Tidak ada satupun Manusia yang benar-benar mampu mengukur 7 langit apalagi Al Kursiy dan Al Arsyi Allaah. Bahkan Jibril AS tak pernah sampai ke Jannah Al Ma'wa walaupun ditambahkan lagi jumlah sayapnya. Ketika Nabi Muhammad ﷺ melanjutkan perjalanan ke Sidratul Muntaha, Jibril berkata: "Wahai Muhammad, ini adalah batasanku. Jika aku melangkah lebih jauh, maka aku akan terbakar." "Di sisi Sidratul Muntaha, di dekatnya ada Surga al-Ma'wa". (QS. An-Najm: 14-15). Surga al-Ma'wa adalah tempat bagi ruh para syuhada dan orang-orang saleh, dan berada di dekat Sidratul Muntaha, batas tertinggi dalam perjalanan Mi'raj Nabi Muhammad ﷺ.
Kerajaan Nabi Sulaiman dengan Kerajaan Ratu Bilqis.
Jarak antara Masjid Al-Aqsha di Palestina ke Yaman (misalnya ke ibu kota Sana'a) dalam garis lurus sekitar 2.000 km.
Jika menggunakan perjalanan darat, jaraknya bisa lebih jauh, sekitar 2.500 - 3.000 km, tergantung pada rute yang diambil karena harus melewati Yordania dan Arab Saudi sebelum mencapai Yaman.
Sedangkan jika menggunakan jalur udara, penerbangan langsung dari wilayah Palestina ke Yaman bisa memakan waktu sekitar 3-4 jam, tergantung kondisi penerbangan.
Jika kemampuan mata menahan kedipnya hanya maksimal 30 detik, maka kemungkinan Kedipan mata Nabi Sulaiman AS baru berkedip sesaat sekitaran 30 detik atau lebih sedikit yaitu setelah menerawang pandang jauh ke arah Yaman. Ahli Hikmah itu memindahkan Singgasana dari Yaman ke Palestina yang berjarak +- 2000 km lebih itu menyatakan penggunaan kecepatan diatas rata rata yaitu 66,7 km /detik atau 240.000 km / jam. Kecepatan seperti benda melesat di Luar Angkasa ‼️ Jika hal itu dapat disamakan dengan Kecepatan Edar benda-benda langit tertentu, dimungkinkan lintasan yang dipakai ahli hikmah itu melewati dimensi ruang yang setara dengan kondisi langit. Tapi itu hanya 0.02 kali kecepatan cahaya.
Pengukuran Luas Ruang Angkasa
Luasnya ruang angkasa atau langit diukur menggunakan satuan astronomi yang sesuai dengan skala yang diamati. Beberapa metode pengukuran yang digunakan:
-
Derajat dan Radian
- Untuk mengukur luas bagian langit yang terlihat dari Bumi, astronom menggunakan derajat sudut atau radian.
- Contoh: Bulan terlihat sekitar 0,5 derajat di langit.
-
Satuan Astronomi (AU - Astronomical Unit)
- Digunakan untuk mengukur jarak dalam Tata Surya.
- 1 AU = 149,6 juta km (jarak rata-rata Bumi ke Matahari).
-
Tahun Cahaya
- Digunakan untuk mengukur jarak antar bintang dan galaksi.
- 1 tahun cahaya = 9,46 triliun km (jarak yang ditempuh cahaya dalam satu tahun).
-
Parsec (pc)
- 1 parsec ≈ 3,26 tahun cahaya.
- Digunakan untuk mengukur jarak antar bintang dan galaksi.
-
Megaparsec (Mpc) dan Gigaparsec (Gpc)
- Digunakan untuk mengukur skala alam semesta.
- 1 Mpc = 1 juta parsec, 1 Gpc = 1 miliar parsec.
Dengan metode ini, astronom bisa mengukur luasnya langit dan ruang angkasa hingga miliaran tahun cahaya!
Sidratul Muntaha: Pohon di Batas Tertinggi Alam Semesta
Sidratul Muntaha adalah pohon yang disebut dalam Al-Qur’an sebagai batas tertinggi dalam perjalanan Isra' Mi'raj Nabi Muhammad ﷺ. Pohon ini berada di langit ketujuh dan menjadi titik akhir bagi seluruh makhluk sebelum mencapai Arsy Allah.
1. Sidratul Muntaha dalam Al-Qur'an
Allah ﷻ berfirman:
"Di sisi Sidratul Muntaha. Di dekatnya ada Surga al-Ma’wa. Ketika Sidratul Muntaha diliputi oleh sesuatu yang meliputinya."
(QS. An-Najm: 14-16)
Ayat ini menggambarkan bahwa Sidratul Muntaha berada di langit ketujuh dan merupakan tempat yang sangat agung.
2. Makna Nama "Sidratul Muntaha"
- Sidrah (سِدْرَة): Merujuk pada pohon bidara (pohon yang kuat dan besar).
- Muntaha (مُنْتَهَى): Berarti batas akhir.
- Maka, Sidratul Muntaha berarti pohon bidara yang berada di batas tertinggi alam semesta.
3. Ciri-Ciri Sidratul Muntaha dalam Hadits
Dalam hadits yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan Muslim, dari Anas bin Malik, disebutkan ciri-ciri Sidratul Muntaha sebagai berikut:
-
Ukuran Daun dan Buahnya
- Daunnya sebesar telinga gajah.
- Buahnya sebesar kendi air.
-
Diliputi Cahaya yang Tidak Bisa Dijelaskan
- Ketika Rasulullah ﷺ melihatnya, Sidratul Muntaha tertutup oleh cahaya yang luar biasa, yang tidak bisa digambarkan oleh manusia.
- Dalam hadits disebutkan, Jibril pun tidak bisa melewati batas ini.
4. Sidratul Muntaha dan Surga Al-Ma'wa
Allah menyebut dalam QS. An-Najm: 15, bahwa di dekat Sidratul Muntaha terdapat Surga al-Ma’wa.
- Tafsir ulama mengenai Surga al-Ma’wa:
- Sebagian mengatakan itu adalah surga bagi para syuhada dan orang-orang saleh.
- Sebagian lainnya mengatakan bahwa Surga al-Ma'wa adalah bagian dari surga yang akan dihuni manusia di akhirat kelak.
5. Kenapa Jibril Tidak Bisa Melewati Sidratul Muntaha?
Dalam hadits yang diriwayatkan dari Ibnu Mas’ud, disebutkan bahwa ketika Nabi Muhammad ﷺ mencapai Sidratul Muntaha, Jibril berhenti dan tidak bisa melanjutkan perjalanan.
Jibril berkata kepada Rasulullah ﷺ:
"Jika aku maju selangkah saja, aku akan terbakar oleh cahaya keagungan-Nya."
Ini menunjukkan bahwa Sidratul Muntaha adalah batas bagi seluruh makhluk, termasuk Jibril. Hanya Rasulullah ﷺ yang diberi izin untuk melanjutkan perjalanan lebih jauh untuk menerima wahyu langsung dari Allah.
6. Sidratul Muntaha dalam Tafsir Ulama
Beberapa ulama memberikan pandangan tentang Sidratul Muntaha:
-
Imam An-Nawawi (Syarah Shahih Muslim):
- Sidratul Muntaha adalah batas ilmu makhluk.
- Tidak ada makhluk yang bisa melampauinya kecuali Rasulullah ﷺ.
-
Imam Al-Qurthubi (Tafsir Al-Jami’ li Ahkam Al-Qur’an):
- Sidratul Muntaha adalah tempat berakhirnya semua amalan makhluk sebelum naik ke Allah.
-
Ibnu Katsir (Tafsir Al-Qur'an Al-Azhim):
- Di tempat ini, Rasulullah ﷺ menerima perintah shalat lima waktu.
7. Makna dan Hikmah Sidratul Muntaha
- Menunjukkan kebesaran Allah: Tidak ada makhluk yang bisa melewati batas ini kecuali Rasulullah ﷺ.
- Menjadi tempat penyaksian Rasulullah ﷺ terhadap keagungan Allah.
- Tempat bertemunya langit dan alam tertinggi, yang tidak bisa dijangkau oleh makhluk lain.
Kesimpulan
Sidratul Muntaha adalah pohon raksasa di langit ketujuh, yang menjadi batas terakhir bagi makhluk sebelum mencapai Arsy Allah. Di tempat ini:
✅ Jibril berhenti karena tidak mampu melewatinya.
✅ Nabi Muhammad ﷺ melanjutkan perjalanan dan menerima perintah shalat.
✅ Surga al-Ma’wa berada di dekatnya.
Sidratul Muntaha adalah salah satu tanda kebesaran Allah, yang hanya bisa disaksikan oleh Rasulullah ﷺ dalam peristiwa Isra' Mi'raj.
Ayat Al Qur'an dan Al Hadits tentang Luasnya Langit, Kursi, dan Arsy Allah
Allah ﷻ menggambarkan betapa luasnya langit, Kursi, dan Arsy dalam beberapa ayat Al-Qur'an dan hadits Nabi ﷺ. Berikut adalah beberapa di antaranya:
1. Luasnya Langit dalam Al-Qur'an
a) Langit Diciptakan dengan Sempurna
"Yang menciptakan tujuh langit berlapis-lapis. Kamu sekali-kali tidak melihat pada ciptaan Tuhan Yang Maha Pemurah sesuatu yang tidak seimbang."
(QS. Al-Mulk: 3)
b) Langit adalah Ciptaan yang Sangat Besar
"Sesungguhnya penciptaan langit dan bumi lebih besar daripada penciptaan manusia, akan tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui."
(QS. Ghafir: 57)
c) Langit Tidak Bertiang
"Allah-lah yang meninggikan langit tanpa tiang sebagaimana yang kamu lihat."
(QS. Ar-Ra’d: 2)
Langit ini begitu luas dan besar, menunjukkan kebesaran Allah ﷻ yang tak terbatas.
2. Kursi Allah Lebih Besar dari Langit dan Bumi
a) Kursi Allah Mencakup Langit dan Bumi
"Kursi-Nya meliputi langit dan bumi, dan Dia tidak merasa berat memelihara keduanya. Dan Dia Maha Tinggi lagi Maha Besar."
(QS. Al-Baqarah: 255 – Ayat Kursi)
📌 Makna Kursi dalam Tafsir Ulama
- Ibnu Abbas: Kursi adalah ilmu Allah yang meliputi segala sesuatu.
- Imam Mujahid: Kursi lebih besar dari langit dan bumi.
Dalam hadits riwayat Ibnu Abi Syaibah, disebutkan bahwa Kursi Allah lebih besar dari langit dan bumi, tetapi lebih kecil dibandingkan Arsy-Nya.
3. Arsy Allah yang Maha Besar
a) Arsy Lebih Besar dari Langit dan Kursi
"Dan Tuhan yang memiliki Arsy yang agung."
(QS. At-Taubah: 129)
📌 Perbandingan dalam Hadits
Rasulullah ﷺ bersabda:
"Perbandingan langit dan bumi dengan Kursi Allah seperti cincin yang dilempar di padang pasir. Dan perbandingan Kursi dengan Arsy Allah seperti cincin yang dilempar di padang pasir."_
(HR. Ibnu Abi Syaibah dan Al-Baihaqi)
✅ Kesimpulan:
- Langit dan bumi kecil dibandingkan Kursi.
- Kursi sangat kecil dibandingkan Arsy.
b) Arsy Allah Ditetapkan di Atas Air
"Dan Arsy-Nya berada di atas air."
(QS. Hud: 7)
📌 Makna:
- Arsy adalah makhluk Allah yang pertama kali diciptakan.
- Sebelum penciptaan langit dan bumi, Arsy sudah ada di atas air.
4. Hadits tentang Kebesaran Arsy
📌 Hadits tentang Malaikat Pemikul Arsy
Rasulullah ﷺ bersabda:
"Aku diizinkan untuk berbicara tentang satu malaikat dari para malaikat pemikul Arsy. Jarak antara cuping telinganya dan pundaknya sejauh perjalanan 700 tahun."
(HR. Abu Dawud, Ibnu Abi Syaibah, dan At-Thabrani)
✅ Makna:
- Malaikat pemikul Arsy saja sangat besar, apalagi Arsy itu sendiri.
Kesimpulan
- Langit sangat luas, tetapi masih lebih kecil dibandingkan Kursi Allah.
- Kursi Allah lebih besar dari langit dan bumi, mencakup semuanya.
- Arsy Allah adalah yang terbesar, lebih besar dari Kursi.
- Malaikat pemikul Arsy saja berukuran sangat besar, menunjukkan betapa luasnya Arsy.
🌟 Luasnya langit, Kursi, dan Arsy Allah menunjukkan keagungan dan kebesaran-Nya yang tak terbatas!
Dalil dan Alasan Jibril Tidak Mampu Melewati Sidratul Muntaha
Ketika Rasulullah ﷺ melakukan Isra' Mi'raj, beliau mencapai Sidratul Muntaha, sedangkan Jibril berhenti dan tidak bisa melanjutkan perjalanan. Hal ini menunjukkan bahwa bahkan malaikat seagung Jibril memiliki batasan dalam mendekati Allah.
1. Dalil dari Hadits
Dalam beberapa riwayat, Jibril berkata kepada Rasulullah ﷺ di Sidratul Muntaha:
"Ya Muhammad, ini adalah tempatku. Aku tidak bisa melampauinya. Jika aku melampaui sejengkal saja, niscaya aku akan terbakar."
(HR. Al-Baghawi dalam Ma‘alim at-Tanzil)
📌 Makna hadits ini:
- Jibril tidak memiliki izin untuk melampaui Sidratul Muntaha.
- Cahaya Allah begitu dahsyat, hingga Jibril pun tidak mampu menahan keagungan dan kedahsyatannya.
- Hanya Rasulullah ﷺ yang diperkenankan Allah untuk terus melanjutkan perjalanan.
2. Dalil dari Al-Qur'an
Allah berfirman tentang peristiwa ini:
"Di sisi Sidratul Muntaha. Di dekatnya ada Surga al-Ma’wa. Ketika Sidratul Muntaha diliputi oleh sesuatu yang meliputinya. Penglihatan (Nabi) tidak berpaling dan tidak melampaui batas. Sungguh, dia telah melihat sebagian tanda-tanda (kebesaran) Tuhannya yang paling besar."
(QS. An-Najm: 14-18)
📌 Makna Ayat:
- Sidratul Muntaha adalah batas akhir semua makhluk.
- Hanya Rasulullah ﷺ yang bisa melanjutkan perjalanan ke tempat yang lebih tinggi.
- Di sini, Nabi Muhammad ﷺ melihat sebagian tanda kebesaran Allah yang sangat besar.
3. Mengapa Jibril Tidak Bisa Melewati Sidratul Muntaha?
-
Batas Makhluk dalam Mendekati Allah
- Semua makhluk, termasuk malaikat memiliki batas dalam mendekati Allah.
- Jibril adalah makhluk, sedangkan Rasulullah ﷺ diberikan keistimewaan lebih.
-
Cahaya Ilahi yang Dahsyat
- Dalam hadits lain, Rasulullah ﷺ bersabda:
"Sesungguhnya Allah memiliki 70.000 hijab dari cahaya dan kegelapan. Jika Dia membukanya, maka cahaya wajah-Nya akan membakar makhluk-Nya."
(HR. Ibnu Majah dan Al-Hakim) - Cahaya Allah begitu kuat, hingga Jibril pun tidak sanggup menahannya.
- Dalam hadits lain, Rasulullah ﷺ bersabda:
-
Sidratul Muntaha sebagai Batas Segala Makhluk
- Menurut tafsir ulama, Sidratul Muntaha adalah batas akhir alam semesta.
- Tidak ada makhluk yang bisa melewati batas ini, kecuali Rasulullah ﷺ atas izin Allah.
Kesimpulan
✅ Dalil dari Hadits dan Al-Qur’an menunjukkan bahwa Jibril tidak bisa melewati Sidratul Muntaha.
✅ Cahaya keagungan Allah terlalu dahsyat, sehingga Jibril tidak sanggup melanjutkan perjalanan.
✅ Hanya Rasulullah ﷺ yang diberi izin untuk terus naik dan menerima wahyu langsung dari Allah.
🌟 Ini adalah salah satu bukti kemuliaan Rasulullah ﷺ di atas seluruh makhluk, termasuk para malaikat.
Apa Yang Ada Di Bawah Arsy Allaah ?
Arsy adalah makhluk Allah yang paling besar dan paling tinggi. Banyak hadits dan ayat Al-Qur'an yang menjelaskan tentang makhluk-makhluk yang berada di bawah Arsy, termasuk air, Kursi, surga, malaikat, dan sebagainya.
1. Air yang Berada di Bawah Arsy
📖 Dalil:
"Dan Arsy-Nya berada di atas air."
(QS. Hud: 7)
📌 Maknanya:
- Sebelum penciptaan langit dan bumi, Arsy Allah sudah ada di atas air.
- Air ini bukan air biasa, tetapi ciptaan khusus Allah yang mendukung eksistensi Arsy.
📖 Hadits:
"Sesungguhnya Allah ada, dan tidak ada sesuatu pun sebelum-Nya. Arsy-Nya berada di atas air, kemudian Dia menciptakan langit dan bumi."
(HR. Bukhari, no. 3191)
2. Kursi Allah di Bawah Arsy
📖 Dalil:
"Kursi-Nya meliputi langit dan bumi."
(QS. Al-Baqarah: 255)
📌 Penjelasan Ulama:
- Kursi lebih kecil dibandingkan Arsy.
- Dalam hadits, Rasulullah ﷺ bersabda:
"Perbandingan Kursi dengan Arsy seperti cincin yang dilempar di padang pasir."
(HR. Ibnu Abi Syaibah & Al-Baihaqi)
📌 Kesimpulan:
- Kursi berada di bawah Arsy dan mencakup langit serta bumi.
3. Malaikat Pemikul Arsy
📖 Dalil:
"Dan para malaikat yang memikul Arsy Tuhanmu di atas mereka, pada hari itu ada delapan (malaikat)."
(QS. Al-Haqqah: 17)
📌 Penjelasan Hadits:
Rasulullah ﷺ bersabda:
"Aku diizinkan untuk berbicara tentang satu malaikat pemikul Arsy. Jarak antara cuping telinganya dan pundaknya adalah perjalanan 700 tahun."
(HR. Abu Dawud)
📌 Kesimpulan:
- Malaikat pemikul Arsy berada di bawah Arsy.
- Mereka makhluk yang sangat besar dan jumlahnya delapan.
4. Surga Berada di Bawah Arsy
📖 Dalil:
Rasulullah ﷺ bersabda:
"Sesungguhnya di surga ada seratus tingkatan yang disediakan Allah bagi orang-orang yang berjihad di jalan-Nya. Jarak antara satu tingkatan dan tingkatan lain seperti antara langit dan bumi. Firdaus adalah tingkatan surga yang paling tinggi, dan Arsy Allah berada di atasnya. Dari sanalah mengalir sungai-sungai surga."
(HR. Bukhari, no. 2790)
📌 Kesimpulan:
- Surga Firdaus adalah tingkatan tertinggi dalam surga, dan Arsy berada di atasnya.
- Sungai-sungai surga mengalir dari bawah Arsy.
5. Lauhul Mahfuzh di Bawah Arsy
📖 Dalil:
"Sesungguhnya ini adalah bacaan yang sangat mulia, dalam kitab yang terpelihara (Lauhul Mahfuzh)."
(QS. Al-Waqi’ah: 77-78)
📖 Hadits:
Rasulullah ﷺ bersabda:
"Lauhul Mahfuzh berada di bawah Arsy."
(HR. Al-Baihaqi dalam Al-Asma' wa Ash-Shifat)
📌 Kesimpulan:
- Lauhul Mahfuzh (kitab catatan takdir) berada di bawah Arsy.
- Semua ketetapan takdir tertulis di dalamnya.
Kesimpulan
✅ Di bawah Arsy Allah terdapat:
- Air yang menopang Arsy
- Kursi Allah (lebih kecil dari Arsy)
- Malaikat pemikul Arsy (jumlahnya delapan)
- Surga, khususnya Firdaus
- Lauhul Mahfuzh (catatan seluruh takdir)
📌 Pelajaran:
- Arsy adalah makhluk paling besar dan berada di atas seluruh makhluk lainnya.
- Semua makhluk tunduk kepada Allah, termasuk malaikat pemikul Arsy.
- Hanya Allah yang Maha Tinggi, tidak ada yang menyamai-Nya.
🌟 Subhanallah! Begitu besar kekuasaan Allah atas seluruh alam semesta.
Perumpamaan Arsy dalam Diri Manusia
Dalam tasawuf dan filsafat Islam, makrokosmos (alam semesta) sering disamakan dengan mikrokosmos (diri manusia). Oleh karena itu, Arsy yang merupakan bagian tertinggi dari ciptaan Allah bisa dianalogikan dengan bagian tertinggi dalam diri manusia.
Beberapa Perumpamaan Arsy dalam Diri Manusia:
-
Arsy sebagai Qalb (Hati Ruhaniyah)
📖 Hadits Qudsi:"Tidaklah langit-Ku dan bumi-Ku dapat mencakup-Ku, tetapi hati hamba-Ku yang beriman dapat mencakup-Ku."
(HR. Al-Bayhaqi dalam Al-Asma' wa Ash-Shifat)📌 Makna:
- Arsy adalah tempat Allah bersemayam secara maknawi, bukan dalam arti fisik.
- Qalb (hati ruhaniyah) dalam diri manusia adalah tempat maknawi untuk mengenal Allah.
- Semakin suci hati seseorang, semakin ia dekat dengan Allah, seperti Arsy yang berada paling tinggi di alam semesta.
- Arsy sebagai Akal atau Kesadaran Spiritual
- Dalam filsafat Islam, akal tertinggi dalam diri manusia diibaratkan sebagai Arsy.
- Arsy adalah pusat kendali alam semesta, sebagaimana akal manusia adalah pusat kendali tubuh dan jiwa.
- Seseorang yang mencapai kesadaran spiritual tertinggi diibaratkan telah "menyentuh" hakikat Arsy dalam dirinya.
-
Arsy sebagai Ruh Ilahiyah dalam Diri
📖 Dalil:"Dan Aku tiupkan ke dalamnya (Adam) ruh-Ku."
(QS. Al-Hijr: 29)📌 Makna:
- Ruh Ilahi dalam diri manusia adalah unsur tertinggi yang berasal dari Allah.
- Sebagaimana Arsy adalah puncak alam semesta, ruh adalah puncak hakikat manusia.
-
Arsy sebagai Kedamaian dan Ketenangan Jiwa
📖 Dalil:"Dialah Tuhan yang Maha Pemurah, yang bersemayam di atas Arsy."
(QS. Thaha: 5)📌 Makna:
- "Bersemayam di atas Arsy" menunjukkan bahwa Allah mengatur alam dengan kebijaksanaan dan ketenangan.
- Dalam diri manusia, seseorang yang mencapai ketenangan jiwa seolah telah mencapai ‘Arsy dalam batinnya.
Kesimpulan
✅ Arsy bisa disamakan dengan beberapa aspek tertinggi dalam diri manusia:
- Hati Ruhaniyah (Qalb) → Sebagai pusat maknawi untuk mengenal Allah.
- Akal Spiritual → Sebagai pusat kesadaran tertinggi.
- Ruh Ilahiyah → Sebagai bagian paling mulia dalam diri manusia.
- Ketenangan Jiwa → Sebagai kondisi tertinggi dalam perjalanan spiritual.
💡 Semakin seseorang menyucikan hatinya, menguatkan akalnya, dan menenangkan jiwanya, semakin ia mendekati makna ‘Arsy dalam dirinya.
Bagaimana Arsy Bisa Berguncang?
Ada beberapa riwayat lain yang menyebutkan Arsy bisa berguncang dalam keadaan tertentu, terutama saat kematian seorang hamba yang sangat mulia di sisi Allah.
1. Arsy Berguncang karena Kematian Seorang Hamba Mulia
📖 Hadits Shahih:
Rasulullah ﷺ bersabda:
"Sesungguhnya Arsy berguncang karena kematian Sa’ad bin Mu’adz."
(HR. Bukhari, no. 3803; Muslim, no. 2466)
📌 Penjelasan:
- Sa’ad bin Mu’adz adalah sahabat yang sangat mulia dan pemimpin kaum Anshar.
- Ketika ia wafat, Arsy berguncang sebagai tanda penghormatan.
- Ini menunjukkan kedekatan seorang hamba dengan Allah dapat mempengaruhi alam tertinggi.
2. Makna Guncangan Arsy dalam Perspektif Ulama
Para ulama berbeda pendapat mengenai makna "Arsy berguncang":
✅ Pendapat 1: Guncangan Hakiki
- Sebagian ulama mengartikan secara literal, bahwa Arsy benar-benar mengalami guncangan sebagai tanda keagungan peristiwa tersebut.
✅ Pendapat 2: Guncangan Maknawi
- Imam An-Nawawi berpendapat bahwa "guncangan" ini adalah bentuk penghormatan Allah terhadap Sa’ad bin Mu’adz.
- Maknanya bukan guncangan fisik, melainkan sebagai tanda kebanggaan para malaikat atas ruh seorang hamba mulia.
✅ Pendapat 3: Guncangan karena Para Malaikat
- Sebagian ulama mengatakan bahwa yang berguncang bukan Arsy secara langsung, melainkan para malaikat pemikul Arsy yang bergembira menyambut ruh Sa’ad bin Mu’adz.
3. Arsy Berguncang Karena Perbuatan Zalim
📖 Hadits:
Rasulullah ﷺ bersabda:
"Janganlah kalian menzalimi seseorang, karena doa orang yang terzalimi akan naik ke langit dan Arsy akan berguncang karenanya."
(HR. Al-Baihaqi dalam Syu’abul Iman)
📌 Makna:
- Doa orang yang dizalimi sangat dahsyat hingga mencapai Arsy.
- Allah tidak ridha terhadap kezaliman, dan ini menyebabkan "guncangan" di alam gaib.
Kesimpulan:
✅ Arsy bisa berguncang dalam beberapa keadaan:
- Saat wafatnya seorang hamba yang sangat mulia, seperti Sa’ad bin Mu’adz.
- Sebagai tanda kebesaran dan kemuliaan suatu peristiwa di alam gaib.
- Saat doa orang yang dizalimi naik ke langit, menunjukkan kemurkaan Allah terhadap kezaliman.
💡 Guncangan ini bisa bersifat hakiki (fisik) atau maknawi (simbolik) sebagai tanda keagungan suatu peristiwa.
0 komentar:
Posting Komentar