✅ Pemberi syafaat pada hari kiamat
✅ Pemilik mukjizat terbesar, yaitu Al-Qur'an
✅ Diberi kemuliaan tertinggi dalam Isra’ dan Mi’raj
Keutamaan ini menjadikan Nabi Muhammad ﷺ sebagai sebaik-baik makhluk dan kekasih Allah (Habibullah).
0 komentar:
Posting Komentar